webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

182. Perintah Ayah Mertua

Ello pun melepaskan pelukannya dan membiarkan Cielo mengenakan pakaiannya. Ia beranjak ke kasur untuk membereskan seprai dan selimutnya seperti ia masih bekerja di hotel. Ia membereskan segala apa yang bisa ia bereskan.

Tak berapa lama kemudian, Cielo sudah keluar dari ruang pakaiannya. Ia telah berpakaian lengkap dan mengenakan riasan wajah natural. Cielo tampak begitu cantik mempesona.

"Kamu cantik sekali, Sayang," puji Ello sambil tersenyum.

Cielo mengaitkan rambutnya ke balik kupingnya. "Oh ya? Ah, biasa saja."

"Aku serius. Kamu tidak perlu mengenakan riasan tebal saja sudah cantik."

Ello paham jika sebenarnya Cielo sukanya dipuji dan pujiannya harus terdengar tulus. Ello sudah cukup berpengalaman saat menyebut Cielo cantik waktu di Bali tapi hanya setengah hati. Ujung-ujungnya, Cielo ngambek dan pergi meninggalkan Ello.

"Aku hanya pakai riasan tipis saja ini," kata Cielo.

"Ya. Kalau begini jadinya natural. Ayo, Sayang kita sarapan. Perutku sudah lapar sekali."