Hidup seorang diri, membuat Eva kesepian. Dua hari sudah dirinya ditinggal sang suami pergi bersama istri mudanya. Sehari-hari yang Eva lakukan adalah merawat kebun bunganya yang berada di depan dan samping rumah.
Sebuah rumah minimalis yang berada di pinggiran desa Wanadadi. Udara yang bersih serta sejuk membuat suasana tenang di hati.
"Hemmm ... bunga-bungaku indah dan harumnya," lirih Eva, menikmati semerbak aroma wangi bunga melati yang ia tanam di samping rumah.
Apalagi di pagi hari, bunga itu menyeruak mengisi udara sekitar. Menambah kesejukan dan aura dingin yang menembus rongga tulang.
Pagi yang indah, di sekeliling tanaman bunga itu, kupu-kupu terbang menari mengitari dan menyerap nektar yang ada di dalam bunga.
"Kupu-kupu ini nasibnya lebih beruntung dariku. Mereka memiliki banyak temanya terbang bersamanya." Eva menikmati kesendirian. Memang saat ini ia hidup sendiri.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com