webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Teenager
Zu wenig Bewertungen
280 Chs

Ke Tempat Wisata

Sepulangnya dari kebun teh, ke tiga belas orang itu berkumpul di ruang makan. Di tambah Rudy yang ikut bergabung, mereka makan siang bersama dengan keluarga yang lengkap.

"Oh iya, siapa nih yang mau ikut main ke air terjun? Habis ini kita jalan," ajak Miko pada yang lainnya.

"Hah? Air terjun? Mau ikut dong!" jawab Mira langsung.

"Aku juga ikut!" sambung Syafa dengan semangat.

"Sadil juga mau ikut!" ucap anak laki-laki Louis dan Adila.

"Kita juga pasti ikut, ya kan sayang?" jawab Adila sambil melirik Louis.

"Iya," jawab Louis dengan anggukannya.

"Reisya dan aku juga ikut," lanjut Refan dan di angguki oleh Reisya.

"Kalau gitu aku dan Adisty juga ikut, ya?" sambung Fasya sambil memastikan pada Adisty.

"Boleh, pasti seru deh. Soalnya yang lain juga ikut," jawab Adisty setuju.

"Oh iya dong kak, makin ramai kan makin asik. Bisa main air bareng nanti," balas Syafa semangat.

"Aku juga ikut," kata Zaco dengan ekspresi santai.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com