webnovel

Kau Gila, Aleena!

Dua cangkir teh sudah selesai dibuat oleh Hanum, untuk menemani mereka malam ini. Sementra Aleena sudah menunggu di teras rumahnya. Hanum pun menyusul dengan membawa dua cangkir teh tersebut.

"Aleena, ini tehnya. Kalau kemanisan bilang saja, yah," ujar Hanum sambil memberikan satu cangkir teh kepada Aleena.

"Terima kasih, Hanum," jawab Aleena sambil mengambil cangkir tersebut.

"Kau sudah beli cemilannya?"

"Sudah. Tapi tidak banyak. Cemilan di depan sudah pada habis. Ibunya belum beli lagi, katanya."

"Tidak apa, segini juga sudah cukup untuk kita berdua."

"Iya."

Jawaban singkat Aleena berhasil mematikan percakapan kali ini. Keduanya seolah hanya bisa berdiam diri tanpa mengatakan apapun. Ya, hanya diam sambil merasakan hembusan angin yang menerpa kulit mereka masing-masing.

Bukan tidak ingin berbicara, justru di kepala Hanum sangat banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan, hanya saja kecanggungan seolah tidak bisa pergi dari suasana saat ini.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com