Setelah perdebatan di dapur tadi, Briena menyuruh Vian untuk segera mandi dan bersiap-siap ke kantor. Hari ini Vian akan mulai masuk kerja. Sudah banyak pekerjaan yang menumpuk dan harus di selesaikan oleh Vian.
"Oh, astaga. Ini ujian terberat yang harus aku lewati," gumam Briena setelah Vian kembali ke kamar untuk mandi.
"Saya bantu ya, Nya." Bi Marni datang untuk membantu Briena menatap makanan di atas meja makan. Hanya ada nasi goreng serta telur mata sapi.
Briena hanya tersenyum lalu membawa teko berisi jus jeruk dan susu segar.
"Tuan Vian berubah sekali ya, Nya," ujar Bi Marni.
"Heh." Briena menghela nafasnya pelan. "Bibi juga bisa merasakannya, 'kan? Sikap Vian sangat aneh. Dia seperti bukan Vian yang kita kenal, 'kan?" celotehnya kemudian menatap Bi Marni nelangsa.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com