webnovel

Sebuah Kata Kerinduan

Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh. Untuk pertama kalinya dia peduli pada seseorang, untuk pertama kalinya dia jatuh cinta pada seseorang untuk pertama kalinya dia merasa kehilangan dan untuk pertama kalinya juga dia merasakan penyesalan yang tiada berakhir. Arkananta Sangkara harus kehilangan gadis yang dicintainya untuk selamanya. Menahan kesakitan setiap kerinduan menghantam hatinya. Tapi di antara sakit dan putus asa untuk merelakan hatinya kembali bergejolak penuh harapan. Pertemuan tak di sengaja dengan seorang gadis yang begitu mirip dengan gadis itu. Apakah tuhan sedang mengujinya atau sedang berbelas kasih atas segala kesakitan yang di deritanya selama ini. “Siapa kau!”. “Kau yang siapa! “Kau sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal!”. “Hei! Pria lajang kalau kau ingin mendekati seorang gadis jangan gunakan cara kuno seperti ini! Aku tidak percaya dengan sesuatu yang serba kebetulan! Jadi pergilah jangan menghalangi jalan ku!”. Wajah, mata, bibir, bahkan suaranya sangat mirip Arka berpikir jika gadis itu bangun dari kuburnya karena tidak tahan melihatnya dengan rasa sakit menahan kerinduan. Tapi kenapa sifat mereka sangat berbeda. Siapa kau sebenarnya! Apakah itu sungguh cinta pertamanya atau hanya seseorang yang sekedar mirip saja. Jika ada kesempatan manakah yang akan Arka pilih. Melepaskan cinta pertama yang telah lama meninggal atau memulai kisah baru dengan gadis yang mirip cinta pertamanya.

Ahra_August · Urban
Zu wenig Bewertungen
430 Chs

396. Kesakitan dalam Kesepian 2

Ramazan menghela napas "Ini yang terbaik, kau tidak lihat di sana.. dia sudah ada yang menjaganya, dan dia tidak membutuhkanku lagi.."

"Tapi, kau mencintainya.."

Ramazan tersenyum sinis "Cinta? Benar aku mencintainya, tapi cintaku hanya sebatas aku saja tidak ada tempat lagi di hatinya, dia sudah memiliki kehidupan yang bahagia, aku tidak seharusnya mengganggunya lagi. Nah, sofya apakah kita bisa pulang serakarng.? Kepalaku mulai sakit lagi.."

Sofya mendengus "Ini karena kau memaksa ingin pergi! Kau merusak suasana saja!" gerutu sofya tapi dia tetap membantu Ramazan untuk berdiri, "Ayo, hiro.. paman Rama sepertinya sudah lelah, kita harus kembali pulang sekarang.. bawa barangmu.." kata sofya pada putranya yang sudah berumur lima tahun."

Sofya membantu Ramazan sambil menopang tubuhnya, mereka keluar dari kafe. Dan selama itu mereka tidak lepas dari pandangan Arista. Dia mengerut kening heran. Jika hanya demam tidak akan selemah itu bukan? Tanya Arista dalam hatinya.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com