Setelah lagunya selesai, L mengangkat wajahnya dan mengamati London yang masih berdiri terpaku di belakangnya.
"Kau suka?" tanyanya dengan suara malu-malu. "Aku sedang bosan, jadi aku menulis banyak lagu. Tidak enak rasanya hanya diam di rumah, tanpa bisa kemana-mana."
London lalu tergugah. Ia mengerti perasaan L. Gadis itu terkurung di dalam rumah tanpa dapat kemana-mana karena kondisi kehamilannya. Selain karena kehamilannya tidak ia inginkan, reputasinya sebagai seorang artis pendatang baru juga menjadi taruhan kalau sampai ada yang mengenalinya di luar sana, dalam kondisi hamil di luar nikah.
London kembali merasa bersalah. L tidak akan mengalami nasib begini kalau bukan karena dirinya. Walaupun L berkali-kali mengatakan London tidak bersalah dan ini merupakan sepenuhnya perbuatan jahat Stephan, tetap saja sebagai lelaki baik-baik hati nuraninya tersentuh.
Tinggal tiga setengah bulan lagi, dan semuanya akan berakhir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com