webnovel

Out of Order? Maybe

Semuanya sempurna di dalam planet itu, sangat sempurna. Tapi kesempurnaan itu mengundang sebuah musuh, musuh yang ingin mengambil segalanya, segalanya yang ada di planet itu. Apakah penjaga planet itu bisa berhasil melawan musuh mereka dan menyelamatkan planetnya? Fantasi 50% Sci-fi 49% Romance 1%

ryllaaz_ · sci-fi
Zu wenig Bewertungen
7 Chs

Chap 2

Aera berjalan menjauh dari ruangan itu, ia lalu memasuki ruangan lain, ruangan yang pertama kali ia lihat tadi.

Aera melihat 10 orang yang sedang sibuk dengan alat alat di dalam, Aera masuk. Sama seperti 'NCT Dream' yang tidak menyadari kepergiannya, 'NCT 127' juga tidak menyadari kedatangan Aera.

Aera diam di depan pintu selama beberapa detik, lalu akhirnya memilih untuk melihat mesin di kanan dan kirinya, baru mau menyentuh sedikit, namun teriakan dari Nakamoto Yuta mengagetkannya.

"CHO AERA!"

Teriakan Yuta membuat tubuh Aera tersentak kecil, ia menoleh.

"Hyung! Aku kaget!" seru Sungchan yang merasa kesal

Yuta mendekat ke arah Aera dengan tatapan marah, ia terlihat kesal. Aera memilih berjalan mundur, sampai akhirnya tubuhnya menabrak pintu, Yuta tiba tiba saja mencekiknya, membuat Aera meronta hebat.

Lee Taeyong yang melihat itu hanya diam, ia penasaran reaksi Aera selanjutnya.

"Jangan masuk ke sini sembarangan." seru Yuta penuh penekanan.

Aera memilih mengangguk, "L-lepas- akh-"

Yuta tidak melepasnya, malah mencekiknya dengan lebih kuat.

"Menarik." gumam Jung Jaehyun seraya tersenyum.

Aera yang nyaris kehabisan napas memilih menangis, "K-kau jahat! Akh- Lepas! Aera- minta maaf!" serunya dengan susah payah.

"Lepas." titah Lee Taeyong seraya kembali ke mesinnya.

Yuta menurut, ia melepas cekikannya, membuat Aera langsung jatuh ke lantai.

"Keluar." titah Taeyong lagi, kali ini pada Aera.

"T-tidak mau."

Lee Taeyong menatap datar Aera, tatapannya membuat Aera ketakutan.

"A-aera hanya penasaran..maaf.."

"Keluar." titahnya lagi.

Aera menggeleng.

"Yuta, hukum dia."

"Dengan senang hati." balas Yuta seraya memegang kembali gespernya.

"A-aera pergi saja." ia langsung berlari keluar.

Kim Doyoung terkekeh, "Seperti anak kecil."

"Rumah kita pasti terbakar kalau dia ada disana." timpal Mark Lee.

"Kalau terbakar, buang saja."

"Hyung, jangan terlalu dendam-an, tidak baik untuk kesehatanmu." ujar Sungchan seraya tersenyum.

"Aku tidak bisa sakit."

"Baru kemarin kau sekarat, jangan besar kepala." balas Lee Taeyong malas.

"Aku tidak pernah sekarat." balas Jung Jaehyun tak terima.

"Terserah."

×××

Aera di luar ketakutan, ia memilih kembali ke ruangan NCT Dream.

"Dari mana saja?" tanya Lee Jeno saat Aera memasuki ruangan itu.

Bukannya menjawab, Aera malah berlari ke arah Park Jisung, lalu memeluk tubuhnya, kemudian menangis.

Yang lain mengernyitkan dahinya, bingung.

"Ada apa?" tanya Jisung lembut.

"Hks t-tadi Aera dicekik..hks."

"Jangan seperti bayi, kau hanya dicekik, tak perlu menangis dan mengadu." balas Lee Dong-hyuck.

"Siapa yang mencekikmu, Aera?" Na Jaemin mendekat ke arah Aera dan Jisung.

"Y-yang mirip singa.."

Huang Renjun yang sedari tadi diam akhirnya tertawa.

"Renjun, diam." ujar Nana

Renjun tidak diam, malah menjadi jadi.

"Yaudah, diem, jangan nangis." seru Lee Jeno.

"Sakit."

"Jangan nangis."

Aera mengangguk.

"Buah apel mu ada dimana?" tanya Nana tiba tiba.

"Sudah Aera habiskan tadi, dia ada disana." tunjuk Aera pada sebuah tempat sampah.

"Pintar." balas Na Jaemin seraya mengelus lembut kepala Aera, lalu meninggalkannya

Mata Aera berbinar, entah mengapa.

"Aera, minggir sedikit." seru Park Jisung

Aera menurut, ia berjalan mundur, tiba tiba muncul kursi dari bawah lantai, tepat disamping Jisung, Aera kagum.

"Duduk."

"Dari mana kursi itu muncul?" tanya nya.

"Dari bawah lantai, cepat duduk." balas Zhong Chenle.

Aera duduk di sebelah Jisung, ia hanya diam, memperhatikan mereka yang memperhatikan monitor.

"Kalian tidak bosan?" tanya nya.

"Tidak, ini cukup menyenangkan." balas Lee Dong-hyuck

"Apanya yang menyenangkan?" Aera terlihat bingung.

"Hmm, sejujurnya tidak ada." ujar Lee Dong-hyuck

"Kau cukup aneh, siapa nama mu?"

"Kenapa tidak kau tebak saja?"

"Itu menyusahkan."

Lee Dong-hyuck tak membalas lagi.

Beberapa menit berlalu, Aera terlihat bingung, bingung ia ada dimana dan siapa yang ada di sampingnya, tapi ia memilih diam, tidak ingin bertanya.

Hari yang membosankan untuk Aera, bahkan sekarang sudah jam 9 malam, dan orang orang itu masih memandangi monitor, setidaknya mereka makan tadi.

Aera terlelap, ia mengantuk.

Beberapa menit kemudian, seseorang memasuki ruangan itu.

"Ayo pulang" ajaknya.

6 orang di dalam ruangan itu mengangguk, lalu akhirnya berdiri.

Jisung melirik Aera yang terlelap, lalu memilih menggendongnya dengan bridal style.

"Bangunkan saja, untuk apa digendong?" seru Lee Dong-hyuck.

"Diam." balas Nana.

Lee Dong-hyuck mendengus kecil, ia kesal.

Mereka keluar dari gedung itu, gedung besar dengan tulisan 'NEO' di atasnya.

"Dia tidur?" tanya Kim Jungwoo seraya menatap gadis yang ada di gendongan Jisung.

"Tidak, dia bangun" balas Xiao De Jun yang merasa kesal atas pertanyaan itu.

"Kan basa basi." ujar Jungwoo.

"Diam, cepat masuk" titah Yuta seraya memasuki sebuah mobil.

Ada 5 mobil disana, mereka memasuki setiap mobil itu, lalu menuju ke suatu tempat, mereka menyebutnya rumah.

Beberapa menit perjalanan, akhirnya mereka sampai.

"Aera." panggil Nana yang berada di samping Jisung

"Hm.." gumam Aera seraya memeluk leher Jisung erat, lalu mendusel ke lehernya.

"Bangun, ayo turun."

Aera menggeleng.

"Nanti Yuta hyung akan mencekik mu lagi jika kau tidak bangun." seru Lee Dong-hyuck memanas manasi seraya turun dari mobil.

"Siapa Yuta..?" gumam Aera yang terdengar jelas.

"Aku akan membongkar otaknya" gumam Lee Dong-hyuck.

Jisung terkekeh, "Aera, ayo bangun, kau mau dihukum?"

Aera langsung terduduk, lalu keluar dari mobil dengan kesadaran 40%. Ia menunggu Jisung keluar.

Jisung menggenggam tangan Aera, mereka masuk ke dalam rumah berlantai 5 itu.

Mata Aera berbinar saat memasuki rumah itu, kosong sebenarnya, hanya saja ini terlihat mewah, lantai pertama bernuansa putih dan biru dongker.

"Kamar mu di lantai 2, sebelah kamar Jaemin." seru Lee Taeyong.

Seperti biasa, Aera tidak membalas.

"Mulai hari ini kau termasuk salah satu pelayan disini, memasaklah untuk sarapan besok." seru Jung Jaehyun.

"Hyung, dia tidak akan ingat." timpal Lee Jeno.

"Jisung, antar dia ke kamar, lalu kembali kebawah."

Jisung mengangguk, menurut. Ia membawa Aera ke atas, ke kamar di sebelah kamar Na Jaemin.

"Woah.." gumam Aera saat mereka memasuki kamar itu

"Mau mandi dulu?"

"Engga."

"Yaudah, ganti baju, lalu tidur, besok kau harus memasak."

Aera hanya mengangguk, ia tidak peduli apa yang dikatakan Jisung, ia terlalu kagum dengan kamarnya yang bernuansa abu abu dan biru muda, ada beberapa ukiran ukiran yang terlihat imut dan mewah di meja.

"Aku pergi."

"Ya."

Jisung keluar, menutup pintu, meninggalakn Aera sendiri, Aera memilih duduk di samping ranjang, diam melamun, entah apa yang ia pikirkan.

Sementara itu di lantai bawah, 23 orang itu berkumpul di meja panjang, meja makan sebenarnya.

"Kenapa tak dibuang saja?"

"Jung Jaehyun." panggil Taeyong kesal, "Itu pertanyaan yang sama dan ini sudah ke 37 kali."

"Tapi dia benar kan? Gadis itu menyusahkan." balas Yuta.

"Hanya perlu di didik sedikit kan? Apa susahnya?" ujar Qian Kun.

"Kau pernah mendidik bayi, hyung?" tanya Xiao De Jun.

"Tidak.."

"Ya sudah."

"Tapi..bukankah daya ingatnya jelek? Kenapa dia mengingat nama sendiri?" pertanyaan dari Mark Lee langsung mendapat jitakan dari Lee Dong-hyuck.

"Ash-!"

"Ingatan nama itu hal dasar, sama seperti bicara, berjalan, berlari, merangkak, makan, minum, ber-"

"Ya." potong Yuta yang malas mendengarkan ocehan dari Kim Doyoung.

Kim Doyoung tersenyum kesal.

Hening, mereka terlihat larut dalam pikiran masing masing.

"Sudahlah, tak perlu dipikirkan, istirahat saja untuk saat ini." final Lee Taeyong seraya berdiri dari kursinya

Mereka menurut, lalu menaiki lift, berjalan menuju kamar masing masing, lalu akhirnya tertidur.

Di saat mereka tidur seperti ini, ada yang menggantikan mereka di gedung pusat, mereka lah yang menjaga kota saat malam.

×××

"Tuan, kita berhasil."

"Bagus, pakai gadis itu untuk senjata pertama kita."

"Ya, tuan, kami usahakan."

"AKU TIDAK MAU USAHA MU! KERJAKAN ITU SEBAIK MUNGKIN!"

"Y-ya, tuan."

×××

Gadis itu tersenyum kecil dengan mata yang tertutup, ia mulai memasuki alam mimpi.

————— TBC •

Santai santai dulu.