"Mama ... Mama ... Mama", teriak Raffa dan Mika saat melihat Xena memasuki Villa diikuti oleh Xavier yang membawa barang-barang.
Xena langsung berjongkok menyambut kedua anaknya yang langsung menghujani dengan ciuman. Kirana juga ikut-ikutan menyerbu ke arah Xena yang langsung dipeluk Xena.
"Wah anak-anak mama Uda pada mandi. Raffa dan Mika ganteng loh uda mandi. Kirana juga cantik banget. Hmmmm wangi lagi", ujar Xena sambil mencium Kirana yang tertawa kecil kegelian diciumi Xena.
"Loe tidur sama Michael ya di kamar atas deket tangga. Kirana biar tidur sama Xena dan anak-anak disebelahnya", ujar Pras sambil membantu membawakan barang-barang Xavier ke atas.
Xavier hanya mengangguk dan ia berjalan ke ruang tengah membawa plastik belanjaannya. Xavier meletakkan plastik belanjaan berisi cemilan di atas meja makan tapi dia kemudian mengeluarkan dua batang coklat putih dari kantung plastik yang ia bawa. Xavier menghampiri Xena dan memberikan coklat itu kepada Xena.
"Bawa Kirana ni kasih ke Adriana", kata Xena sambil menyodorkan Kirana yang langsung memeluk Xavier.
Mau tak mau Xavier mengambil Kirana lalu berjalan ke arah teras menemui Adriana yang tampak sedang menelepon di HP. Wilma dan Michael tampak tersenyum melihat ke arah Xavier dan mereka memberi kode ke arah Xena dengan mengkaitkan tangannya.
"Doain lancar", ujar Xena pelan sambil terkikik.
Raffa dan Mika kembali berlari menonton kartun kesayangan mereka dan duduk dengan tenang dekat dengan Wilma yang sebentar-sebentar menggoda mereka dengan menciumi mereka.
"Xena, anak loe enak banget si wanginya", ujar Wilma.
"Wilma, aku juga mau diciumin gitu", ujar Michael pelan.
"Hahahaha ... Michael tuh jeles", tawa Xena meledak.
Takeshi tampak turun dari tangga dan dibelakang nya Pras mengikuti.
"Saaayaaaang", teriak Xena sambil melihat ke arah Pras.
"Saayang", ujar Takeshi menggoda karena ia tahu ada Pras dibelakangnya.
"Heh cari gara-gara loe?", omel Pras.
"Jeee salah paham aja. Orang gw manggil Istri gw tuh yang ada dibelakang Xena", ujar Takeshi tertawa sambil menunjuk Nina yang sedang membaca majalah di sofa.
"Tumbenan manggil sayang", sindir Nina saat Takeshi duduk disampingnya.
"Kan aku memang sayang kamu", ujar Takeshi menggombal.
"Tuh liat amatir sayang", ujar Pras tersenyum sambil merangkul Xena menyindir Takeshi.
"Loe si ajarannya setengah-setengah", omel Takeshi.
"Pake Teknik sendiri dong, masa nyontek gw. Uda kerjaan gw bantuin Masa ngerayu Istri gw ajarin juga", ledek Pras.
Meledaklah tawa di ruang keluarga yang merangkap sebagai ruang tamu itu menggoda Takeshi. Nina tersenyum dan Takeshi lalu merangkulnya erat.
Xavier yang menggendong Kirana keluar Villa mendekati Adriana yang telah selesai menelpon.
"Eh Kirana. Papa Uda datang ya, pantesan Kirana bahagia", ujar Adriana.
Xavier memberikan dua batang coklat putih yang dibawanya.
"Apaan ni kak? Wah coklat putih. Tau aja kesukaan aku. Makasih ya kak", ujar Adriana riang menerima coklat putih itu.
Kirana menjulurkan tangannya minta digendong Adriana tapi dicegah oleh Xavier.
"Kirana, Tante mau makan coklat dulu. Kirana sama papa disini ya temenin Tante makan coklat", ujar Xavier lalu mengajak Adriana duduk di sofa teras Villa.
Mereka duduk bersebelahan. Adriana membuka coklat itu lalu memberikan sepotek untuk dimakan Kirana namun sebelumnya ia bertanya dulu kepada Xavier.
"Kirana boleh makan coklat kan kak?", tanya Adriana dan Xavier mengangguk.
Kirana tampak menyukai coklat putih itu yang ia kulum-kulum dimulutnya.
"Hahaha lucu amat. Kirana sama kaya Tante ya suka coklat putih" ujar Adriana.
Xavier terdiam, baru kali ini ia memandang wajah Adriana sedekat ini.
"Berapa lama lagi kamu kuliah Adriana?", tanya Xavier.
"Satu semester lagi kak. Aku tinggal menyelesaikan skripsi ku semester depan dan 2 mata kuliah. Doain ya cepet lulus, pengen cepet-cepet kerja", ujar Adriana antusias.
"Rencananya mau kerja dimana?", tanya Xavier lembut.
"Belum tau deh kak", ujar Adriana sambil matanya tak henti memperhatikan Kirana yang ada dipangkuan Xavier.
"Kamu jurusan Manajemen kan ya? Mungkin akan ada lowongan tahun depan di WD Group. Berminat?", tanya Xavier lembut.
"Wah boleh juga. Tapi Papi aku juga nawarin melamar kerja di kantornya", ujar Adriana sambil tetap memperhatikan Kirana.
"Papi kamu kerja dimana?", tanya Xavier.
"Papi manajer di PT. Brawijaya Perkasa kak. Perusahaan nya bergerak di bidang percetakan untuk buku-buku", ujar Adriana.
"Brawijaya? Aku tau Direktur nya pak Harto Tarigan dan kalau managernya satu orang yang aku kenal, pak Krisna kalau ngga salah", ujar Xavier.
"Itu nama Papi aku kak. Kamu kenal papi dong", ujar Adriana senang.
"Oh Papi kamu pak Krisna. Aku si ngga begitu kenal, pernah ketemu beliau dua kali, soalnya kan Brawijaya kerjasama juga sama WD Group. WD yang mensuplai kertas untuk percetakan buku mereka", ujar Xavier.
"Wah hebat ya WD Group banyak mencakup pansa pasar. Sampai kertas juga dikuasai WD Group", ujar Adriana.
"Itu Daddy yang hebat. Dia yg merilis bisnis WD Group bisa sampai sehebat sekarang. Aku hanya melanjutkan saja", ujar Xavier.
"Tapi kak Xavier juga hebat buktinya WD Group bisa berkembang walaupun om Nathan sering tidak ada di kantor", ujar Adriana.
"Kamu mengikuti perkembangan WD Group juga ya", ujar Xavier.
"Xena yg sering cerita kak. Tapi aku juga sempat berpikir untuk menjadikan WD Group sebagai narasumber skripsi aku kak", ujar Adriana.
"O gitu. Kalau perlu bantuan, kamu bisa cari aku", ujar Xavier tersenyum. Adriana tampak terpesona melihat senyum yang menghias dibibir Xavier.
"Masuk ke dalam yuk, sudah mau Maghrib. Aku juga mau mandi dulu, tadi langsung dari kantor ke sini di jemput Xena", ujar Xavier.
Xavier lalu berdiri dan Adriana memasukkan coklat ke saku celana santainya. Kantongnya cukup besar menampung satu setengah batang coklat yang tersisa.
"Sini kak, Kirana biar aku gendong. Kakak mandi saja dulu", ujar Adriana lalu mengambil Kirana dari gendongan.
"Titip Kirana sebentar ya", ujar Xavier sambil membukakan pintu Villa dan mengikuti Adriana masuk ke dalam Villa.
Lalu setelah melihat Adriana meletakkan Kirana duduk dekat Raffa dan Mika, Xavier lalu berjalan ke kamar atas untuk segera mandi.
"Wah kayanya berhasil ni", goda Pras pelan.
"Shut Up bawel", herdik Xavier pelan.
Pras sambil merangkul Xena tertawa menggoda.