webnovel

Menikahi Barista Ganteng

Cielo William adalah seorang gadis yang cantik dan bergelimang harta. Hidupnya tampak begitu sempurna karena di usianya yang matang, ia sukses menjalankan bisnis Hotel Poseidon milik ayahnya dan ia pun memiliki seorang kekasih yang tampan, serta kaya raya. Justin Sugiatno, kekasih Cielo yang sempurna dan ia sangat tergila-gila pada pria itu hingga orang tua mereka pun setuju untuk menjodohkan mereka. Awalnya kisah cinta mereka berjalan baik hingga akhirnya Cielo bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan. Graciello Andreas, seorang karyawan di Hotel Poseidon, telah membuat perasaan Cielo jungkir balik. Setiap kali mereka bertemu, selalu saja terjadi masalah dan Cielo sangat kesal pada pria itu. Cielo dan Justin akan segera bertunangan, tapi sesuatu terjadi. Justin mabuk, dan pria itu nyaris menodai Cielo. Graciello pun datang untuk menolongnya. Semenjak kejadian itu, Cielo pun tidak ingin melanjutkan hubungannya dengan Justin, tapi ia terlalu takut untuk mengakuinya pada orang tuanya. Terpaksa, Cielo melakukan kawin kontrak dengan Graciello supaya orang tua Cielo percaya dan menjauhkan Justin dari hidupnya. Demi setumpuk uang untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang barista, Graciello pun setuju melakukan kawin kontrak tersebut. Apa yang akan terjadi jika kucing dan anjing disatukan dalam satu ranjang yang sama? Ikuti kisah perjalanan cinta Cielo. Hanya di Webnovel. PS: Buku ini adalah sekuel dari buku Terima Aku Apa Adanya.

Santi_Sunz · Urban
Zu wenig Bewertungen
402 Chs

163. Tenaga Yang Terkuras

"Apa kamu yakin mau bercinta denganku sekarang juga? Aku bisa saja menghamilimu, benar-benar menghamilimu. Kita akan sulit menjelaskan pada orang tuamu jika sampai kehamilanmu malah mundur," ujar Ello.

Cielo membuka matanya lebar-lebar. Menghamilinya sekarang juga? Hal itu terdengar sebuah ide yang luar biasa. Namun, gila luar biasa. Cielo tidak siap untuk hamil dan kemudian sakit, mual, menjadi gendut.

"Bagaimana jika … jika kita …."

Sebuah ketukan di pintu membuyarkan konsentrasi Cielo. Ia langsung waswas, khawatir akan siapa yang ada di balik pintu tersebut.

"Jika kita melakukan …."

Kata-kata Cielo terputus lagi. Ello pun tersenyum. "Sebaiknya, kita membuka pintunya."

Ello sudah beranjak dari sana dan berjalan duluan untuk membuka pintu. Sementara itu, Cielo masih terdiam di sana sambil mengumpulkan segenap kewarasannya.