110 "Ada apa dengannya?"

Pria itu menatap pemandangan sepi dari kaca besar yang menjadi pembatas. Matahari yang mulai terbenam dan menyisihkan secercah sinar dan membuat langit seakan terang di satu titik. Hanya sebentar, waktu telah menenggelamkan tugas dari pusat tata surya itu untuk saat ini.

Pohon tinggi yang menjadi objek penariknya itu mulai melambai-lambai, angin baru saja meniupnya. Pria itu tiba-tiba mengulas senyum, sekelibat bayangan tentang seseorang yang menjadi alasan. Gelas tinggi yang di pegang di lengan kirinya itu pun mulai di dekatkan ke mulut. Sebuah cairan bening dengan aroma khas mulai tercium di indra penciumannya. Sangat membuat ketagihan, saat akhirnya sesuatu yang menyegarkan dengan rasa manis buah tertinggal di lidah.

Gesperrtes Kapitel

Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com

avataravatar
Nächstes Kapitel