"Berhasilkan?" Bisik Tian. Hal itu membuat Aya sadar dan langsung melepaskan rangkulan Tian dengan cepat. Aya menatap Tian dengan tajam sedangkan Tian tersenyum penuh kemenangan.
Ini seperti Tian berhasil mengambil kesempatan dalam kesempitan. Menyebalkan. Aya tidak menyukainya.
"Nanti pas pulang juga enggak?"
"Iyalah." Ketus Aya.
"Kalau gitu bilang, mohon bantuannya buat nanti." Pinta Tian dan Aya langsung menunjukkan wajah penuh kebingungan.
"Apa?"
"Aya." Tian yang hendak menjawab pertanyaan Aya langsung menoleh ke arah datangnya suara. Begitu pula dengan Aya. Cepat-cepat Aya langsung pergi menghampiri Wati yang terlihat sangat pucat.
"Wati, keadaan kamu gimana?"
"Kamu bisa lihat sendiri Ya. Aku enggak begitu baik. Tapi aku seneng kamu mau datang ke sini." Aya yang tadinya ragu menerima pelukan Wati, kini mulai melingkarkan tangannya dan mengusap punggung lemah temannya ini.
"Aku turut berduka Wat."
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com