Setelah membanting meja hingga makanan hidangannya berserakan di lantai, piring dan gelas pun pecah, Ethan terdiam dengan perasaan yang hancur. Air mata sudah terkumpul di pelupuknya, perlahan menetes.
"Kenapa kamu menghianati aku, Luna? Bukankah kamu berjanji untuk tetap setia, meski banyak pria menggodamu? Inikah balasan atas kebebasan yang telah kuberikan? Kamu jahat, kamu tega bersamanya sedangkan aku menunggu si di sini. Kamu melupakan hari bersejarah kita dan malah menoreh luka untukku, apakah ini kado untukku?"
Ethan tertunduk menangis tanpa peduli berapa pelayan memperhatikannya, dia sangat rapuh dan lemah dibalik tubuhnya yang kekar. Foto kebersamaan Luna dengan Bastian benar-benar membuatnya hancur, dia mengira istrinya itu akan kembali memadu kasih dengan sang mantan, apalagi pondasi rumah tangga mereka sedang rapuh. Keputusasaan kini mulai bergulat dengan ketangguhan hatinya, menimbulkan perasaan yakin dan atau tidak untuk tetap bertahan.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com