Briena menggeliat pelan, merentangkan tangannya ke udara lalu ke samping, meraba-raba dan memastikan keberadaan Vian. Tempat tidur di sampingnya kosong. Briena membuka kedua matanya dan tak menemukan sosok Vian di sampingnya. Wanita itu meraba kasur yang terasa dingin, itu artinya Vian sudah bangun dari tadi.
Briena melihat ke sekeliling kamar dan juga balkon, ia tetap tak menemukan sosok Vian. Ia memutuskan untuk turun dan keluar kamar. Tidak ada Vian di ruang tamu, di dapur kamar dan juga kamar mandi luar. Briena bergerak ke ruangan gym, di sana ia menemukan Vian sedang berlari di atas treadmill.
Briena mengamati suaminya dengan bersandar pada gawang pintu. Vian berolahraga menggunakan kaos polos warna putih, celana kain warna hitam. Peluh menetes di sekitar leher dan juga pelipis. Pria itu masih belum menyadari keberadaan Briena.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com