36 Menemukan Harta Karun(2)

Padaha ,kalau mereka tahu, kedua orang yang mereka cari sedang memadu kasih didalam kamar mereka mengalahkan Zayn dan Arunika yang notabene masih pengantin baru. Padahal pangantin baru ini belum sama sekali melakukan hubungan suami istri sekalipun. Keduanya masih tersegel dengan keperjakaan dan keperawanan mereka, tetapi malah kakek dan nenek mereka yang berbulan madu.

"Baiklah kak, kita makan dulu lalu ke bukit sebentar. Aku akan melihat apakah kita akan menambahkan sesuatu disana. Pada awalnya aku ingin membuat rumah dan tinggal disana sepanjang hari, tapi sekarang setelah kita menemukan kamar itu aku hanya menginginkan berada didalam ruangan itu sepanjang hari. Aku sangat suka berada disana." Arunika tersenyum bahagia, Zayn juga tersenyum senang melihat istrinya begitu bahagia.

Kadua pasangan muda itu kini tengah berjalan-jalan di bukit, mereka menikmati udara pagi yang dingin tetapi segar. Keduanya membersihkan makam kakek dan nenek buyut mereka, lalu setelah matahari meninggi mereka kembali ke rumah utama dan mereka sudah bisa menemukan kakek dan neneknya sedang berada di ruang keluarga.

"Kakek, Nenek, kemana kalian berdua tadi pergi? kami tidak menemukan siapapun saat kami bangun?" Zayn langsung duduk disamping kakeknya dan Arunika duduk di samping Kirana.

"Oh... kami sedang ada pekerjaan penting, sangat penting sekali. Tetapi sekarang sudah selesai." Ziyad menahan senyum saat menjawab pertanyaan cucunya, dia melirik Kirana yang pipinya bersemu merah.

"Oh syukurlah kalau sudah selesai." Zayn kemudian mulai menceritakan apa yang dia dan arunika temukan semalam.

"Kakek, Nenek, kalian harus ikut kami. Kami akan menunjukkan sesuatu, tetapi kalian berdua jangan terkejut ya.." Zayn menuntun tangan kakeknya dan Arunika menuntun tangan neneknya. Mereka kemudian mengajak Kirana dan Ziyad memasuki kamar mereka.

"Zayn, Arunika, apa yang sebenarnya ingin kalain tunjukkan kepada kami? kenapa kalian membawa kami kedalam kamar kalian?" Kirana agak bingung dengan tingkah laku kedua cucucnya yang menurutnya agak aneh, apa coba yang mau diperlihatkan di dalam kamar?

"Kalau sudah melihatnya, baru kalian akan mengetahuinya sendiri." Zayn kemudian mulai membuka pintu rahasia itu. Kirana dan Ziyad tidak begitu terkejut kalau dirumah ini banyak ruang rahasia karena identitas kedua orang tanya yang sangat istimewa.

Tetapi saat mereka tiba didepan sebuah pintu yang masih tertutup, mereka mulai agak penasaran karena Zayn dan Arunika tidak akan bersikap seperti ini jika yang mereka temukan adalah hal yang biasa saja.

"Kakek, Nenek, kami akan membuka pintu ini sekarang. Kami yakin kalian berdua akan sangat terkejut karena ternyata dirumah ini memiliki hal seperti ini." Zayn semakin membuat Ziyad dan Kirana penasaran.

Zayn mulai membuka pintu itu. Saat melihat apa yang ada dihadapannya, dan Kirana sangat terkejut mulut mereka sampai menganga. Bagaimana mungkin dibawah kamar yang ditempati Zayn dan Arunika terdapat sebuah laboratorium yang sangat besar dan canggih.

Seandainya saja mereka menemukan tempat ini lebih awal, mungkin saja Ayya tidak perlu menyewa laboratorium di Singapura karena labratorium milik ayahnya ini mungkin lebih canggih dari yang disewa Ayya. Ziyad segera meminta Zayn menelepon umi dan abinya agar segera kembali.

Ziyad juga meminta Zayn berbohong kepada umi dan abinnya kalau mereka disini mendapat masalah yang sangat rumit, sudah pasti akhirnya Ayya dan Rafi segera kembali. Saat ini, mereka sedang dalam penerbangan kembali. Untung saja keduanya sedang menganalisa bahan yang akan digunakan dan belum memulai proyek itu.

"Kakek, kenapa menyuruh umi pulang? apakah kakek yakin laboratorium ini bisa memenuhi standar untuk proyek yang sedang dikerjakan oleh umi dan Abi?" Zayn merasa agak khawatir, dia takut seandainya peralatan disini tidak memadai akan mengakibatkan kesalahan dan tentu akan menjadi sangat fatal nantinya dan itu tentu saja akan sangat berbahaya bagi si pemesan juga uminya akan terkena sanksi hukum.

"Kau lihat saja sendiri nanti bagaimana reaksi umi mu setelah melihat tempat ini dan satu lagi, Tempat ini hanya kita yang tahu jangan sampai orang lain tahu termasuk Kaif dan Ahfaz. Ziyad sudah mengultimatum Zayn, Arunika dan Kirana, ketiganya mengangguk bersamaan.

"Bagus, kalau begitu sekarang kita tinggalkan tempat ini dulu. Kita akan kembali saat Ayya dan Rafi tiba." Ziyad mengajak semua orang segera maninggalkan ruang bawah tanah itu, mereka kembali ke ruang keluarga lagi. Zayn dan Ziyad juga sepakat setelah sholat dhuhur nanti, mereka akan memeriksa seluruh bagian rumah ini. Ziyad dan Zayn meras ,masih akan ada banyak kejutan yang akan mereka temui.

"Arunika, ayo ikut nenek! kita akan memasak makanan untuk makan siang, kamu mau Nenek masakkan apa nak? apakah kamu terbiasa dengan masakan Indonesia?" Kirana sudah mulai akrab dengan cucu menantunya ini. Keduanya langsung menjadi akrab.

Mereka bisa saling membantu saat memasak didapur, meski Arunika masih sangat muda tetapi dia bukanlah gadis yang manja. Meski orang tuanya sangat menyayanginya. Arunika terbiasa mengurus papanya, dia juga yang memasak dan mengerjakan pekerjaan rumah dibantu papanya tentunya.

"Nenek, aku sangat suka memasak sekarang, kita hidangkan dimeja makan ya nek,, oh ya Nek, apakah Nenek menyukai makanan dari Mesir? bukankah dulu Nenek juga pernah tinggal di Mesir kan?" Arunika merasa sangat cocok dengan Kirana. Sosok neneknya ini sama persis dengan mendiang ibunya sewaktu masih hidup.

"Nenek menyukai semuanya nak, Nenek tidak pernah memilih-milih makanan." Kirana dan Arunika segera menjadi akrab. Zayn dan Ziyad senang melihatnya, mereka pun kemudian segera mekan siang bersama-sama.

avataravatar
Next chapter