ROSE AND SUNSET
Pagi sekali, wonbi sudah dibangunkan hansung menggunakan seember air dingin yang langsung membuat wonbi menggigil kedinginan. "apa yang sedang kau…?" wonbi tidak melanjutkan pertanyaannya, ia pun merengut dan mencoba mengelap bajunya yang sudah basah kuyup.
"kau lupa semalam? Bangunlah, aku akan mengajakmu berkeliling desa ini" kata hansung masih berdiri di posisinya semula.
"baiklah, aku ikut. Tapi, lain kali kau tidak perlu membangunkanku dengan air begini. Kau menggoyangkan badanku sedikit saja aku pasti bangun" kata wonbi. Daripada mendengarkan celotehan sepupunya hansung pun langsung memutuskan keluar rumah dan membantu ayahnya yang menyiapkan sarapan pagi.
"selamat pagi tuan putri wonbi, silakan mandi dulu setelah itu sarapan akan siap" kata paman hanlong kepada wonbi saat ia baru keluar dari kamarnya.
Sarapan pun usai. Selesai sarapan mereka pun saling membersihkan peralatan makan masing-masing dan hansung langsung mengajak wonbi keliling pasar, desa, dan tak lupa juga pegunungan yang ada di dekat desanya. "kenapa kau mengajakku kesini? Kau tidak ingin membunuhku dan membuang jasadku disini kan?" Tanya wonbi.
Mendengar pertanyaan aneh saudaranya hansung pun langsung menoleh ke belakang dan menatap sinis saudaranya, "jaga mulutmu jika kau tidak ingin mati seperti itu" kata hansung dengan sorotan mata berkilat suram.
Wonbi menjadi gelagapan dan akhirnya memutuskan untuk tidak akan bertanya apa-apa lagi. "aku kesini mengajakmu menangkap ayam hutan, kau pasti belum pernah makan ayam hutan kan?" Tanya hansung.
"ayam hutan? Bagaimana rasanya?" Tanya wonbi.
Hansung pun berhenti agar langkahnya sejajar dengan sepupunya, "yang pasti, jauh lebih enak dari ayam yang kamu makan di istana selama ini"
Setelah mendapatkan ayam, mereka pun langsung kembali ke rumah dan hansung mengolah makanannya. "kau pandai memasak ya?" Tanya wonbi yang duduk di teras.
"tidak juga, hanya saja saat ayah bepergian jauh aku harus bisa menyajikan makanan untukku sendiri. Namun sekarang yaah, seperti yang kau tahu ada beban bertambah di keluarga ini" goda hansung ke wonbi.
"hah? Maksudmu aku?" wonbi pun kesal dan tidak menggubris perkataan saudaranya. Hansung hanya tertawa nyaring melihat ekspresi lucu saudaranya karena kesal. Saat itu hansung hanya bercanda dengan mengatakan bahwa wonbi adalah beban, tapi bagi wonbi sendiri, ia merasa benar-benar menjadi beban di keluarga orang lain. Ia pun menjadi diam kembali memotong bahan-bahan lainnya.
"hei, kenapa kau menjadi diam seperti itu? Kau membuatku takut. Sini bahan yang sudah kau potong, harus dimasukkan sekarang juga" kata hansung kepada saudaranya.
Wonbi pun memandang ke arah langit, "wonki, aku merindukanmu. Kau dimana sekarang? Apakah kau sehat disana?" kata wonbi dalam hatinya.
"sepertinya, aku harus keluar dari tempat ini. Aku akan menyusul wonki bagaimanapun caranya!"
# # #
"lee minhyung, kau sedang apa di luar begini? Bukankah dingin?" sapa hansung saat ia sampai di luar asrama.
"ha? Aku? Aku sudah sering di luar begini hingga larut malam sampai kalian terlelap dalam tidur kalian masing-masing" kata minhyung.
"ooh, begitu" jawab hansung.
"kau sedang apa datang kemari? Lalu, gulungan apa yang kau bawa itu?" Tanya minhyung.
"ooh, ini hanyalah tugas dari pelatih tadi siang, dan besok harus dikumpulkan" kata hansung.
"oh iya? Boleh kulihat, kalau mungkin aku akan membantumu" minhyung menawarkan bantuan.
"kau mau membantuku?"
"tentu saja, kenapa tidak?"
"waah, terimakasih banyak. Aku akan mentraktirmu suatu hari nanti" kata hansung.
"kuanggap ini sebagai janji, oke!"
Mereka pun mulai mengerjakan projek dengan telaten, hansung mulai terbiasa dengan minhyung. Hal ini disebabkan karena minhyung sangat ramah kepada semua penghuni asrama bongsul.
"hei hansung"
"iya?"
"aku kemarin sempat tersinggung karenamu" hansung heran dan langsung membelalakkan mata sambil menunjuk ke hidungnya. "ya karena, kau setega itu melupakanku yang merupakan temanmu semasa kecil"
Hansung pun hanya diam dan menundukkan kepala, dalam hatinya ia berpikir, ia harus mengambil perannya sebagai hansung sekarang, dirinya yang sekarang adalah hansung, bukan wonbi. "minhyung, aku minta maaf sebelumnya, itu dikarenakan sudah lama kita tidak pernah bertemu. Tapi kau tidak perlu khawatir, kenangan semasa kita bermain semuanya aku sudah mengingatnya kemarin" kata hansung sambil berbangga diri.
"benarkah? Baguslah kalau begitu. Aku senang mendengarnya, oh iya, karena kau sekarang sudah memasuki istana apakah kau akan tinggal di istana untuk seterusnya?" pertanyaan minhyung yang menyangkut masa lalunya membuatnya kaget dan berpikir keras.
"Benar, aku ingin menggantikan hansung sebagai seorang pelajar yang ada di akademi haeseok. Akan tetapi, aku juga mau mencari siapa pembunuh hansung malam itu. Apa mungkin pembunuh aslinya ada di istana ini? Selain itu, ayah dan ibu tiriku tinggal disini, mereka merasakan kehidupan yang jauh lebih baik daripada aku dan kakakku, apa mungkin aku bisa sekalian balas dendam kalau aku tinggal di istana ini?" kata hansung dalam hati.
"sepertinya kau ada pikiran untuk tinggal disini. Lagipula kau adalah pemuda cerdas, kontribusimu akan sangat berguna bagi rakyat dan Negara" kata minhyung.
"ah, benarkah? Entahlah. Apa yaa yang akan membuatku tertarik untuk tinggal di istana?" Tanya hansung.
"hei, kau ingat tidak? Teman sepermainan kita dulu, si kakak beradik shin!"
"tunggu, dia sedang membahas aku dan kakakku!" kata wonbi dalam hati.
"ooh, maksudmu si…"
"iyaa si shin wonki dan adiknya yang cantik itu! Kau lupa? Kukira karena kalian saudara sepupu jadinya saling mengingat satu sama lain" kata minhyung memutus pembicaraan hansung.
Merasa dipuji di depan matanya sendiri hansung pun sedikit kaget, "kenapa? Kau benar-benar lupa akan saudaramu? Waah benar-benar, tidak kusangka!" keluah minhyung.
Akhirnya sambil mengambil peralatan tulis baru, hansung mencoba bertanya lagi "kau masih mengingat bagaimana wajah si dua kakak beradik itu?"
"sekarang sepertinya tidak, tapi seingatku mereka sangat lucu dan menggemaskan. Terutama adiknya wonki, waaah, padahal dia masih kecil lho tapi sudah secantik itu apalagi kalau dia sudah besar yaa? Jadi secantik apa dia nanti?" kata minhyung sambil menggeleng-geleng.
Sosok jiwa wonbi dalam diri hansung mendadak ingin keluar, dirinya malu dipuji cantik oleh orang setampan minhyung secara langsung di depan. "kau kenapa?" Tanya minhyung.
"aah, tidak apa-apa"
"hei lihat, kau salah dalam membuat garis!" seru minhyung.
"apa? Benarkah?" menyadari kesalahannya hansung pun langsung tertawa diikuti minhyung.
Lee hyunsang yang berada di balik pintu asrama hanya berdiri diam mengamati keseruan dua orang yang ada di luar asrama bongsul. Langit malam Nampak cerah, tidak menunjukkan hujan apapun. "sepertinya ini malam yang indah untuk mereka berdua"
Hyunsang pun akhirnya kembali ke kamar menarik selimut dan tidur hingga terlelap. Sedangkan, hansung dan minhyung menyelesaikan tugas yang sebenarnya merupakan milik hyunsang.
"aku senang bisa bertemu minhyung disini, setidaknya aku bisa diingatkan kembali memori yang indah sewaktu kami bermain dulu" kata hansung dalam hati.