"Aku tidak berbohong, dulu kita memang pernah melakukan perjalanan bersama," sahutku, dia terdiam masih dengan tatapan tajam terarah padaku.
"Mungkin saat ini kau tidak mengingatnya, tapi aku yakin sekali suatu hari nanti kau pasti akan mengingatnya. Aku akan membantumu mengingat kenangan kita," tambahku seraya kusunggingkan seulas senyum padanya.
Aku melangkah mendekatinya, sungguh aku rindu sekali padanya. Sekali pun aku tidak bisa memeluknya, setidaknya aku ingin sekali menatap wajahnya dari dekat. Wajah yang selalu sukses membuat jantungku berdetak tak karuan.
Ketika langkahku sudah semakin dekat dengannya, dia tetap tak bergeming di tempatnya berdiri. Kini aku sudah berdiri tepat di hadapannya. Tubuhku yang hanya mencapai bahunya, membuatku harus mendongak untuk menatap wajahnya.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com