webnovel

Dance Of The Red Peacock.Ind

HongEr seorang anak berwajah manis yang menyenangkan, dengan tawa yang indah seperti cahaya matahari, seperti di dunia ini tidak ada hal yang bisa menggoyahkan keceriaannya, yang membuat semua tak bisa berpaling darinya. Kisah petualangan bocah dengan sepasang mata dan rambut berwarna merah baru saja dimulai, bersama dengan kakaknya tercinta FeiEr menjelajah JiangHu dan menemukan segala hal mulai dari yang menyenangkan hingga menegangkan. Its Bromance to Romance. Ini cerita ringan tentang bagaimana Cinta bisa muncul dalam bentuk apa saja, bahkan perasaan cinta yang timbul kepada orang terdekat yang tidak bisa dikendalikan. Its fun, its cute^^ ================ Cover bukan milik saya just borrowed it guys, but he is so pretty yah ^^

Sweet_SourKiwi · Ost
Zu wenig Bewertungen
129 Chs

KaiLe Menghilang

BuAn mengangguk.

Sejak kekacauan di istana enam belas tahun lalu semua penduduk negara Hua dilarang keras untuk belajar ilmu mistis dan semacamnya, terutama yang berasal dari suku mistis, hingga mereka sama sekali tidak menguasainya, dan kini, suku yang katanya sudah mulai punah itu muncul lagi ke permukaan, walau sebenarnya YangLe sudah tahu akan hal itu sebelumnya, ia tetap tidak bisa mengakuinya di depan umum.

Dari arah pintu tampak FeiEr, DaHuang dan AhLei muncul, ketiganya berhenti tak jauh di depan YangLe dan memberi hormat.

"Yang Mulia, kami, mungkin punya cara" ujar FeiEr.

BuAn mengangkat tangannya meminta pengawal lain untuk membawa pengawal FaHua yang terluka untuk diobati, sementara YangLe mengibaskan tangannya meminta Fei dan lainnya mendekat.

"Tuan muda Jie, apa saran anda?"

Fei menoleh pada AhLei di sampingnya, yang segera maju dan mengepalkan dua tangannya di depan kepalanya menunduk hormat pada YangLe.

"Yang mulia, eh itu, .." walau sebenarnya AhLei agak ragu, ini berhubungan dengan nyawanya.

Fei melirik sekitarnya, terlalu banyak orang dalam ruangan, pengawal Song dan anak buahnya, YangLe yang seakan mengerti melirik BuAn agar membubarkan yang lain.

Tak lama kemudian.

YangLe menyeringai, pemuda di depannya sepertinya terlalu menganggap ia begitu mudah hingga menceritakan masalah yang sangat penting dan terutama sangat terlarang, sebagai salah satu bagian dari suku mistis, apa kepala FeiEr sudah terbentur dengan keras hingga ia tak takut kalau ia sebagai putra mahkota akan segera menghukum mati pemuda yang berlutut di depannya, AhLei.

"He, tuan muda Jie, apa anda tahu, saat ini dengan posisiku aku harusnya mengurung temanmu ini di penjara istana dan memberi hukuman berat untuknya, bisa saja membuat ia lumpuh atau mati, kalian, tidak begitu bodoh menceritakan masalah ini?"

Fei tersenyum, ia cukup percaya diri saat itu.

"He kalau begitu maka pangeran KaiLe akan mati konyol, menurut AhLei suku mistis memang tidak lagi mencampuri urusan duniawi dan terutama istana, tapi beberapa anak muda yang masih ikut generasi lama tidak berpikir seperti itu, AhLei yang merupakan kepala suku di desa Terbuang tidak bisa menahan para pemuda itu apalagi orang luar, Yang mulia bisa saja memenjarakan AhLei atau menghukum mati dirinya, tapi, apa Yang Mulia sanggup kehilangan adik sepupu Yang Mulia?"

Suara Fei yang jelas membuat YangLe mengepalkan tangannya, apa tuan muda di depannya ini menantangnya? Atau lebih kepada mengancamnya?

"Tuan muda Jie lancang sekali anda!" Suara YangLe tertahan, tapi wajah Fei yang tenang membuat ia tidak bergerak dari tempatnya.

"Sayangnya hamba juga cukup mengenal pangeran Kai, hamba juga tidak rela terjadi sesuatu yang buruk padanya" lanjut FeiEr.

YangLe menghempas tangannya.

"KaiLe lebih baik mati dari pada menerima bantuan dari suku mistis"

YangLe belum menyelesaikan ucapannya saat dari pintu Hong tiba-tiba muncul.

"Kakak tolong bantu kak KaiLe, jangan biarkan kak KaiLe mati, kak!" Dengan segera pangeran muda itu masuk dan langsung berlutut di depan YangLe yang masih terkejut melihat ia sudah ada di sana, dua pelayannya menurunkan tubuh memberi hormat.

"Yang Mulia"

YangLe menggigit tepi bibirnya, ia membantu Hong berdiri dengan cepat.

"Adik lututmu masih sakit kenapa kau berlutut begini ayo cepat bangun"

Hong hampir menangis, ia menahan lengan baju YangLe yang membantunya berdiri dan melihat kakaknya itu dengan mata berkaca-kaca.

"Kak tolong kirim bantuan untuk kak Kai, kak Kai kasihan kak jangan biarkan ia mati di sana"

"Anak bodoh siapa yang akan membiarkan kakakmu mati? Adik pikir kak YangLe ini tidak punya perasaan, tapi hutan arwah itu bukan tempat yang bisa kau kunjungi begitu saja, bahkan pendekar paling hebat Hua tidak bisa menembusnya, kakak tidak boleh gegabah"

Fei melirik DaHuang di belakangnya, sebelum masuk tadi ia mengatakan pada DaHuang agar memberitahu Hong soal masalah ini, dengan sifat YangLe yang terlalu menuruti keinginan HongEr putra mahkota itu tidak akan bisa menolak rajukannya.

Hong melirik ke sekitarnya, lalu berhenti pada AhLei yang berdiri di belakang FeiEr, ia menunjuk padanya.

"Kak AhLei bisa, kak AhLei pasti bisa membantu kak Kai, kakak kirim saja kak AhLei yah"

AhLei gagap, ia menoleh pada Fei dan bertanya lewat tatapan matanya, bagaimana pangeran muda itu bisa tahu soal kemampuannya?

"Eh I itu"

FeiEr sendiri penasaran dan ingin tahu juga, setahunya AhLei sudah cukup hati-hati saat mengeluarkan ilmunya, hanya saat melatih Fei dan DaHuang dasar-dasar mistis di tempat terpencil ia akan menunjukkannya sedikit, tapi, Hong tidak mungkin menintip mereka Khan?

YangLe melihat Hong dengan mata besar.

"Maksudnya adik juga tahu ia dari suku mistis? Dan adik diam saja selama ini?"

Hong mengangguk.

"Emm Hong pikir, itu, hal biasa khan, Iyah khan kak?"

YangLe terlihat makin kesal, ia menahan napasnya melihat ke arah lain, mengerutkan dahinya berpikir dalam.

"Heh KaiLe ini bisa-bisanya terlibat masalah seperti ini"

......................

Jauh di perbatasan kota, di kedalaman hutan arwah yang tak terjamah, di mana air yang mengalir sangat jernih di sepanjang kali dari air terjun dan tanah berlumut dan berjamur karena matahari yang tidak sampai hingga permukaan tanah, tanah yang ditumbuhi segala jenis tanaman liar dari obat hingga tumbuhan beracun, pohon yang menjulang sangat tinggi setelah lama tak terjamah tangan manusia yang membuat ia tumbuh dengan sepuas hatinya.

Di mana hewan bukan hanya burung kecil hingga monyet besar dan Auman harimau yang seakan berusaha menandai tempatnya dengan suara mereka.

Di antara pohon dan semakin yang tumbuh lebat di balik sebuah batu besar terletak kota BaYau yang indah, itu dulu, kota besar yang kini masih meninggalkan puing-puing bangunan besar milik warga yang banyak terdesak hingga ke pedalaman hutan dan goa untuk tempat tinggal mereka, walau beberapa kini terlihat perlahan hidup kembali dan membangun kota yang hancur itu dari awal lagi, terlihat beberapa bangunan yang dibangun ulang dengan umbul-umbul dan bendera khas kota BaYau yang memberanikan diri untuk terbang kembali menghadapi angin.

#####