webnovel

Zhu Haimei

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ibunya pun langsung panik. "Kalau begitu, semua uang yang ia habiskan itu adalah uang pinjaman? Aduh, Anakku, ia telah membuat kita menderita."

Shen Dongyuan juga ikut panik. "Bu, Ibu jangan panik. Ada apa? Apa ada rentenir yang mau datang ke rumah?"

"Bukankah kalian mengatakan akan membuat makanan kaleng? Hualian memberitahuku bahwa Haimei memesan lima ribu toples sekaligus, dan ia yang mengeluarkan semua biaya awalnya agar Hualian tidak mengeluarkan uang. Aku pikir, Hualian terlalu menurut pada Haimei, jadi aku memberitahunya untuk berhati-hati agar tidak ditipu. Tapi sebaliknya, Hualian mulai menyebut soal uang untuk biaya operasi kaki Ibu. Kamu bilang, kamu tidak memberi Zhu Haimei uang. Lalu, dari mana ia mendapatkan uang itu? Ia melakukan kejahatan, benar-benar melakukan kejahatan." Ibunya lalu menangis saking paniknya. "Beberapa hari ini, ia begitu rajin dan jujur. Ternyata, ia melakukan kejahatan di luar, tetapi berusaha berbuat baik di rumah. "

Shen Dongyuan pun tertawa sampai menangis. "Bu, uang itu adalah uang yang ia hasilkan sendiri."

Air mata ibunya tiba-tiba terhenti. "Uang yang ia hasilkan sendiri? Ia tidak bisa melakukan apa-apa. Bagaimana bisa ia menghasilkan uang?" Zhu Haimei tahu semua hal tentang moralitas dan perilaku saat di rumah, tetapi ia tidak mungkin tahu cara untuk menghasilkan uang.

Shen Dongyuan lalu mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Aku tidak akan bisa membohongi Ibu, karena mendapatkan uang memang tidak mudah. Tidak masalah jika Zhu Haimei membeli toples dengan uangnya sendiri, bukankah Kakak pertama juga menggunakan persik kuning untuk mengimbanginya? Jadi total biaya produksi terakhirnya tetap sama."

Ibu Shen Dongyuan pun terdiam sejenak, ia tak tahu harus berkata apa. Zhu Haimei benar-benar telah berubah. Ia rela menghabiskan uang sebanyak delapan ratus yuan untuk biaya perawatan kakinya, tapi paman kedua Shen Dongyuan hanya memberinya uang sebanyak dua ratus yuan. Bukankah itu terlalu sedikit?

Shen Dongyuan segera menebak apa yang sedang dipikirkan oleh ibunya. "Bu, jangan berpikir tentang pergi ke rumah Paman kedua untuk meminta uang. Bibi juga harus meminum obat sepanjang tahun, dan Jun masih kecil. Bukankah Haimei sudah menanggung semua biayanya? Paman kedua mungkin akan berhutang budi pada kita. Menurutku, Ibu jangan terlalu mempermasalahkan tentang hal itu."

Jika orang lain yang mengatakan ini, ibu mertua Zhu Haimei mungkin akan marah. Tetapi, karena itu keluar dari mulut Shen Dongyuan, maka ia akan menurutinya.

"Bu, jangan berpikiran aneh-aneh. Lebih baik, Ibu menjaga kaki ibu dengan baik agar cepat sembuh. Kalau tidak ada masalah lagi, aku akan keluar."

Ibunya lalu memukulnya dengan keras dan melambaikan tangannya. "Pergi sana, pergi."

Shen Dongyuan pun keluar untuk mencari Zhu Haimei. Ternyata, ia sedang melihat buah persik kuning yang dikirim oleh Wang Chunlai. Zhu Haimei berencana untuk membuat makanan kalengan lagi setelah toples kaca kloter pertamanya tiba besok.

"Kamu sudah kembali." Ujar Zhu Haimei sambil berdiri dan menyapa Shen Dongyuan.

"Apa yang sedang kamu lihat?"

"Buah-buah persik ini sudah harus diolah. Kalau tidak, ini akan membusuk."

Shen Dongyuan lalu berkata, "Kalau begitu, ayo kita mulai."

"Kamu harus memberitahu Kakak pertama dan suaminya, tapi aku tidak tahu apakah besok mereka bisa datang atau tidak."

"Ini untukmu."

"Apa?" Ia meraih catatan di tangan Shen Dongyuan, kemudian terkejut. Meskipun itu adalah tulisan tangan, tetapi di atasnya ada cap resmi berwarna merah. Ia pun bertanya-tanya dan berkata, "Enam ratus makanan kaleng?"

Shen Dongyuan pun mengangguk. "Benar, agen pemasok dan pemasaran yang memintanya. Ini adalah catatan dari Ayah teman sekelasku."

Zhu Haimei pun tidak bisa menahan diri untuk tersenyum bahagia. "Apakah ia mencicipi sampel makanan kaleng yang kamu bawa?"

"Ya, kamu membuatnya dengan sangat lezat, tentu saja ia mau memasarkannya, tetapi ia memberikan harga yang murah."

Jantung Zhu Haimei pun berdegup kencang karena terlalu penasaran. "Berapa harganya?"

"Ia mengatakan bahwa harga maksimumnya tidak boleh lebih dari satu yuan, dan beratnya harus lebih dari setengah kilogram. Selain itu, juga harus ada merek dagang, apakah kita bisa melakukannya?"

Zhu Haimei langsung merasa lega setelah mendengarnya, karena ia memang akan menjualnya dengan harga satu yuan per toples. Dengan adanya pesanan enam ratus toples, maka ia pun menjadi semakin percaya diri. "Untuk merek dagangnya itu mudah. Aku sudah memesannya. Karena kamu sudah berjasa dalam mencari pesanan, maka aku akan memasakkan makan malam yang enak untukmu sebagai hadiah. "

Shen Dongyuan lalu mendekatinya dan berkata, "Masak apa ya yang lezat? Masak daging perut babi dengan bumbu kecap."

"Tidak ada daging di rumah." Balas Zhu Haimei dengan sedikit tertegun.

Shen Dongyuan juga menyadari bahwa ia sepertinya sudah mengatakan sesuatu yang salah. Ia segera memegang hidungnya sendiri dan berjalan pergi, tetapi tak lama kemudian, ia kembali lagi. "Besok isikan beberapa toples makanan kaleng lagi. Ketua Wei akan memperkenalkan ku dengan beberapa agen pemasok kota kecil, jadi besok aku akan keluar lagi untuk menemui mereka."

"Baiklah." Zhu Haimei berkata sambil tersenyum. "Bawalah daging ketika kamu kembali besok. Aku akan membuatkanmu daging perut babi dengan bumbu kecap."

Shen Dongyuan pun menjawabnya dengan deheman singkat, lalu berbalik dan keluar.

Setelah Shen Dongyuan berhasil mendapatkan pesanan enam ratus toples makanan kaleng, kini Zhu Haimei mempunyai kepercayaan diri untuk melanjutkan bisnisnya. Keesokan harinya, Wang Chunlai datang lagi untuk berdiskusi dengannya. "Kakak ipar, berapa kilogram buah yang bisa dikumpulkan dari kebun persikmu?"

"Tahun lalu kami bisa mengumpulkan tiga ribu kilogram."

Begitu mendengar itu, Zhu Haimei pun hampir jatuh dari bangku. "Berapa? Tiga ribu kilogram?"

Wang Chunlai lalu tertawa. "Tentu saja, kebun buah persiknya seluas seribu empat ratus meter persegi."

"Kakak ipar, berapa uang yang bisa kamu kumpulkan tahun lalu?"

"Karena panen selama dua tahun ini bagus, tahun lalu aku bisa mengumpulkan tujuh atau delapan ratus yuan."

Zhu Haimei tahu, Chunlai berkata demikian karena pembagian hasilnya dibagi per keluarga dan bukan perorangan. Kalau terjual semua, maka akan memperoleh laba sebesar tiga ribu yuan. Laba tersebut akan dibagi dua, sehingga per keluarga akan memperoleh seribu lima ratus yuan. Karena Chunlai dan istrinya ikut bekerja dalam membuat makanan kaleng, maka mereka berdua akan membagi hasil pendapatan mereka, dan itu membuat penghasilan yang diperoleh Chunlai dari memanen buah persik dan membuat makanan kalengan tidak berbeda jauh. Namun jika dibagi perorangan, maka Chunlai bisa mendapatkan untung yang lebih banyak.

Karena Shen Dongyuan berhasil menerima pesanan, maka hari itu mereka mulai bekerja. Bahkan ibu mertuanya datang untuk membantu mengupas kulit buah persiknya. Suasana di dapur kecil itu menjadi hidup. Bahkan ayah mertua, yang tidak pernah suka bergabung dengan keramaian, memindahkan bangkunya ke dapur untuk memasukkan kayu bakar.

Udara yang ada di dapur menjadi semakin panas, dan seluruh ruangan seolah diselimuti awan seperti di negeri dongeng. Zhu Haimei sedang berdiri di depan panci dan terus mengaduk sup buah yang ada di dalam panci. Ia berusaha untuk memastikan konsistensi dan rasa sup nya.

Hari ini Shen Dongyuan pulang terlambat, tetapi lampu dapur masih menyala. Ia lalu melihat ke dalam dapur. Semua orang sedang tertawa riang sambil sibuk melakukan pekerjaan masing. Hanya Zhu Haimei sendiri yang berdiri di depan panci, ia dengan serius melihat panci dan sedang mengaduk sup buahnya tanpa bersuara.

Tiba-tiba ia memiliki perasaan yang sangat aneh, perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Ia merasa sedikit bersemangat, bahagia, dan rasa suka. Benar, itu adalah perasaan suka. Tiba-tiba, Shen Dongyuan takut dengan pemikirannya sendiri. Mana mungkin ia menyukai Zhu Haimei? Itu tidak mungkin!

Tubuh Shen Dongyuan sangat tinggi sehingga ketika ia berdiri di depan pintu, semua orang langsung melihatnya.

Ibunya lalu berkata dengan keras. "Mengapa kamu baru kembali? Apa kamu sudah makan?"

Shen Dongyuan tiba-tiba kembali tersadar. "Bu, aku sudah makan, teman sekelasku menahanku pulang untuk makan."

Ia lalu membungkukkan badannya untuk memasuki ke dapur. "Kalian sudah mulai membuatnya?" Tiga atau empat baskom besi besar sudah penuh dengan buah persik kupas dan isinya.

"Ya, Haimei mengatakan bahwa ini berkat pesananmu sehingga kami memiliki kepercayaan diri untuk melakukan bisnis ini. Aku sudah membahasnya dengan Kakak iparmu. Labanya akan dibagi sama rata untuk kedua keluarga. Jika bukan karenamu yang keluar untuk menawarkannya, Kakak iparmu pasti masih mengkhawatirkan tentang bagaimana cara memasarkannya. "

Shen Dongyuan tersenyum dan berkata, "Tidak perlu. Haimei bilang, semuanya harus sesuai dengan pembagian awal." Haimei, panggilan tersebut tiba-tiba terlontar dari mulut Shen Dongyuan.

Sayangnya Zhu Haimei tidak memperhatikannya. Saat sup buah yang ada di dalam panci sudah matang, ia berkata, "Ayah, tolong tambah lagi kayu bakarnya. Kakak ipar, tolong masukkan buah persiknya."

"Oke." Jawab Wang Chunlai.

"Aku saja." Sahut Shen Dongyuan lalu mengangkat satu baskom buah persik, dan menuangkan ke dalam panci dengan hati-hati.

Orang-orang sibuk membuat makanan kaleng sampai tengah malam. Setelah selesai, Zhu Haimei menguap lalu berbaring di tempat tidur.