Setelah sampai di lantai dua, Angela berhenti sebentar, dia tidak langsung mengetuk pintu yang berada di depannya dan menarik napasnya terlebih dahulu untuk menenangkan dirinya.
Dia tidak tahu kenapa mamanya meminta mereka menuju ke confession room, apakah ternyata mamanya sudah mengetahuinya?
Angela menggelengkan kepalanya karena itu tidak mungkin.
Merasa lebih tenang, Angela akhirnya mengetuk pintu ruangannya dan segera memasuki ruangan itu ketika mendengar suara Carolina yang menyuruhnya masuk.
"Tempat ini benar-benar tidak berubah," gumam Angela dengan pelan ketika memasuki ruangan itu.
Ruangan itu bercat putih, dan tidak memiliki apapun kecuali meja dan dua buah kursi. Tempat ini seperti sebuah ruangan interogasi yang biasanya dia lihat di film-film, tapi bedanya, di sini ruangannya berwarna putih, bahkan lantai, meja, dan kursinya berwarna putih.
"Silakan duduk," jawab Carolina sambil tersenyum.
"Ah iya," jawab Angela yang segera tersadar kemudian langsung duduk.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com