webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasie
Zu wenig Bewertungen
92 Chs

Bingkisan

Setelah Arna dan Nel pergi, di ruangan itu hanya tersisa Orion dan Anna. Anna masih menggenggam tangan Orion, Orion bisa mengerti keadaannya. Dia mengerti bahwa anak-anak mudah untuk takut kepada kegelapan.

"Karena sudah malam, bagaimana jika kakak tidur saja? Untuk istirahat yang cukup" Orion menatap Anna.

"Ya" Anna mengangguk.

"Aku akan tidur disini, kakak bisa tidur di kasur. Kakak lebih membutuhkan itu" Orion berkata.

"Aku..." Anna ingin mengatakan sesuatu, tapi dia terlihat ragu.

"Sudah, jangan merasa tidak enak begitu. Aku tidak keberatan"

"Bukan itu"

"Lalu?"

"Aku ingin tidur dengan Orion" Anna berkata, wajahnya tampak merah.

"....."

"Boleh" Orion berkata sambil tersenyum tipis.

"Benarkah!!" Anna menjadi semangat kembali.

"Ya, tentu saja. Bukankah kita biasanya tidur bersama juga"

Anna dan Orion sekarang berbaring di kasur, kasur itu cukup untuk ukuran tubuh mereka sehingga mereka tidak perlu berdempetan.

"Kalau begitu, selamat malam kak" Orion berkata sambil membalikkan badannya, kini punggungnya yang menghadap ke Anna.

"Ya...Selamat malam" Anna mengangguk pelan.

.....

Malam terus berlangsung, awan bergerak di dorong angin, bulan menyinari tempat yang bisa dicapai olehnya. Di kamar rawat Orion, tidak ada lagi pencahayaan. Sebelum tidur, Orion sudah mematikan lampu.

Hanya sedikit cahaya bulan yang indah masuk lewat jendela dan menerangi sebagai kecil ruangan itu, hanya suara nafas yang teratur terdengar di ruangan itu. Orion sudah menutup matanya, namun tidak dengan Anna.

Setelah Orion mengucapkan selamat malam beberapa menit yang lalu, dia belum juga bisa menutup matanya dan tertidur. Dia tidak ingin mengganggu adiknya yang masih dalam perawatan itu, dia hanya diam sambil menatap punggung Orion. Dibelakangnya terpampang kegelapan yang tidak terjamah oleh cahaya bulan.

Dia takut berbalik dan melihat ke kegelapan itu, namun pada saat bersamaan. Dia merasa aman dan nyaman berada di dekat adiknya itu, seolah kegelapan itu hanyalah sebuah warna tanpa ada hal yang mengerikan di sana.

"Orion..." Anna berkata dengan suara pelan yang bisa di keluarkan olehnya, dia tidak ingin Orion terbangun karena itu.

"Terima kasih karena sudah menemukan ku disana...." Anna menatap punggung Orion.

"Aku...." Anna terdiam sesaat.

"Aku....Sangat takut..." Suara Anna terdengar bergetar, air mata mengalir kembali. Dia kembali mengingat kejadian ketika dia melihat banyak kegelapan di gang-gang itu.

Anna langsung menahan tangis dan suaranya, tubuh bergetar karena menahan Isak tangisnya itu. Dia takut akan kegelapan, sangat takut. Ketika berada di dalam gang itu, membuatnya mengerti arti dari kegelapan yang dia takuti itu.

"Kegela....pan...Sangat menakutkan, Orion..." Anna langsung memeluk Orion, kegelapan yang dari tadi tidak dia pedulikan menjadi semakin terasa. Rasa dingin tiba-tiba muncul di punggungnya, padahal dia menggunakan selimut.

Dengan memeluk Orion membuatnya sedikit membaik namun dia masih bisa merasakan kegelapan yang ada di belakangnya, seperti siap menariknya masuk ke sana dan tidak akan pernah keluar.

TAP

Tiba-tiba Anna merasakan kehangatan melingkari tubuhnya, punggungnya yang terasa dingin menjadi hangat. Anna membuka matanya, sepasang mata emas bertemu dengan mata coklatnya.

Mata yang tenang dan terlihat indah, Orion menatap Anna. Anna langsung menjadi malu, wajah merona dan tambah gugup seiring menatap Orion yang berada di hadapannya.

"Kenapa kau menangis, kak?" Orion mengusap air mata yang masih tersisa di kelopak matanya.

"I-Ini hanya debu" Hanya dalam sesaat, Anna sudah tidak merasakan kegelapan yang dingin dan mengganggu di belakangnya.

"Oh, begitu. Lalu, kenapa kau belum tidur juga?"

"Itu....Aku...." Anna kebingungan mencari kalimat yang tepat untuk berbohong.

"Sudah, sekarang tidur saja" Orion berkata.

"Ya.." Anna mengangguk dan menutup matanya

"..."

"..."

"Ada apa kak? Kenapa mata mu bergedik begitu?"

"Ba-bagaimana aku bisa tidur jika kau terus menatap ku!!" Anna kembali membuka matanya, rona merah menghiasi wajahnya.

"Kalau aku tidak melihat mu terus, bisa-bisa kau tidak akan tidur"

"Tapi aku tidak bisa tidur jika di tatap begitu"

"Jangan memikirkan itu, sekarang ikuti instruksi ku...."

"Tutup mata mu, kak" Orion berkata, Anna pun mengikuti instruksi itu.

"Sekarang dengarkan suara ku...."

"Bayangkan kau sedang berada di hamparan rumput hijau di malam hari....Suara angin malam yang lembut memanjakan telinga....Tiada kegelapan karena cahaya bulan yang indah dan dingin...."

"Perlahan namun pasti, kau merasakan matamu semakin berat dan lelah....Tubuhmu mengingat setiap kelelahan yang selama ini kau alami..... Rumput hijau yang nyaman itu menjadi kasur dan udara lembut tidak membuat mu dingin...." Orion menatap Anna, dia sudah tertidur.

"Sudah kuduga, kau pasti sangat takut pada kegelapan...Orang-orang bukan takut pada kegelapan saja, tapi mereka takut pada apa yang ada di dalam kegelapan itu. Itu sudah wajar, selamat malam. Anna" Orion kembali menutup matanya.

.....

Orion dan keluarganya sedang dalam perjalanan kembali ke desa Hillos, Orion sudah diperbolehkan untuk pulang. Dia pulang tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada Arna, Nel atau Sert. Menurutnya itu hanya akan menarik perhatian orang-orang.

"Orion, bagaimana jika kita pergi berburu ketika sudah sampai di desa nanti? Apa kamu mau?" Sol berkata, dia dan May duduk di bagian depan. Orion dan Anna berada di belakang dengan kesibukan masing-masing.

"Aku mau!!!" Orion menjawab dengan antusias.

"Memangnya kalian mau berburu ke mana?" May bertanya.

"Rahasia" Sol berkata.

"Kalau begitu makan malam nanti juga rahasia" May berkata.

"Eee...Itu terlalu...Lalu bagaimana dengan rebusan jamur nya?" Sol bertanya, dia terdengar sedikit takut.

"Rahasia" May membalas.

"..." Sol menundukkan kepalanya dan itu membuat anak serta istrinya tertawa.

"Ayah, memangnya kau dan Orion mau berburu apa?" Anna bertanya.

"Untuk Orion yang masih baru, mungkin kita akan memburu kelinci saja. Bagaimana, apa kamu masih tertarik? Orion?"

"Aku tetap tertarik, justru lebih baik memulai dari dasar" Orion menjawab.

"Tapi, ayah rasa kamu akan mudah melakukannya. Kamu adalah anak yang hebat"

"Ayah terlalu memuji ku"

"Ayah, aku ingin ikut" Anna berkata.

"Bukankah setiap kali ayah mengajak mu, kamu selalu menolak. Kenapa sekarang mau ikut?"

"Sebelum karena hanya aku sendiri saja, tapi sekarang ada Orion dan itu tidak membuat ku merasa kesepian" Anna berkata sambil memeluk Orion.

"Baiklah, jika kamu memang mau. Maka tidak masalah"

"Kalau begitu, ibu juga ikut" May berkata.

"Eh? Ibu ingin ikut juga?" Orion sedikit tidak menyangka.

"Ya, kita bisa sekalian piknik. Piknik keluarga pertama kita, pasti menyenangkan" May melihat ke Orion dan Anna yang berbeda di belakang.

"Piknik keluarga....." Orion berkata dengan pelan.

"Kita juga bisa membawa beberapa teman-teman kalian, seperti Iona, Zealot dan kedua gadis kembar itu. Kiara dan Kiana" May berkata.

"Eee...Ibu, bisakah kita tidak mengajak mereka?" Orion berkata, itu membuat Anna melihat dengan heran ke dirinya.

"Memangnya ada apa, Orion? Apakah salah satu dari mereka berlaku buruk pada mu?" May terdengar khawatir.

"Tidak, Bu. Mereka semua baik, tapi...Karena ini adalah piknik pertama ku bersama kalian, aku hanya ingin menghabiskan waktu bersama kalian...."

"Apa boleh Bu?" Orion terdengar ragu, namun jauh di hatinya. Dia memang menginginkan itu, piknik bersama keluarga barunya.

"Tentu, sayang. Kita akan mengajak teman-teman kalian lain kali saja" May mengusap kepala Orion.

"Terima kasih Bu" Orion tersenyum.

"Kamu sangat manis dan lucu saat tersenyum, sering-seringlah begitu anak ku" May berkata sambil mencubit kedua pipi Orion.

"Ah, ibu. Sakit!!" Orion berkata dan itu membuat seluruh keluarganya tertawa.

"Nah, kita sudah dekat dengan desa" Sol berkata, Orion dan Anna melihat keluar. Desa sudah tampak dekat, dengan orang-orang yang berkumpul di depan gerbang.

Kereta kuda memasuki desa, dalam sesaat langsung berada di kerumunan orang-orang. Mereka bertanya soal keadaan Orion, Orion yang mendengar itu terdiam. Dia tidak menyangka bahwa orang-orang desa akan begitu menghawatirkan dirinya begitu.

Dia bisa tahu, mana orang yang khawatir hanya untuk formalitas dan mana yang memang murni khawatir. Karena dia sudah melihat sifat asli dari banyak manusia di dunianya, namun seluruh penduduk desa Hillos benar-benar khawatir padanya.

'Aku mungkin tidak akan bosan untuk mengatakan ini...."

"Mereka semua adalah orang-orang baik dan ku harap nasib mereka tidak seperti orang baik kebanyakan, apalagi keluargaku...jangan sampai mereka mengalami hal-hal buruk' Orion melihat ke Anna yang sedang menyapa teman-temannya.

"Kita sampai..." Sol berkata, kereta kuda sudah berhenti.

Orion yang merupakan orang yang dinyatakan menjadi korban pun, langsung di kelilingi oleh orang-orang yang bertanya bagaimana keadaannya. Orion menjadi sedikit gugup dengan situasi itu, sangat jarang orang-orang memperlakukan nya seperti itu.

Selain bertanya tentang keadaannya, mereka juga memberi Orion beberapa bingkisan seperti buah, cemilan, dan bahkan hadiah berupa pakaian yang dia sangat yakin bahwa orang yang sakit tidak pernah di beri bingkisan pakaian.

"Sudah, sudah, sudah. Anak ku baru kembali dari rumah sakit, kalau di kerumuni begitu. Bisa-bisa dia kembali sakit" May berkata sambil mencegah orang-orang mendekat.

"May, kau berlebihan sekali. Kami kan juga mau mengusap Orion, anak itu sudah seperti anak kami juga" salah satu wanita berkata dan perkataannya juga di dukung oleh wanita-wanita yang lainnya.

"Tidak boleh, dia masih sakit dan juga. Orion ini bukan benda yang bisa di usap sesuka hati" May menggeleng.

"Setidaknya kami ingin melihat, anak itu seperti malaikat. Manis dan menggemaskan"

"Hah..." May menghembuskan nafas panjang, lalu menyingkir dari sana.

"Nah, Orion. ini buah-buahan, ini sangat baik untuk kamu yang baru dari rumah sakit. Kamu makan, ya..." Seorang wanita memberikan sebuah keranjang yang berisi buah-buahan.

"Eh? Iya, bibi. Terima kasih" orion menerima buah itu sambil mengangguk.

"Ini coklat, kamu suka coklat kan? Di makan, ya..." Seorang wanita lainnya memberi sebuah kotak kecil ke orion.

"Ah, iya. Terima kasih, bibi..." Orion menerima itu dan kembali mengangguk, dia melirik ke belakang wanita itu. Terdapat banyak orang yang berbaris, menunggu untuk memberinya bingkisan.

'Ah, kenapa berakhir begini? Ini cukup panjang'

Pada akhirnya orion tetap menerima semua "Bingkisan" itu, dia tidak ingin orang-orang akan merasa tidak nyaman jika dia menolak pemberian mereka. Dan lagipula, dia tahu bahwa dia sama sekali tidak rugi apapun.

'Ah, kakiku lelah. Berdiri terlalu lama tanpa bergerak sama sekali memang melelahkan, apa lagi dengan tubuh ini....' Orion yang sedang duduk sambil mengusap kakinya melihat ke tangannya sendiri, dia memikirkan sesuatu.

TAP

Orion kembali tersadar dari lamunannya, tangan Anna sedang mengusap kakinya. Orion tentu merasa tidak enak jika kakaknya harus menyentuh kakinya sendiri.

"Kakak, kau tidak perlu melakukan itu..." Orion menyingkirkan tangan Anna.

"Tidak apa, kau pasti kelelahan. Berdiri selama itu tanpa bergerak, sudah biarkan saja..." Anna kembali mengusap kakinya, Orion kali ini membiarkannya.

"Tapi, nanti aku akan minta gantinya" Anna berkata.

"Baik, aku akan memijat kaki kakak nanti"

"...." Anna hanya tersenyum.

"Kak, apa semua orang desa begitu?"

"Begitu, maksudnya?"

"Maksudku, apa mereka selalu begitu jika ada yang sakit?"

"Setahuku, tidak. Ini pertama kali aku melihatnya"

"....."

"Kau tahu, Orion. Ketika kami sedang berkumpul, ada beberapa anak yang mengatakan bahwa ibu atau ayah mereka sendiri tidak pernah melakukan itu kepada mereka. Dan itu membuat yang lainnya tertawa" Anna terkekeh.

"Kurasa mereka terlalu berlebihan, hanya untuk menyambut ku"

"Itu bukti, bahwa mereka peduli dan sayang pada mu. Orion, kau bukan hanya anak dari ayah dan ibu. Kau merupakan anak dari desa Hillos, yang berarti..."

"Semua orang tua yang ada disini adalah ayah dan ibu mu, semua yang ada di desa adalah keluarga. Itu berlaku juga untuk ku dan yang lainnya, semua paman dan bibi disini menganggap kami anak mereka..."

"Kau mengerti sekarang?"

"Aku mengerti, tapi tindakan itu membuat ku sedikit tidak nyaman. Aku tidak ingin membuat musuh dengan anak-anak di sini, aku takut mereka akan iri kepada ku"

"Tidak, mereka tidak begitu...."

"..."

"Orion, kamu sudah mandi?" May datang dari dapur.

"Umm, belum" Orion menggeleng.

"Kalau begitu, sana. Mandi, makan malam hampir siap"

"Baik, Bu" Orion berdiri.

"Nah, ayo mandi. Orion" Anna juga ikut berdiri, itu membuat Orion terkejut. Dia tidak ingat pernah mengizinkan Anna untuk mandi bersamanya.

"Eh, tidak secepat itu. Kamu sudah selesai mandi, Anna. Kamu harus membantu ibu dan mulai sekarang kamu tidak boleh masuk ke kamar mandi jika ada orion didalamnya" May menahan Anna.

"Tapi, Bu...Bukankah sebelumnya tidak masalah" Anna menatap ibunya.

"Sebelumnya? Anna, sudah berapa kali kamu mandi bersama Orion?" May terlihat terkejut.

"Masih sekali" Anna mengangkat 1 jarinya.

"Masih? Mulai sekarang kamu tidak boleh, pokoknya tidak boleh. Orion itu laki-laki dan kamu adalah perempuan, kalian tidak boleh mandi bersama. Ada batasan untuk kalian berdua"

'Baguslah, ibu sudah melarang Anna sekarang' Orion tersenyum di hatinya.

"Kalau begitu, aku mandi dulu" Orion pun pergi ke kamar mandi.

"Iya, jangan lama-lama. Makan malam sebentar lagi siap, ayo Anna" May membawa Anna ke dapur.