Setelah menukar motor yang dia kenakan, dengan mobil milik sang kakak, Zio langsung mengendarai mobilnya menuju ke Sekolah. Alea masih merasa kesal dengan sikap Zio yang semena-mena terhadapnya, karena malu karena dia harus digendong seperti itu tadi di hadapan banyak orang.
Zio masih mengemudikan kendaraannya dengan kecepatan yang begitu santai. Alea begitu takut karena dia merasa cemas bagaimana kalau dia terlambat datang ke kelas.
"Kenapa lama sekali melajukan kendaraan ini, aku sudah hampir kesiangan. Ya Tuhan kamu sebagai supir benar-benar sangat amatiran," ungkap Alea dengan kekesalannya, wanita itu membuang muka sambil menatap ke arah jalan sisi sebelah kiri.
"Santai saja, kenapa harus terburu-buru. Lagian kamu tega sekali sih bilang aku sopir," ungkap Zio kepada Lea pria itu tidak suka Alea memanggilnya dengan sebutan sopir.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com