Ren tertegun mendengar kata-kata Alaric. Ia menatap ayah mertuanya dengan wajah penuh tanda tanya.
"Aku tidak mengerti maksud Tuan..." kata pemuda itu dengan sopan. Walaupun pernyataan Alaric sangat mengejutkan, ia selalu dapat menguasai dirinya dan tidak menampakkan emosinya ke permukaan.
"Kau ini genius kan? Masa hal sesederhana itu saja tidak mengerti?" kecam Alaric sambil menatap Ren lekat-lekat. Ia kembali teringat saat Vega tidur sambil bermimpi buruk. Tangannya yang sedang menggenggam gelas wine-nya mencengkram gelas itu dengan kuat.
Ren dapat melihat hal itu dan segera menyadari ada sesuatu yang mengganggu pikiran Alaric.
"Apakah aku melakukan kesalahan?" tanya Ren lagi.
"Kau tahu, Ren... Kau mengingatkanku kepada ayahmu," kata Alaric tiba-tiba. "Ia sangat mirip denganmu. Ia juga genius, menguasai banyak bahasa, dan sangat visioner. Tetapi satu hal yang sangat berbeda. Ia tidak pernah menyakiti wanita."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com