Keduanya menghabiskan waktu hingga sepuluh menit bermesraan di ruangan Lily hingga akhirnya suara panggilan Rune dari balik pintu menggugah keduanya.
"Kalian mau makan siang?" tanyanya. "Papa sudah memanggil kalian."
"Iya, sebentar!" London buru-buru bangkit dari sofa dan merapikan pakaiannya. Ia juga membantu L bangun dan merapikan kancing-kancing pakaian gadis itu yang tadi sempat menjadi sasaran tangan mesumnya. Ugh, kalau tidak ada Rune, mungkin tadi mereka sudah berbuat terlalu jauh.
"Ayo, Sayang... kita ditunggu di ruang makan," bisiknya.
Dengan wajah bersemu merah keduanya masuk ke ruang makan dan menemukan Finland, Caspar dan Rune menghadapi meja berisi kue-kue.
"Kalian bisa menikmati kue sambil aku dan London membuat masakan sederhana, ya." Caspar menarik bahu anak laki-lakinya ke dapur. "Kalian ngobrol saja di sini."
"Kami sebenarnya baru sarapan kesiangan, Pa. Aku sih masih kenyang," London mengaku.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com