Setelah melaksanakan solat dhuhur berjama'ah Ahsan dan Barrak keluar dari Masjid dan jalan bersama, mereka sampai dihalaman rumah.
"Mas boleh aku bertanya?" Ahsan mulai membuka perbincangan.
"Silahkan, dengan senang hati, apalagi jika membahas hukum dalam agama, saya sangat bersemangat," jelas Barrak, "Mari duduk disitu," ajak Barrak duduk ditaman depan rumah. Gerbang dibuka, Ahsan mulai curiga dengan seseorang yang berada didalam mobil.
"Sepertinya dari tadi mobil itu mengawasiku," gumamnya,
"Tunggu sebentar Mas," Ahsan berlari mengangkat sarungnya, dan hanya memakai boxser. Mobil itu bergegas pergi dengan kecepatan tinggi.
"Yah ... Nomer platnya sudah aku hafal, wajahnya pula," Ahsan kembali kehalaman rumah.
"Siapa?"
"Tidak tau namun sekilas wajahnya mirip Abdi atau Arsen, tapi entahlah," ujar Ahsan lalu duduk, ingatan pemuda ini sangat tajam, sekali melihat musuh ia akan mengingat selamanya. Barrak duduk.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com