webnovel

Cucu Dan Nenek

"Nenek menyukai semuanya nak, Nenek tidak pernah memilih-milih makanan." Kirana dan Arunika segera menjadi akrab. Zayn dan Ziyad senang melihatnya, mereka pun kemudian segera mekan siang bersama-sama.

"Nenek,apakah nenek sangat mencintai kakek?'Arunika bertanya kepada Kirana saat keduanya membersihkan meja makan,Kirana mendengar pertanyaan Arunika langsung duduk dikembali.

"Apakah kau ingin tahu sayang?" Kirana tersenyum kepada cucu menantunya itu lalu keduanya berbincang di ruang makan. Sementara Ziyad dan Zayn sedang memeriksa kembali ruangan-ruangan lain dirumah ini.

"Nenek, aku hanya sedikit mendengar kisah cinta kalian berdua dan aku sangat mengagumi kalian semua. Entah itu Nenek, Kakek Ziyad maupun kakek Hanan. Kalian bertiga benar-benar luar biasa." Arunika tersenyum kagum melihat wajah neneknya, wanita yang mulai menua itu masih terlihat cantik dan muda. Kalau neneknya ini bersama dengan umi nya mereka lebih terlihat seperti kakak adik bukan ibu dan anak. Mungkin karena Kirana menikah muda, jadi usia masih muda sudah memiliki putri sebesar itu.

"Arunika, maukah kau mendengarkan cerita nenek?" Kirana menatap Arunika dengan tatapan sayang. Gadis blasteran Indonesia-Mesir ini memiliki sebuah kecantikan yang unik. Dia terkesan cuek tetapi sangat baik hati dan ada satu sifat Arunika yang Kirana sukai adalah pembawaannya sangat tenang. Sama seperti dirinya, saat memiliki masalah Arunika akan menyelidiki dulu apakah semua itu benar atau tidak. Dia tidak mudah panik dan sangat pemaaf.

"Tentu Nek, aku sangat mengidolakan kalian bertiga. Tentu saja aku ingin tahu kisah cinta kalian." Arunika bertepuk tangan gadis berusia enam belas tahun ini memang masih anak-anak.

"Dulu, Nenek dan Nenek Ifa bersahabat. Kami sudah seperti saudara bahkan ayah dan ibu kakekmu sudah menganggap Nenek sebagai putrinya. Tetapi saat itu Nenek belum pernah melihat Kakekmu sama sekali karena waktu kecil Nenek ikut merantau bersama kedua orang tua nenek di Jawa Barat. Saat Nenek kembali ke Semarang kakekmu masih berada di Mesir.

"Lalu saat dia sudah lulus dia kembali ke Indonesia dan bertemu dengan Nenek. Dia melamar Nenek satu hari setelah kami berkenalan. Lalu kami menikah satu minggu setelahnya. Enam bulan kemudian setelah Nenek lulus sekolah, Kakekmu memboyong Nenek ke Mesir lalu kami menetap disana selama lima tahun. Umi nya Zayn juga lahir disana. Kakek dan Nenek buyutmu yang kemudian mengangkat kami menjadi anak mereka telah membantu banyak, sangat bayak kepada kami.

"Mereka juga mencintai kami seperti putra dan putri kandung mereka sendiri. Begitulah nak lalu kamu sudah mengetahui dengan pasti kan bagaimana akhirnya Nenek dan Kakek berpisah hingga menikah dengan kakek Hanan. Lalu kami dipersatukan kembali. Nenek berharap setelah ini kami akan selalu bersama sampai maut memisahkan kami." Kirana menghapus air matanya lalu mereka segera mencuci piring dan kemudian mereka masuk kedalam kamar kami masing-masing.

"Kasihan sekali Nenek dan Kakek, untungnya sekarang mereka bisa bersatu kembali. Semoga mereka berdua selalu bahagia dan diberikan umur panjang Aamiin." Arunika bergumam sendiri, saat dia akan mengambil handuk dan akan pergi mandi tiba-tiba Zayn sudah memeluknya dari belakang. Zayn kemudian mencium leher Arunika sehingga gadis itu merasakan bulu romanya berdiri karena geli.

"Kakak, jangan seperti ini aku mau mandi dulu." Arunika baru saja akan melangkah kekamar mandi tetapi tubuh mungilnya sudah terangkat. Zayn menggendongnya dan mereka mandi barsama. Hanya mandi bersama, tidak melakukan hal yang lain.

Zayn tidak mau memaksa Arunika, dia akan menunggu sampai istrinya siap untuk menunaikan tugasnya dan sampai saat itu tiba, Zayn akan bersabar dan terus bersabar.(padahal aslinya sudah ngebet banget,hehehehe).

Zayn dan Arunika sedang bersantai di dalam kamar mereka, Arunika sedang mengotak-atik laptopnya sambil tengkurap lalu Zayn ikut tengkurap disamping Arunika. Tangannya melingkar di pinggang istrinya sementara tangan kanannya ikut memainkan mouse yang Arunika pakai, tangan mereka saling menumpang.

"Sayang, apa yang kau bicarakan dengan Nenek tadi? kalian sepertinya sangat akrab, aku senang melihatnya." Arunika kemudian bangun dan duduk bersandar di kepala tempat tidur mereka, sedangkan Zayn kini meletakkan kepalanya di pangkuan Arunika. Wajahnya menghadap ke perut rata istrinya, tangannya melingkar di pinggang Arunika. Mereka terlihat sangat menikmati posisi itu.

"Aku mendengar cerita Nenek tentang masa muda mereka. Aku sangat mengagumi Kakek dan Nenek juga kakek Hanan. Mereka bertiga sama sekali tidak memiliki penyakit hati, ketiganya sangat tulus dan tidak membuat sakit hati antara satu dan yang lain. Aku ingin seperti mereka kak.." Arunika tersenyum. Matanya menerawang membayangkan masa muda kakek dan neneknya.

"Berarti kau juga ingin menikah dua kali?" Zayn langsung terduduk. Wajahnya cemberut, Arunika menggelengkan kepalanya lalu mencubit hidung suaminya.

"Apakah kakak sedang cemburu?" Arunika menggoda suaminya kemudian dia memeluk Zayn dengan sangat mesra.

"Kakak, dengarkan aku! aku hanya akan menikah sekali saja dan itu denganmu. Jadi kamu tidak perlu cemburu! aku hanya kagum dengan kisah cinta mereka. Aku juga mengagumi kisah cinta Umi dan Abi. Aku mengagumi seluruh anggota keluarga ini, om Kaif, tante Ashila juga memiliki kisah yang unik. Bahkan Alif yang menikahi sepupunya sendiri yang masih bayi, aku benar-benar bangga bisa menjadi bagian dari keluarga ini." Zayn kemudian mencium bibir istrinya. Zayn harus mulai membiasakan Arunika menerima sentuhannya. Zayn saat ini masih bisa menahannya. Tetapi, kalau setiap hari seperti ini apakah dia masih akan bisa menahan hasratnya?

"Sayang, apakah kau benar-benar mencintaiku? apakah bukan karena kau mengagumiku saja?" Zayn ingin memastikan perasaan istrinya.

"Tentu saja sayang, buktinya aku sekarang telah menjadi istrimu kan?" Arunika menyandarkan kepalanya didada Zayn, mereka sangat mesra.

Next chapter