Begitu Nicolae memberi tahu Lauriel, Caspar dan Finland bahwa Aleksis sudah bersedia bertemu mereka, ketiganya tidak membuang waktu segera menuju ke rumah pemuda itu untuk menemui Aleksis.
"Aleksis!!!" Begitu pintu dibuka, Finland segera menghambur memeluk anaknya yang sudah dua bulan kabur dari rumah. "Mama sangat merindukanmu..."
Ia sudah melihat perut Aleksis yang membesar, tetapi dalam sekejap Finland berhasil menata hatinya dan sama sekali tidak menyinggung hal itu. Ia memeluk Aleksis dengan penuh kasih sayang dan mengusap-usap kepala anaknya.
"Mama..." Aleksis hanya bisa menangis tanpa air mata di bahu ibunya. Air matanya telah kering karena ia menangis terus selama dua bulan terakhir ini.
Caspar dan Lauriel yang masuk menyusul Finland hanya bisa berdiri termangu. Mereka sudah menyadari kondisi Aleksis yang kini tengah hamil dan untuk sesaat mereka tak tahu apa yang harus dilakukan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com