webnovel

Kamu Memberinya Uang Berapa?

Redakteur: Wave Literature

Zhu Haimei terbangun dan mendapati bahwa ada seseorang yang telah menggerakkan kertas di atas meja tulis tersebut. Ia lalu turun dari tempat tidur, dan bergegas melihatnya. Saat melihatnya, ia pun tak bisa menahan tawanya. Ada yang menggambar monyet kecil sedang memakan buah persik di kertas tersebut. Sepertinya itu adalah gambaran Shen Dongyuan.

Distribusi pendapatan juga telah berubah. Penghasilannya ditingkatkan sebesar 10%. Di atas skema perencanaan itu, ia juga menuliskan tanda tanya pada arah pemasarannya, tetapi Shen Dongyuan menulis dua kata yakni 'Jangan khawatir' di bawahnya.

Zhu Haimei pun tersenyum dan membatin. 'Jangan khawatir' ya? Shen Dongyuan jarang sekali menghiburnya seperti ini.

Bagaimanapun juga, tulisan tangan Shen Dongyuan sangat bagus, menarik, dan kata-kata yang ia tulis tampak mendalam dan kuat. Orang-orang mengatakan bahwa 'Kita bisa melihat karakteristik utama seseorang dari tulisannya', kata-kata itu sama sekali tidak salah. Karena tulisan Shen Dongyuan memang setampan dirinya.

Saat Zhu Haimei keluar dari kamar, Shen Dongyuan dan ibunya sedang berbicara di halaman rumah. Ia pun bergegas ke dapur untuk bersiap merebus air dan memasak.

Eh, api di dapur belum dipadamkan.

Shen Dongyuan lalu tiba-tiba masuk. "Aku sudah memanaskan makanan babinya, jadi langsung masak saja."

Zhu Haimei hanya menjawab dengan singkat, lalu mulai memasukkan kayu bakar lagi ke dalam tungku. Ia tidak menyangka bahwa Shen Dongyuan tidak kunjung meninggalkan dapur.

"Aku sudah melihat rencanamu. Itu cukup bagus. Jika kamu tidak memiliki modal, aku akan memberikannya padamu."

Ucapan tersebut membuat Zhu Haimei menjadi terkejut. "Apakah kamu tidak melarang kami untuk melakukannya?"

Shen Dongyuan kemudian tersenyum lalu berkata, "Memangnya kenapa harus kularang?" Ia percaya pada visi dan kemampuan Zhu Haimei, sama seperti saat Zhu Haimei pergi ke lokasi konstruksi untuk menjual makanan, dan saat Zhu Haimei membawakannya obat-obatan. Apalagi, akhir-akhir ini Zhu Haimei tidak pernah melakukan sesuatu yang mengecewakannya, karena itulah ia bersedia untuk mendukungnya.

Selain itu, masa kini sudah tidak bisa dibandingkan dengan yang dulu, jadi mereka tidak perlu takut melanggar kebijakan nasional dan perlahan-lahan bisa merealisasikan ekonomi yang berorientasikan pada pasar. Gaji bulanan Shen Dongyuan terlalu kecil, dan ia akan kesulitan untuk memikul tanggung jawab menghidupi satu keluarga besar. Karena sekarang ada cara untuk menghasilkan uang, jadi mengapa ia harus melarangnya?

Jika tidak ada Zhu Haimei, ia khawatir perawatan kaki ibunya akan tertunda. Dan sekarang ketika ia kembali, Zhu Haimei sangat rajin mengerjakan pekerjaan rumah seperti halnya saat di kota Jiang. Mungkin sedikit terlambat, tetapi ia patut menghargai kerja keras Zhu Haimei.

Zhu Haimei begitu tersanjung sehingga ia merasakan kegembiraan yang tak tertahankan di dalam hatinya.

"Saat aku masih SMA, aku punya seorang teman sekelas yang Ayahnya adalah Ketua Staf agen pemasok dan pemasaran. Tahun lalu, aku masih bertemu dengannya, jadi kalian jangan khawatir tentang arah pemasarannya. Buah persik kuningnya juga sudah hampir matang. Jika masalahnya menjadi serius, aku akan mengambil cuti lagi dan membantu kalian untuk menyelesaikan masalahnya dulu, lalu kembali ke militer. "

"Jika hanya mengandalkan satu agen pemasok dan pemasaran, mungkin pemasarannya akan pasif." Ujar Zhu Haimei yang meragukan proses pemasaran makanan kalengannya nanti. Makanan kaleng berbeda dengan makanan yang dimakan sehari-hari. Makanan kaleng tidak termasuk ke dalam makanan pokok, biasanya makanan kaleng hanya akan dibawa untuk mengunjungi kerabat atau teman, dan saat menjenguk orang sakit. Dengan uang 0.1 yuan, orang-orang sudah dapat membeli satu kilogram buah persik kuning. Jadi, siapa yang akan menghabiskan uang satu atau dua yuan untuk membeli buah persik kalengan? Meskipun rasanya enak, pasti mereka akan membelinya ketika ada uang lebih saja.

"Kalau begitu, apakah kamu ada ide lain?"

Melihat mata Shen Dongyuan yang penuh harapan itu, Zhu Haimei dengan ragu berkata, "Aku sedang berpikir, kalau saja kita memiliki kerabat yang menjadi pemimpin di pabrik besar, pasti akan lebih bagus. Bukankah saat Festival Pertengahan Musim Gugur mereka akan memberikan bingkisan? Kalau kita pergi kesana, dan membicarakannya, mungkin semuanya akan menjadi mudah."

(Biasanya perusahaan memberikan bingkisan pada saat perayaan Festival Pertengahan Musim Gugur pada karyawannya. Bingkisan tersebut biasanya berbentuk kue bulan (kue khas Festival Pertengahan Musim Gugur), atau bahan-bahan makanan seperti beras, minyak, makanan laut, daging, dan sebagainya).

Mata Shen Dongyuan menjadi cerah seketika, lalu memuji Zhu Haimei. "Aku benar-benar tidak mengira bahwa kamu sangat pintar. Karena sekarang kamu sudah punya ide, jadi ayo lakukan itu, agar tidak didahului oleh orang lain. Bisnis yang kamu pikirkan sangat baik. Aku akan menghubungi teman sekelas ku saat SMA itu untuk mencari tahu apakah mereka bisa membantu kita atau tidak."

Sejak ia terlahir kembali dan mengenal Shen Dongyuan, ia tidak pernah mendengar Shen Dongyuan memujinya. Meskipun biasanya ia adalah orang yang tidak tahu malu, tetapi begitu Shen Dongyuan memujinya seperti ini, wajahnya pun langsung menjadi panas. Apalagi sekarang sang pemilik tubuh asli yang ada di dalam tubuhnya sedang gembira.

"Ngomong-ngomong, terima kasih sudah memberiku obat. Obat itu tidak hanya menyelamatkan nyawa teman seperjuanganku, tetapi juga membuat kami bisa menyelesaikan misi dengan sangat lancar."

Zhu Haimei tidak terlalu terkejut mendengar ucapan barusan. "Jika misinya sudah selesai, itu bagus."

Meskipun Zhu Haimei tidak terlalu mempedulikan hal tersebut, tetapi Shen Dongyuan tetap merasa berterima kasih padanya karena ia berhasil menangkap si nomor satu dan juga bisa menolong Chen Chong'an untuk menghentikan pendarahan akibat luka tembak, berkat obat-obatan yang diberikan oleh Zhu Haimei. Luka Chen Chong'an tidak meradang dan nyawanya pun tertolong.

Sebelum ia kembali ke kampung halamannya dengan menaiki kereta api, ia juga menerima panggilan telepon dari Daerah Militer yang ada di Ibu kota, yang mengatakan bahwa Chen Chong'an sudah sadar, dan ia sangat berterima kasih pada Shen Dongyuan.

Sebenarnya, Shen Dongyuan paling ingin mengucapkan terima kasih pada Zhu Haimei. Jika bukan karena Zhu Haimei berkata, 'Aku tahu kamu membenciku', mungkin ia akan menyerah untuk bersembunyi dan memilih untuk menyelamatkan nyawa Chen Chong'an.

Selama beberapa hari di rumahnya, Shen Dongyuan selalu keluar untuk menghubungi teman sekelasnya dulu.

Zhu Haimei juga tidak tinggal diam di rumah. Ia pergi ke pabrik kaca dan memesan lima ribu toples. Karena mereka menginginkan bentuk toples yang khusus, jadi harga toplesnya hampir menghabiskan biaya sebanyak tiga ratus yuan.

Shen Hualian pun merasa dilema saat mengetahui tentang itu. Mereka sudah setuju untuk membagi biaya produksinya menjadi setengah-setengah, tetapi ia sudah harus mengeluarkan uang sebesar seratus lima puluh yuan. Jika terus seperti ini, mungkinkah nantinya ia juga harus meminjam uang?

Zhu Haimei bisa melihat dilema Shen Hualian itu. Ia lalu mengatakan, "Bukankah kita sudah memutuskan bahwa kalian boleh tidak mengeluarkan uang dulu, dan cukup menggunakan buah persik untuk mengimbanginya.". Ia sendiri sudah pernah menghitungnya, bahwa dengan membeli tiga ratus yuan bahan saja sudah cukup. Dan mereka pasti akan mempekerjakan orang untuk membuat lima ribu makanan kaleng. Jika dihitung tanpa biaya buah persiknya, berarti modal yang dibutuhkan adalah sebesar seribu yuan.

Jika makanan kalengnya dijual seharga satu yuan per toples, mereka bisa mendapatkan untung sebesar tiga ribu yuan. Jika dibagi untuk dua keluarga, berarti masing-masing mendapatkan seribu lima ratus yuan. Penghasilan sebesar itu dalam waktu satu bulan juga cukup lumayan.

Shen Hualian merasa sangat bersyukur karena ia sering mendengarkan Zhu Haimei jika ada masalah.

Sementara itu, ibu mertua Zhu Haimei masih takut kalau putrinya akan menderita kerugian. Ia pun lalu memberitahunya, "Ibu lihat, akhir-akhir ini kamu selalu mendengarkan apa kata Zhu Haimei. Kamu adalah Kakak pertama yang bodoh, jangan mau ditipu olehnya."

Shen Hualian lalu menceritakan urutan masalahnya, dan ibunya pun terkejut. "Meskipun sekarang ia sangat baik, tapi kamu jangan lupa, ia dulu pernah mengambil jam tanganmu."

"Itu semua adalah masa lalu, Bu. Lagipula, bukankah sekarang ia sudah cukup baik? Kurasa Ibu tidak perlu khawatir, dan berhentilah mencurigainya."

Begitu ibunya mendengar ucapannya barusan, suasana hatinya langsung memburuk. "Kamu adalah Putriku, dan aku adalah Ibu kandungmu. Bagaimana bisa kamu lebih membelanya?"

Shen Hualian kemudian berkata, "Ibu jangan selalu mencurigai Zhu Haimei. Pelat baja yang Ibu gunakan di kaki ibu sekarang itu adalah pelat baja terbaik. Biaya pengobatannya juga ia yang menanggungnya. Jika ia tidak berubah, mengapa ia harus kembali dari kota Jiang, dan masih mau melihat wajah Ibu?"

"Ibu juga tidak menyuruhnya untuk menggunakan pelat baja terbaik. Ibu juga tidak mengatakan bahwa Ibu ingin operasi, dan lagi, itu semua adalah uang putraku, kamu tidak perlu membahas masalah ini dengan Ibu."

Shen Hualian pun tidak tahu harus bagaimana untuk menanggapi ucapan ibunya barusan. "Bu, tidak bisakah Ibu lebih berpikir masuk akal?"

Ibunya lalu dengan tegas berkata, "Yang paling banyak menghabiskan uang adalah Putraku. Ibu tidak akan berterima kasih kepada Zhu Haimei sedikitpun."

Karena Shen Hualian pikir ia tidak dapat meyakinkan ibunya, maka ia pun menyerah. Tetapi, hati ibunya sudah kepalang gelisah karena memikirkan biaya rumah sakitnya dulu.

Begitu Shen Dongyuan pulang, ibunya pun segera memanggilnya ke dalam kamar.

"Ibu tanya padamu, berapa banyak uang yang kamu berikan pada istrimu ketika ia kembali ke sini?"

Karena Shen Dongyuan sangat kepanasan, ia lalu mengambil teko dan menuangkan segelas besar air. "Saat ia datang ke sini, aku sudah pergi bertugas. Jadi bagaimana bisa aku memberinya uang? Memangnya kenapa, Bu?"