ROSE AND SUNSET
Seharian setelah hyunsang membuat hansung ketakutan, dohyun dan seonho selalu mengawal hansung kemanapun dia pergi. Hingga pada saat yang sudah tidak dapat lagi ditahan oleh hansung. Ia pun berteriak muak, "hentikan kekonyolan ini! Kalian kira kalian akan melindungiku jika seperti ini?"
"tentu saja, kami berdua harus selalu ada di sisimu! Bayangkan jika kau keluar tanpa kami, apa yang akan dilakukan hyunsang padamu? Hah?" seonho pun ikutan marah karenanya.
"ya ampun, tak bisakah kalian memahamiku?" hansung meninggikan suaranya.
"kau tidak nyaman bila kami berdua berjalan di sampingmu?" Tanya dohyun.
"tentu saja aku tidak nyaman! Soalnya aku juga butuh.."
Belum sampai ia melanjutkan kata-katanya hansung pun menekan perutnya seperti sedang kesakitan. "kau kenapa hansung?" Tanya dohyun khawatir.
"apa kau sedang diracuni oleh hyunsang?" Tanya seonho berteriak.
"iiih bukan! Aku hanya ingin pipis, tapi kalian selalu di belakangku, seolah-olah kalian juga akan mengikutiku ke toilet" jawab hansung.
"oh, begitu. Baiklah. Pergilah ke toilet" kata dohyun.
"kita juga harus mengikutinya kan?" Tanya seonho.
"JANGAN!" ucap hansung dan dohyun hampir bersamaan.
"kalian kompak sekali" sanggah seonho.
Tanpa menunggu waktu lama lagi, hansung pun langsung lari terbirit-birit menuju tempat pembuangan hajat.
Sedangkan seonho dan dohyun masih berada di tempat berdiri mereka semula. Seonho hendak menerobos dohyun yang mencoba menghalangi jalannya, "dohyun, sepertinya aku harus mengatakan padamu hal ini" kata seonho.
"apa?" dohyun bertanya balik dengan ketus.
"Kau menjadi sedikit aneh saat berada di dekat hansung, itu yang aku rasakan akhir-akhir ini. Aku benar kan?" kata seonho.
"apa yang kau katakan? Aku ga paham apapun" ujar dohyun sebelum akhirnya dia meninggalkan seonho yang masih di tempatnya semula.
# # #
Selesai hansung berhasil terlepas dari seonho dan dohyun, ia pun merasa lega karena tak ada lagi siapapun yang mengikutinya. Ia merasa bebas. "huft, akhirnya aku bisa sendiri sekarang" kata hansung.
"tidak juga" sebuah suara muncul tak jauh dari tempatnya berdiri.
"kau? Sejak kapan kau disini?" Tanya hansung yang tak menyadari kehadiran hyunsang disana.
"entahlah, sejak kapan ya?" hyunsang bertanya balik kepada hansung. "kau seperti menjadi waspada dengan kedatanganku, kenapa?"
Hansung tak punya kesempatan lagi untuk berlari, jadi dia hanya berdiri dan pura-pura tidak takut dengan hyunsang. Dalam hatinya ia pun berkata, "iya ya? Buat apa aku takut dengan pria yang telah kukalahkan di ujian seminggu lalu. Seharusnya aku yang menantang dia, bukan dia yang menantang aku!"
"ada apa? Kau mencariku rupanya?" tantang hansung.
"kau tidak takut denganku rupanya, kukira kau akan takut. Kau lupa? Aku ini siapa?" goda hyunsang.
"benar, dia adalah lee hyunsang. Putra mahkota kerajaan ini, meskipun tidak ada hak istimewa mengenai siapa dan apa jabatannya dalam istana akan tetapi sama saja, dia adalah putra mahkota yang harus kujunjung tinggi martabatnya. Bukan seperti yang kulakukan tadi pagi. Duuh, aku memang payah" kata hansung dalam hati.
"apa yang sedang kau pikirkan. Aku kesini ingin mengajakmu bekerjasama" kata hyunsang.
"hah? Kerjasama? Kerjasama apa?" Tanya hansung spontan.
"nanti aku kasih tahu tugasmu. Yang penting, aku tidak mau kau menolak tugas yang kuberikan padamu nanti. Sampai jumpa di kelas berikutnya" kata hyunsang sambil berlalu meninggalkan hansung yang masih berdiri disana.
"oh iya, kau tidak mau kau nanti kabur dari kelas kedua. Kau tidak akan kubiarkan kabur hansung" ancaman hyunsang benar-benar nyata. Hansung merasa hyunsang sedang mengajaknya bermain Tarik ulur.
"semalam aku mimpi apa hingga mendapat ancaman seperti ini?" Tanya hansung pada dirinya sendiri.
# # #
Waktu pun berjalan dengan cepat dan malam pun tiba. Selesai dari kelas seharian hansung langsung menata ulang kamarnya agar bisa ia gunakan untuk belajar dengan nyaman. Namun, saat ia sedang menggeser meja ke tengah untuknya belajar hyunsang datang. Kedatangannya membuat hansung merasa tidak nyaman. Ia yakin bahwa mala mini pria itu akan menagih pembalasannya.
"kau tahu cara mengerjakan tugas dari pelatih kim tadi bukan?" Tanya hyunsang yang masih berdiri di ambang pintu.
Hansung hanya diam, ia berniat tidak akan mendengarkan perkataan hyunsang, namun sebuah perkamen besar terlempar begitu saja di depannya. "aku harap kau mengerjakan punyaku juga dengan baik dan benar. Jika tidaak…" hyunsang tidak melanjutkan kata-katanya, ia menoleh keluar pintu ke kanan dan ke kiri. Merasa aman dan tidak ada orang, ia pun melanjutkan kata-katanya, "jika tidak, aku akan melaporkanmu ke dewan tentang perlakuan tidak sopan kepada putra mahkota. Atau jika itu tidak mempan…"
"hei, mana bisa kau mengancamku dengan begitu mudahnya. Kau pikir kau akan membodohiku?" hansung mulai marah.
"gampang saja, jika laporan tadi tidak diterima di dewan karena aku sedang di haeseok akademi akan kuganti... aah, aku ingat sekarang. Aku buat rumor saja kalau kau berhasil menang mengalahkanku karena kau menggunakan taktik curang. Kalau kau melukaiku secara fisik tidak murni menggunakan pedang, dan yaah meskipun jika ini kedengarannya palsu dan ngaco. Nyatanya masyarakat akan mudah termakan rumor daripada mencari hal yang sifatnya fakta" setelah menjelaskan panjang lebar hyunsang langsung keluar kamar meninggalkan hansung yang sudah kesal di depan mejanya sendiri.
Diantara semua penghuni asrama bongsul taka da yang mengetahui bahwa hansung mendapat ancaman dari hyunsang. Setelah ia selesai mengerjakan proyeknya, ia pun bersiap tidur. Ia sekamar dengan seonho dan hyunsang. Ia pun mencoba untuk mengabaikan ancaman hyunsang tadi sebelum semua orang datang ke rumah.
Akan tetapi, tatapan hyunsang mengisyaratkan bahwa ancamannya akan ia jalankan mulai besok pagi. Hansung tidak mau berpikir jauh, ia sudah kelelahan secara fisik dan psikis seharian. Apalagi setelah menghadiri pesta minum the dengan putri chaewon di mansionnya. Malam itu, seonho tidur berada diantara hyunsang dan hansung. Semua lilin telah padam. Seonho yang paling mudah terlelap karena ia memeluk hyunsang yang berada di sisi kananya. Sedangkan hansung sedang dalam masa akan tertidur lelap.
Namun, hal itu tidak dibiarkan oleh hyunsang. Ia melewati seonho di sampingnya dan mulai berbaring dekat dengan hansung. Ia mendekati hansung dan mulai berbisik di telinga hansung. "kau pikir aku akna membiarkanmu terlelap mala mini?"
Hansung pun terkejut, nyawanya masih diambang ketidaksadaran. Ia pun menoleh, ada hyunsang yang tersenyum sinis di depannya. "apa yang kau lakukan hah?" hansung benar-benar kesal.
"kau, belum mengerjakan tugasku"
"argh, besok saja, aku sudah mengantuk"
"bagaimana kalau kau besok bangun terlambat? Berarti kan kau belum sempat mengerjakan tugasku"
"yasudah, pakai saja tugasku. Biar besok aku yang diduga tidak mengerjakan!"
"kau tidak bisa menipuku. kau pasti berencana, pura-pura ku membawa tugasmu padahal jelas itu adalah hasil tugasmu, dan Kau pasti besok meminta kesaksian seonho dan dasong bahwa kau mengerjakan tugasmu, sedangkan aku memang tidak mengerjakan sama sekali, iya kan?"
Hansung semakin kesal, bahkan akal bulusnya dengan mudah diketahui oleh pria ini. Akhirnya, dengan berat hati hansung bangun mengambil perkamen dan keluar dari kamar mencari tempat lain untuk mengerjakan tugas hyunsang.
Sedangkan hyunsang hanya menatap punggung hansung yang keluar ruangan dan mulai berbaring telentang. Ia tidak tahu bahwa ia akan merasakan penyesalan malam itu.