Ren menoleh ke arah Fee saat mendengar suara gadis itu. Sepasang mata biru indahnya tampak berkaca-kaca, membuat hati Ren tersentuh.
Ren lalu menaruh gelas wine-nya ke meja dan sesaat kemudian, tangan kirinya membelai rambut panjang Fee yang tergerai indah ke bahunya.
"Mengapa kau menangis?" bisiknya.
Tangan kanannya kemudian menahan bahu gadis itu saat ia mendekatkan wajahnya ke wajah Fee, dan mencium bibirnya. Ciuman itu manis dan sangat menyenangkan.
Semuanya terjadi dengan begitu alami, dan Fee sama sekali tidak menolak atau menjadi canggung. Tubuhnya merespons ciuman Ren begitu saja. Ia lalu membiarkan pria itu mencium bibirnya, semula perlahan dan lembut, kemudian menjadi semakin agresif.
Saat Ren memasukkan lidahnya menjelajahi mulut Fee dan membelit lidahnya, gadis itu membalas ciuman Ren. Ia tidak berpengalaman dan tekniknya buruk, tetapi pelan-pelan Ren mengajarinya dengan sabar.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com