"Aku memang benar-benar tak bisa menipu mu, ya?"
"Ya, itulah kerugiannya berteman dengan ku yang terlalu peka?"
Meringis pelan, Nathan nampak jauh lebih tenang dengan beransur tubuh menegangnya menjadi sedikit rileks.
Tommy menambahkan dengan tepukan di bahu sang kawan, membuat Nathan sedikit bisa menarik napas lega.
"Aku memang mempermasalahkan apa pun." Nathan mengangkat kedua bahunya dengan bibir mencebik. "Ku pikir memang begitu, Tom. Namun saat aku berpikir jauh lebih dalam, rasanya ada sebagian dari dalam diri ku yang seperti terpenjara pada memori lampau. Terlanjur sifat buruk yang ku ketahui, rasanya begitu sulit untuk bisa ku rubah sepenuhnya."
Setelah itu Nathan bercerita tentang bagian terlewat mengenai perjalanannya sampai saat ini. Tak terlalu mulus walau setelah hubungannya dengan sang mama di katakan cukup membaik.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com