Daddy memberiku sebuah kotak hitam cantik yang tebuat dari beludru halus. Di dalamnya berisi sesuatu seperti kalung kulit berwarna hitam. Bahannya sangat halus terasa nyaman ketika daddy memasangkannya di leherku. Kemudian daddy memasangkan sebuah rantai yang terhubung dengan kalung itu lalu, daddy berbisik ditelinga ku.
"Bukankah kau selalu ingin memakai ini?"
Jantungku berdebar kencang, aku tidak menyangka daddy tau kalau aku begitu menginginkan ini. Waktu itu ketika kami ke club dan bertemu dengan Martin yang menggunakan kalung seperti ini aku berharap bisa memakainya juga suatu hari nanti. Tenyata daddy memperhatikanku dan sempat menyadari keinginan itu. Aku senang sekali.
"You like that, baby boy?"
"Yes, daddy. I love it"
Aku mencium daddy dan dia membalasnya dengan senang hati.
"Apa kau sudah menentukan safeword mu, baby?"
"Safeword, ah iya. Luca sudah memilih"
"Bagus, jadi apa yang kau pilih?"
Safeword. Dalam bdsm play ada sesuatu yang harus diikuti oleh seorang dom, yaitu keinginan sub nya. Ketika melakukan sebuah scene seorang sub akan memilih safeword untuk berjaga-jaga jika scene mereka berjalan terlalu jauh. scene harus dalam batas aman agar kedua belah pihak baik dom ataupun sub menikmati permainan mereka.
Biasanya orang-orang menggunakan safeword seperti merah, kuning dan hijau. Merah untuk berhenti, kata ini digunakan jika sesuatu yg dilakukan dom tersebut sudah melebihi dari apa yang bisa diterima oleh sub nya. Hijau untuk lanjut dan kuning untuk melakukan 'permainan' lebih pelan. Safeword bisa berupa kata apa saja, bukan hanya warna. Bahkan ada beberapa orang yang hanya menggunakan 2 kata.
"Jadi, apa yang kau pilih, baby boy?"
"Rain for slow down and Thunder for stop"
"Pilihan yang bagus, that's my baby boy"
Aku berganti pakaian, sebelum kesini kami sudah berbelanja pakaian terlebih dahulu. Atau lebih tepatnya ini hanya underwear saja, goddamn! Meskipun aku yang memilih ini sendiri tapi ketika memakainya aku merasa sangat malu.
Aku memakai underwear yang hanya menutupi bagian depan pen*s ku saja, bahkan dibagian depan itu ada sebuah resleting kecil yang memungkinkan milikku bisa dikeluarkan tanpa perlu melepaskan underwear ini. Bagian belakang tubuhku terlihat jelas, tidak tertutup apapun, bokongku telihat lebih bulat dengan memakai ini. Sedangkan underwear yang kupakai terbuat dari kulit, kain yang menutupi bagian atas tubuhku adalah sebaliknya. Satin warna hitam yang sangat tipis menutupi tubuhku sampai di atas pusar. Kain ini hanya menutupi dadaku dan lenganku saja. Satin ini tipis sekali, sangat tipis sampai siapapun bisa melihat dengan jelas nipple ku yang seharusnya tertutupi ini. Akkhh, aku benar-benar tak bisa berkata-kata.
Ketika aku melihat diriku sendiri di kaca wajahku tiba-tiba memanas, semburat merah muncul di pipi dan telingaku. Aku ingin tahu bagaimana ekspresi daddy ketika melihatku nanti, ehe.
"Ready baby boy?"
"Yes, daddy!"
Aku dan daddy berjalan ke ruangan yang sudah kami pesan. Sebelum melakukan scene ternyata banyak hal yang harus kita persiapkan. Mulai dari memastikan kehadiran dungeon master, membuat perjanjian batasan-batasan dalam scene yang akan aku dan daddy lakukan, sampai memesan ruangan.
Beruntung, dungeon master tidak telalu sibuk jadi dia bisa mengawasi scene kita. Dungeon master adalah orang yang penting. Disini, wooden box mengharuskan dungeon master mengawasi setiap scene yang ada. Memastikan dom tidak melakukan sesuatu yang berlebihan dan membahayakan kepada sub, begitu pula sebaliknya.
'Bdsm sometimes can be complicated'.
Aku tidak pernah benar-benar memiliki seorang dom sebelum Ashlan jadi aku tidak terlalu memahami bdsm lifestyle. Karena itulah sejak awal daddy tidak memaksakan kontrak dalam hubungan kami. Daddy tau kalau aku masih baru jadi scene kami terbatas hanya spanking saja. Karena itulah aku dan daddy baru membuat perjanjian batasa-batasan kami hari ini.
"Luca, it's master Lockwood and his sub Naoya" Ucap daddy ketika kami bertemu dengan orang yang akan melihat scene kami.
"Good evening" sapa ku pada mereka berdua
"Mereka akan menonton scene kita"
"Terima kasih sudah meluangkan waktu"
Setelah perkenalan singkat itu aku dan daddy masuk ke ruangan dan tiga orang lainnya dengan sabar sudah duduk di kursi, termasuk Mr. Doctor.
Daddy menyuruhku duduk disebuah kursi yang berada di atas panggung yang tidak terlalu tinggi, dia mengikat kedua tanganku ke bagian belakang kursi dan kaki ku diikatkan di kaki kursi. Kemudian daddy berjalan ke dinding dibelakangku yang sudah tergantung bdsm toy yang akan daddy gunakan kepadaku.
'OMG I'm so excited'
Daddy yang saat ini mengenakan pakaian serba hitam, celana hitam dan kemeja hitam yang dibuka dua kancingnya, 'oh my god! he's sooooo hot!!!'
Daddy memegang kain merah ditangan.
"Aku akan menutup matamu dengan ini, baby boy"
"Yes, daddy" suaraku sedikit bergetar karena perasaanku yang campur aduk antara excited dan malu. aku tidak pernah mendisplay tubuhku sebanyak ini!!
Setelah daddy menutup mataku dengan kain itu aku tidak bisa melihat apapun, semua gelap. Tiba-tiba aku merasakan hembusan nafas familiar yang begitu dekat dengan telingaku.
"Kau membuat daddy tegang hanya dengan duduk seperti itu, baby boy"
Aku menguk salivaku, oh.my.gosh yang barusan itu apa? jantungku mulai berdetak tidak karuan. Suara berat daddy, aroma samar tubuhnya, aku bisa merasakan semuanya dengan jelas. Apa ini karena indra penglihatanku yang tetutup jadi indra lain semakin sensitif?
"Apa kau sadar apa yang sedang kau kenakan Baby boy? Kau berusaha menggoda daddy dengan itu? hm?"
"Y-yes daddy"
"Kau semakin nakal, Luca. Apa kau suka menggoda daddy seperti itu?"
"Y-yes, daddy"
"Kau suka menjadi baby boy yang nakal?"
"Y-yes daddy"
"Kalau begitu, akan daddy tunjukkan padamu apa yang tejadi pada baby boy yang nakal!"
Aku merasakan Deja vu setelah daddy mengatakan itu. Aku terus meneguk saliva ku dengan berat. Suara langkah daddy terdengar ditelingaku, suara itu terdengar berjalan ke belakang kursi dan sepertinya mengambil sesuatu.
"Kau tahu apa yang daddy pegang?"
"Tidak, daddy"
Daddy tidak memberitahuku apa yang dia bawa, sebaliknya daddy langsung membuatku merasakan benda apa itu. Seketika tubuhku menegang, sapuan lembut bulu yang halus menggelitik ku. benda itu berputar-putar di dalam bajuku, tepat di niple ku.
"Ah, daddy~"
Karena pergerakanku yang tebatas, akhirnya aku hanya bisa mengeluarkan suara-suara desahan permohonan, aku tidak tahan dengan geli seperti ini, tubuhku telalu sensitif, tapi sayangnya daddy sama sekali tidak berhenti! Bulu-bulu itu menyapu perlahan bagian leherku yang sensitif. Pen*s ku semakin tegang. Desahan-desahan pelan terus megalir dari bibirku.
"Daddy, please!"
"Tidak semudah itu, boy"
"Ah~"
"Apa kau masih ingat apa yang tejadi pagi ini?"
"P-pagi?"
"Iya"
"Emnhh.. Lu-Luca tidak ingat.. daddy please, Luca gakuwat"
"Daddy tidak akan berhenti sampai Luca mengingatnya"
"Ngh.. da-daddy~"
Seketika aku memutar otak, mengingat setiap hal yang kulakukan pagi ini. Sesuatu yang membuat daddy tidak senang...
"I-iya, Luca ingat!"
"Bagus, jadi kau sudah sadar apa kesalahanmu, baby boy?!"
"Y-Yes, daddy"
"Sebutkan!"
"L-luca tidak mau pergi kerja"
"Benar, aku tidak masalah meskipun kau tidak bekerja tapi aku ingin kau serius melakukan sesuatu yang sudah kau putuskan!"
"I'm sorry daddy.."
"Apa kau masih ingat apa yang sudah kau putuskan?"
"Yes, daddy"
"Dulu, kau mengatakan kau ingin memenuhi tanggung jawabmu sebagai seorang laki-laki, yaitu bekerja"
"Iya daddy, Luca ingat"
"Lalu, kenapa sekarang Luca jadi malas begini?"
"L-Luca..." Aku terbata-bata tidak mampu menjawab pertanyaan daddy
"Daddy tidak ingin Luca jadi seorang yang tidak memiliki pandangan untuk masa depan"
"I'm sorry daddy... I'm a bad and naughty boy"
"That's right, you're a bad and naughty boy. Karena itulah Luca harus dihukum!"
"Y-yess, daddy"
Suara langkah kaki daddy terdengar lagi.
"Kau tau apa yang daddy bawa sekarang?"
"Lu-Luca tidak tau daddy"
"It's a paddle. Aku akan menggunakannya untuk menghukummu"
'Paddle, oh.my.god. paddle... yesh daddy I want it, please give it to me!!'