webnovel

Bukan Salah Rasa

Kisah anak-anak remaja yang beranjak dewasa, dimana masing-masing dari mereka memiliki masalah hidupnya masing-masing. Refan, Reisya, Ruri, Simon, Miko, Zahra, Nando, Nindy, Lucy, dan Gavin. Mereka semua memiliki kisah hidupnya masing-masing, dimana ego dan perasaan menjadi landasan dari sebuah perubahan besar dalam hidup mereka. Di saat hati sudah menguasai, apakah logika bisa melawannya? Baik sadar atau tidak, nyatanya perasaan lah yang selalu menang atas perdebatannya dengan ego. Anak muda adalah awal dari kisah mereka, setelah beranjak dewasa barulah mereka mengerti arti perasaan yang sebenarnya. Lalu jika masalah terjadi di antara kehidupan mereka, apakah rasa itu ikut bersalah? Hati seseorang tidak bisa di tentukan oleh kehendak orang lain, karna kekuasaan sepenuhnya ada pada si pemilik hati sendiri. Apakah ia menerima perasaan itu, atau malah membuang. ( Mengandung beberapa part 21+)

SA_20 · Teen
Not enough ratings
280 Chs

Jalan Ke Kebun Teh

"oma, ayah, ibu, dan semua, aku dan Adisty ikut pamit ya? Kami mau jalan-jalan di sekitar sini," pamit Fasya pada semua yang ada di sana.

"Oh iya silahkan nak," jawab Monalisa memberi izin.

"Kalau mau jalan-jalan ya boleh saja, tapi jangan terlalu jauh ya? Takutnya kalian nyasar," lanjut Reisya mengingatkan.

"Iya bu, tidak akan jauh-jauh kok. Paling hanya sebatas kebun teh ini," jawab Fasya meyakinkan.

"Ya sudah, hati-hati ya kalian?" balas Adila mengizinkan.

Fasya dan Adisty mengangguk paham, lalu mereka melangkah memisahkan diri dari rombongan keluarga mereka. Fasya sengaja memilih untuk jalan berdua, karna ia ingin menikmati waktu berduaan dengan istrinya di tempat yang nyaman dan tenang itu.

"Di sini enak ya Dis, tenang dan nyaman. Jauh dari berisik," ucap Fasya dengan santai.

"Iya kak, tinggal di pedesaan seperti ini memang enak. Apalagi suasananya masih asri," jawab Adisty dengan senyum tipis.

"Kamu mau tinggal di sini?" tanya Fasya tiba-tiba.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com