webnovel

Beautiful Peach Blossom

"Aku sudah memutuskan hal ini matang-matang" ucap Wonbi penuh tekad meski air mata belum sepenuhnya kering dari wajahnya. Seorang gadis dari desa nan jauh berjuang untuk mengenyam pendidikan di istana kerajaan dengan menggunakan nama saudara sepupunya yang telah meninggal. Ia akan tetap merahasiakan identitasnya sebagai perempuan yang menyamar menjadi laki-laki. seiring perjalanan sebagai mahasiswa ia akhirnya mampu mengungkapkan rahasia dibalik kematian ibu dan sepupunya. Menjalani hidup dengan kumpulan pangeran kerajaan membuat hidupnya tak semulus yang ia kira. Awalnya cukup merepotkan akan tetapi semuanya ikut andil dalam mencari kebenaran tragedi sepuluh tahun yang lalu.

Rose_And_Sunset · Geschichte
Zu wenig Bewertungen
53 Chs

BAB 26 "MEMORI SETELAH DIUSIR DI ISTANA"

ROSE AND SUNSET

Hyunsang perlahan membuka pintu, niat hati ingin menemani hansung yang mengerjakan tugasnya. Namun siapa sangka bahwa temannya itu sedang tertawa terbahak-bahak bersama seseorang lainnya yang ia sendiri tidak tahu siapa.

Ia pun mencoba membuka pintu depan perlahan, sekadar ingin mendengar suara siapa yang sedang berbincang dengan hansung di luar. Yang bisa ia pastikan adalah bukan seonho karena dia masih terlelap di dalam kamarnya.

30 menit sebelumnya….

Setelah keluar dari kamar, hansung langsung menggerutu kesal. Ia ingin tidur mala mini tanpa memikirkan hal yang macam-macam, tapi apalah daya baginya jika ia hanya akan mendapat ancaman dari seseorang yang lebih berkuasa dibandingkan dirinya.

Ia pun mulai keluar dari rumah dan mencoba mengerjakan tugas hyunsang yang sama dengan tugasnya. Ia berharap udara malam mampu membantu mengurangi rasa kesalnya terhadap hyunsang. Gemerlap bintang terlihat cantik di langit, seolah-olah senyum menyambut hansung yang sedang keluar saat itu. Kenangan hansung menyelam jauh ke masa lalunya dimana ia dan hansung masih bersama.

"andai saja hansung tidak keluar dari istana dan aku juga tidak terpisah dengan keluargaku sendiri. Akan seperti apa ya? Hansung yang sekarang memasuki dunia haeseok. Aku rasa dia pasti menjadi bersinar seperti bintang yang di atas sana. Hansung? Kau mendengarku?" gumam hansung kepada dirinya sendiri.

# # #

Waktu itu adalah malam ketiga ketika wonbi ikut dengan pamannya ke sebuah dusun kecil yang sangat jauh dari istana. Sama seperti anak seumuran lainnya, ketika berpisah dengan keluarganya pasti akan menangis bahkan malam itu sudah malam ketiga hansung menangis.

"kau ini cengeng sekali!" bentak hansung kepada gadis yang sedang duduk di teras rumahnya.

Hansung dan ayahnya Nampak sibuk mempersiapkan makan malam. Wonbi yang mendengar dirinya dibentak menjadi terkejut, ia ingin menghentikan tangisannya namun ia malah menjadi tersedu-sedu dan tubuhnya gemetaran karena ia semakin takut. Melihat hal itu kim hanlong menjadi memarahi hansung.

"tak bisakah kau bersikap baik? Dia ini kan anak gadis, dia tidak punya siapapun disini, hanya kita yang masih mau merawatnya. Mungkin dia belum paham karena masih anak-anak tapi kau tak boleh bersikap kasar seperti itu. Kau dulu juga menangis berhari-hari ketika ibu meninggal. Ayah tidak pernah melarang orang untuk menangis, seharusnya kau sebagai kakak yang baik harus mencoba bersikap baik kepadanya, mungkin dia butuh waktu" kata paman hanlong.

"nah, wonbi-ku yang cantik. Menangisnya berhenti dulu ya, mari kita makan malam. Makanan apa yang kau sukai? Kau bisa pilih salah satunya. Oke?" mendengar bujukan dari pamannya ia pun menjadi luluh dan menghentikan tangisannya. Ia mulai digiring ke meja yang sudah ditata di tempatnya.

Saat makan malam wonbi makan dengan lahap, mungkin karena lelah setelah menangis seharian dan semalaman. Pada saat ia tengah melahap makanannya ia melihat bayangan menyeramkan di atas pagar pembatas rumahnya. Ia berteriak, "AAaakk!" hansung dan ayahnya kaget mendengar jeritan wonbi dan melihat kea rah yang ditunjuk wonbi, seorang bocah yang masih berpakaian compang camping sedang menatap mereka yang sedang makan di luar rumah.

"wonbi tenanglah, itu hanya anak tetangga kita. Dia biasa memanjat sesuatu untuk melihat kesini dia juga sering main kesini. Nantinya dia akan menjadi temanmu oke?" kata paman hanlong menenangkan wonbi.

Mendengar penjelasan pamannya wonbi menjadi lebih lega. Ia menjadi malu karena telah berteriak sekencang itu. Anak kecil yang menjadi penyebab wonbi berteriak pun meninggalkan tempatnya dan langsung menghilang tak berbekas.

"paman, apa anak itu sering bertingkah seperti itu?" Tanya wonbi.

"huum" jawab hanlong singkat karena saat itu ia sedang melahap makanan yang ada di depannya.

"biarkan saja dia, dia kadang juga datang kesini minta makan. Tak apa-apa, dia aslinya baik kok. Nanti kau temani dia ya, kasihan, sepertinya ia tak punya teman bermain selama ini" saran hansung kepada wonbi. Yang mengherankan adalah, sejak melihat anak gadis itu ia merasa kasihan sehingga hatinya pun sedikit lunak.

"baiklah, ayo lanjutkan lagi makannya!" seru paman hanlong kemudian diikuti hansung dan wonbi.

Malam itu setelah makan malam wonbi menunggu rasa kantuknya datang dengan memandangi langit yang cerah karena bintang gemintang. Malam itu, hansung juga rupanya tak bisa tidur. Ia pun mencoba keluar dari kamarnya dan mendapati sepupunya berada di teras rumahnya.

"kau kenapa? Menangis lagi?" Tanya hansung.

Mendengar seseorang berbicara ia pun langsung menoleh ke belakang. Ia tak sangka bahwa saudara sepupunya itu akan keluar di malam yang larut itu. "ah tidak, aku hanya suka menatap bintang dan bulan. Kata wonki, kalau aku menatap bintang yang bercahaya sambil tersenyum maka aku akan bisa menemui orang yang kucintai di dalam mimpiku, lagipula aku belum mengantuk, semoga saja ketika nanti aku tertidur aku bisa bertemu ibu dan kakakku dalam mimpi"

Hansung tersenyum mendengar kepolosan dari gadis di hadapannya, ia pun menjadi sedikit terhibur. Ia tahu itu tidak mungkin benar, tapi siapa tahu? Ia nanti juga bisa bertemu dengan ibunya?.

"kau benar, aku juga berharap kalau aku nanti tertidur aku bisa berjumpa kembali dengan ibuku" kata hansung. Merasa ia tengah dihibur oleh seseorang wonbi pun merasa bahagia sehingga tanpa ia sadari ia pun tersenyum manis kepada hansung. Hansung merasa malu karena sepertinya saat itu adalah kali pertamanya ia mendapat senyuman semanis itu dari seorang gadis.

"makanya, kau jangan menangis! Kalau menangis mukamu akan jelek, apa kamu mau jika nanti ibumu menemui dalam mimpi dank au dalam keadaan jelek? Tidak kan?" tambah hansung.

Wonbi yang masih polos selalu percaya setiap perkataan orang yang ada di sekitarnya. "oh, benarkah? Kalau begitu aku tidak mau lagi menangis! Aku ingin selalu tersenyum di depan ibu agar ibu juga tersenyum kepadaku!"

Melihat kesungguhan dari wonbi adalah hiburan tersendiri bagi hansung, tanpa ia sadari ia pun tersenyum menatap wajah manis wonbi yang sekarang kembali teralihkan oleh jutaan bintang yang bertabur di langit. "ya sudah, wonbi lebih baik tidur sekarang. Ini sudah malam, besok kamu tidak bisa bangun pagi lho"

"aah, nanti dulu"

"kalau kau besok bangun pagi, maka aku akan mengajakmu ke suatu tempat yang belum pernah kau temui sebelumnya" janji hansung.

Malam itu, kali pertamanya wonbi dan hansung menjadi akur dan mulai menumbuhkan rasa kepercayaan satu sama lain setelah keluar dari istana. Meski tidak memungkiri beberapa kali juga wonbi berusaha kabur dari rumah saat mendengar kabar desas desus dimana kakaknya tinggal.

Sebelum percakapan malam itu, hansung dan wonbi sudah saling mengenal satu sama lain karena mereka dulunya sempat tinggal di istana. Wonki, kakak wonbi memilliki umur yang sama dan sama-sama tinggal di istana. Mereka bertiga selalu bermain bersama seorang anak dari saudara raja lainnya yang bernama lee minhyung. Yang tanpa wonbi ingat bahwa lee minhyung adalah tutornya saat ini yang berada di asrama bongsul.