"Seorang Arsyi Darmawangsa Prima tak merasa memiliki adik seperti Arum. Yang tak sedikit pun mempunyai ciri-ciri seperti kita semua. Keluarga kita itu orang terpandang. Bapak adalah seorang aktor dan seniman yang diakui karya-karyanya. Ibu adalah musisi dengan jumlah pembelian lagu paling laris di Indonesia. Sedangkan kau adalah Ketua OSIS di sekolah dan anak band, pun aku yang menjadi kapten pada regu pemandu sorak, dan pemain teater paling favorit di sekolah. Sedangkan Arum? Dia tak jadi apa-apa karena beban kaca matanya yang berat itu.” Bagaimana menurutmu? Menjadi salah satu bagian dari keluarga yang mapan, terkenal, tapi tidak membuatku mendapatkan satu tetes pun hingar-bingar di dalamnya? Ya, aku orangnya. Anak bungsu dari pasangan seniman terkenal, tapi tak mewarisi darah seniman mereka. Bagaimana aku bisa memahami tentang filosofi bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri di saat kakak kandungku sendiri sudah berperan layaknya musuh terbesarku.