webnovel

Malam yang akan susah dilupakan

Theo dan Kisa pun bertemu di asrama dengan tas belanja "kamu juga?" tanya Kisa "iya, ini semua ide Karla" jawab Theo "aku tahu kok kenapa" ucap Kisa dengan senyum setelah menaruh barang-barangnya Kisa ke tempat latihan sedangkan Theo mempersiapkan barang-barangnya untuk besok pergi ke Jerman, Theo hanya memasukkan barang-barang yang ia butuhkan dan meninggalkan barang-barang sisanya ia terlihat tak ingin meninggalkan jepang, beberapa lama kemudian para idol sudah kembali ke asrama dan melihat Theo keluar dari asrama dengan pakaian yang akan ia pakai untuk pergi bersama Kisa, tiba-tiba saja ia dihentikan oleh Hisa dan Hisa bertanya "kamu mau kemana?", " ke ke... em... ke... kemana ya" Theo tidak bisa menjawabnya karena ia sendiri belum tahu ingin kemana bersama Kisa.

Lalu Kisa datang dan berkata "kita hanya keluar sebentar kok, kita juga sudah dapat izin dari Kino", "kalian cuma berdua?" tanya Hisa "i-iya, apa tidak boleh?" tanya Theo "Nikmati malam kalian" ucap Hisa dengan senyum, sebenarnya Theo kaget dengan jawaban Hisa tapi ia menerimanya "aku akan menunggumu dilluar ya" ucap Theo kepada Kisa, lalu Theo keluar dari asrama dan menunggu Kisa diluar Theo mempertimbangkan jika ia akan membuka maskernya atau tidak saat berjalan dengan Kisa, beberapa menit kemudian Kisa sudah selesai bersiap untuk pergi bersama Theo Hisa hanya melihat dari pintu mengamati mereka berdua yang mulai menghilang dari pandangan Hisa, mereka berdua berencana untuk menikmati senja.

Sesampainya mereka di pantai mereka berdua hanya berdiri, mengobrol berdua sambil menikmati matahari terbenam "Maaf, tapi bisakah kau memberitahuku tentang tragedi itu dan kakakmu? jika tidak mau juga tidak apa apa, aku tidak maksa kok" ucap Kisa, Theo hanya menoleh ke Kisa dan kembali melihat ke arah matahari terbenam mereka berdua berdiri sangat dekat satu sama lain, "kau... benar-benar ingin tahu?" tanya Theo "i-iya jika kau mau menceritakannya" jawab Kisa.

"jadi waktu itu... Hari itu aku dengan ayah dan ibuku pergi ke suatu pusat perbelanjaan di Jepang untuk membeli makanan dan barang-barang keperluan selama keluargaku berlibur di Jepang, saat itu kakakku memilih tinggal di penginapan kita saat aku membeli makanan ringan tiba-tiba saja ada suara keras seperti suara ledakan dan aku melihat orang-orang lari ayahku yang panik langsung mengangkatku untuk pergi dari situ, tapi malangnya saat kita sudah di depan pintu keluar kita dihadang 2 orang bersenjata ibuku mencoba melawan mereka dan memberikan waktu untuk aku dan ayahku lari tapi... dia tidak selamat dari kejadian itu. Aku dan ayahku sudah sempat lari ke tempat yang kami pikir aman untuk menunggu bantuan tetapi nyatanya tidak, tiba-tiba saja aku mendengar ada langkah kaki mendekat aku bersembunyi di bawah suatu meja kasir tapi ayahku tidak ia lebih memilih melawan mereka, saat orang itu masuk ternyata dia membawa temannya jadi itu 2 lawan 1 aku mendengar semuanya dengan jelas ayahku berkelahi dengan orang itu aku mendengar salah satu orang itu menjerit kesakitan dan suara yang ku dengar terakhir adalah suara tembakan selebihnya aku tidak tahu apa yang terjadi aku merasa hilang kendali akan tubuhku yang ku tahu aku sudah berjalan dengan santai keluar dari pusat perbelanjaan itu" ucap Theo, Kisa merasa ada sesuatu yang dirahasiakan Theo darinya dan Karla, tanpa ia sadari Theo dan Kisa sudah duduk di pasir dengan kepala Kisa yang bersandar ke bahu Theo.

Theo melihat wajah Kisa yang malu-malu ingin menanyakan sesuatu "kau kenapa? apa Karla bilang sesuatu yang memalukan?" tanya Theo "Ti-Tidak kok aku hanya ingin bertanya sesuatu kepadamu, apa boleh? tapi jangan tertawa ya" ucap Kisa dengan malu-malu "tanya saja memangnya ada apa?" tanya Theo "sejak kamu membuka maskermu banyak yang... me-menyukaimu a-apa kau sudah menerima salah satu dari mereka?" tanya Kisa dengan malunya, Theo hanya tersenyum dan berkata "belum satu pun kok" matahari pun terbenam dan mereka berdua pun memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran di pusat kota Tokyo, mereka berdua pun berjalan ke pusat kota, mereka berdua berjalan lebih dekat dari sebelumnya, mereka membahas dari pertama kali Kisa mendaftar ke agensi, dan hari pertama Theo dan Kisa bertemu yaitu saat Theo baru masuk Hikarigasaki dan saat itu Kisa terkena perundungan karna mereka tidak ada yang suka dengan sikap Kisa yang seperti mencari perhatian guru, saat itu kisa sedang dikepung 3 gadis kakak tingkat dan 2 pria kakak tingkatnya di atap sekolah Kisa dan tidak berani melawan tapi Theo anak yang masih baru sedang bersantai di bangku situ tidak suka diusik dan menyuruh mereka untuk melakukannya di tempat lain para kakak tingkat itu tidak terima diperintah Theo.

Dan mereka membuat kesalahan besar dengan mengusik anak yang melalui banyak hal itu, kakak kelas 12 yang terlihat berani itu mencoba meninju Theo tapi Theo mundur kebelakang dan mengeluarkan karet dan pulpen, dan dengan cepat membuat mekanisme panah dengan pulpen yang bagian tajamnya tidak ia keluarkan dan karet itu dan menembakannya ke arah leher yang tadi mencoba meninjunya semua kakak tingkat yang melihat itu langsung mundur dan yang terkena tembakkan tadi hanya terbaring, lalu Theo menyuruh Kisa untuk berdiri di belakangnya sambli mengambil pulpen yang tadi ia tembakkan, lalu ada 1 kakak tingkat prianya yang mencoba meninju Theo tapi telat Theo sudah melepaskan pulpennya ke arah lutut orang itu dan saat orang itu berlutut Theo langsung menendangnya.

kedua kakak tingkat pria itu yang ditarik pergi oleh tiga kakak tingkat wanitanya, lalu Theo berkata sesuatu dengan bahasa jerman yang tidak Kisa mengerti lalu berkata pada Kisa "tenang saja mereka tidak akan berani melapor kepada guru" ucap Theo kepada Kisa saat itu, tak kerasa Theo dan Kisa sudah sampai di restoran yang mereka tuju, mereka pun masuk dan duduk, mereka pun memesan makanan dan mengobrol seputar Tokyo Production, ditengah-tengah obrolan mereka berdua Theo yang masih menggunakan masker dikira Douglas jadi dimintai foto oleh beberapa anak pendukung FC Tokyo lalu Theo mengiyakan setelah anak-anak itu mengambil foto mereka pun kembali ke orang tua mereka dan orang tua mereka berkata "terimakasih, kalian berdua pasangan yang sangat cocok" Theo hanya tersenyum dan Kisa pipinya memerah, mereka pun lanjut mengobrol.

Hari itu Kisa baru pertama kalinya menginjakkan kaki di asrama Tokyo production dia masuk bersama Hisa, saat itu Theo baru bangun tidur dan baru keluar dari kamar dengan rambutnya yang masih berantakan dan masih mengenakan jaket kesayangannya saat ia melihat arah pintu dari tangga ia melihat Kisa dan bingung kenapa Kisa bisa masuk Theo tidak bisa melihat penglihatannya masih buram dia mengira itu Kino dan Theo bertanya "Kino apa itu kau?" tanya Theo yang sedang memulihkan pandangannya, saat penglihatannya sudah pulih Theo menatap Kisa dan juga sebaliknya dengan keheningan "eh?" ucap mereka berdua.

Kisa tertawa mengingat hal itu lalu Theo mengatakan sesuatu dalam bahasa jerman kepada Kisa tanpa Kisa mengetahui apa arti dari perkataan Theo tapi ada 3 kata yang ia tahu yaitu kata"aku" "kamu" dan "berdua" karena sempat diajari Karla, sesudah dari tempat makan itu Theo dan Kisa berjalan pulang diperjalanan Kisa bertanya kepada Theo "Theo apa kira-kira mereka sudah tau?", "aku tidak yakin mungkin, Kino sudah memberitahu yang lain" ucap Theo, terjadi keheningan diantara mereka berdua "apa aku boleh tau kenapa kau tidak menerima satu pun dari gadis sekolah kita?" tanya Kisa Theo menjawabnya dalam bahasa jerman hanya 2 kata yang Kisa tahu yaitu "aku" dan "kamu" Kisa heran kenapa Theo selalu menjawabnya dengan bahasa jerman lalu ia memutuskan untuk bertanya "Theo, apa arti semua itu", "nanti juga kau akan diajari Karla" balas Theo, ternyata Theo tau kalo Kisa diajari Karla bahasa jerman.

lalu Theo bertanya kepada Kisa "kenapa dulu kau mempercayaiku untuk tinggal serumah dengan kalian?", "karena aku percaya kamu itu orang yang baik-baik" jawab Kisa. "um... Theo luka di wajahmu... bekas apa itu" tanya Kisa "oh ini? mungkin bekas tragedi itu" ucap Theo "b-boleh aku menyentuhnya?" tanya Kisa dengan malu-malu "boleh kok" jawab Theo lalu Kisa mulai menggerakan tangannya untuk menyentuh bekas luka yang ada di wajah Theo, setelah Kisa menyentuhnya pipi Theo mulai memerah Kisa hanya tersenyum melihat itu, setelah tidak menyentuhnya lagi mereka pun lanjut jalan ke arah asrama.

Sesampainya mereka berdua disana mereka melihat semua idol Tokyo production sudah menunggu di depan gerbang asrama "eh?" ucap Kisa dan Theo.