webnovel

Love Rain

Ara. Seorang gadis yang memiliki sebuah penyakit turunan dari sang ibu, ia harus melakukan hal lain, untuk dapat mengingat sesuatu. Lalu, sebuah mimpi buruk tiba-tiba hadir di malam-malam tidurnya. Mimpi buruk yang selalu membuatnya merasa ketakutan saat terbangun. Juna. Teman masa SMA Ara. Ia menyukai Ara sejak kelas 1 SMA, tapi sampai ia dewasa, ia tak pernah bisa mengungkapkan perasaannya ke Ara. Apalagi, Ara telah memiliki kekasih. Lalu, sebuah kenangan masa lalu, membuat diri Juna selalu diliputi perasaan bersalah dan marah. Dewa. Teman kuliah Ara. Dia anak lelaki yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu. Lalu disaat dirinya memiliki kekasih, cinta lamanya kembali hadir. Kembali mengusik percintaan Dewa. Lalu, dapatkah Ara mengetahui tentang penyebab mimpi buruk yang selalu mendatanginya? Dan dapatkah Juna akhirna bisa menyatakan rasa sukanya ke Ara? lalu bagaimana ia menghadapi rasa bersalah dan rasa marahnya akan kenangan masa lalunya? Dan untuk Dewa, bisakah ia menghadapi godaan cinta masa lalu yang tiba-tiba hadir di tengah kisah percintaannya? Sebuah takdir yang akan menuntun mereka, entah mereka mampu menerima atau tidak dalam memperoleh jawaban yang mereka cari selama ini. Karena semua bukan hanya tentang jawaban, tapi tentang cara kita menerima akan sebuah jawaban itu.

Caira_Asmara · Urban
Zu wenig Bewertungen
397 Chs

Sahabat, Cinta

"Aku bawa bakmi, nih. Kalian, belum makan, kan?" ucap Juna, lalu meletakkan paper bag tersebut, di meja yang menjadi tempat mereka berkumpul. "Iih, Kakak. Tahu banget sih, kita udah laper," ucap Dito, lalu mulai membuka paper bag, yang baru saja, diletakkan Juna.

Mereka berlima, akhirnya makan siang bersama. Dan beberapa saat setelahnya, satu persatu, mereka meninggalkan apartemen Ara, menyisakan Juna.

"Ra, kita balik dulu, ya? kasihan Varo, pasti nyariin kita," ucap Dewita, terlihat merasa khawatir, dengan keadaan anaknya.

"Iya, Wit. Salam buat Varo, ya?" ucap Ara, sambil memeluk Dewita, sebelum mereka berpisah.

"Oke," jawab Dewita.

"Kak Jun, kita duluan, ya?" pamit Dito.

"Hem em, hati-hati, ya!?" ucap Juna.

"Iya kak," jawab Dito.

Dewita dan Dito, beranjak dari kursi, dan akan melangkahkan kakinya, untuk meninggalkan meja. Namun tiba-tiba, Dewa mengucapkan sebuah kalimat.

"Dit, gue nebeng sampai Hera," ucap Dewa.

"Oh, okey." Jawab Dito, sambil membalikkan badan.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com