35 Menemukan Harta Karun(1)

Saat melihat Zayn mengangguk, keduanya lalu tersenyum dan mereka sepakat akan membuka dan masuk kedalam ruangan di balik pintu itu. Arunika kemudian menyerahkan kunci yang mereka temukan didalam kotak tadi kepada Zayn yang kemudian mulai membuka pintu itu ada apa dalamnya.

Arunika dan Zayn merasa dadanya berdebar lebih kencang dari biasanya, keduanya sangat penasaran dengan apa yang akan mereka lihat dibalik pintu didepannya ini.

"Kakak, ayolah cepat buka pintu itu! aku sudah sangat penasaran." Arunika menggoyangkan lengan Zayn dia sudah tidak sabar.

"Baiklah sayang, kita akan membukanya sekarang, Bismillah..." Zayn perlahan memasukkan kunci lalu perlahan Zayn memutarnya.

"Ceklek.." terdengar suara dari dalam lubang pintu, itu tandanya pintu sudah terbuka. Perlahan tangan Zayn membuka pintu itu, mereka merasa sangat deg-degan.

"Kakak, ayo cepat buka." Arunika sudah tidak sabar padahal sudah sangat larut, tetapi keduanya tidak mengantuk sama sekali.

"Iya sayang, sabar dulu! kakak mau menyimpan kotak ini dulu." Zayn kemudian meletakkan kotak yang mereka bawa disamping pintu lalu Zayn mulai membuka pintu itu. Setelah mereka masuk, mereka berdua sangat terkejut melihat apa yang berada didepan mereka.

"Kakak, apakah yang kita lihat ini nyata?" Arunika mengerjab-ngerjabkan matanya. Lalu, keduanya mulai memasuki ruangan itu. Luas, sangat luas sekali. Kemudian keduanya berpikir sekaya apa kakek buyutnya ini. Tetapi kemudian mereka juga menyadari kalau orang-orang seperti mereka tidak pernah kesulitan mencari uang.

"Wooowwww... amazing..." Arunika langsung berlari masuk kedalam ruangan itu, Zayn juga sangat takjub dengan apa yang dilihatnya.

"Sayang, ini benar-banar sebuah harta karun.." Zayn kemudian melangkah kak kakinya memasuki ruangan itu sedangkan Arunika sudah berkeliling disekitar ruangan itu. Mereka memeriksa setiap bagian yang ada didalam ruangan itu, keduanya sangat bersemangat.

"Kakak, kita harus memberitahukan kakek juga umi tentang ini semua. Kita tidak perlu rencana kita lagi karena kakek buyut sudah mempersiapkannya untuk kita. Sekarang, kita harus memperbaiki beberapa komputer ini karena sudah lama tidak dipakai lalu untuk yang didalam, Zayn dan Arunika akan menyerahkan kepada kakek dan uminya untuk memeriksa keadaan alat-alat itu. Kini keduanya langsung keluar dari ruangan itu, kemudian mereka segera tidur karena saat ini memang sudah sangat larut.

Keesokan harinya, Zayn dan Arunika terlambat bangun. Setelah sholat subuh tadi keduanya tidur kambali karena semalam hanya tidur dua jam saja. Kirana dan Ziyad yang sudah kembali tengah malam tadi merasa heran, kenapa kedua cucunya tidak kunjung keluar dari kamar.

Kirana mau membangunkan mereka tetapi merasa tidak enak karena cucunya kan sudah menikah, mereka memiliki hal-hal yang mungkin sedang dilakukan jadi Kirana mengurungkan niatnya. Dia kemudian kembali ke meja makan, Ziyad tersenyum melihat Kirana kembali dengan wajah agak sedih.

"Ada apa sayang, kenapa wajahmu seperti itu?" Ziyad menggoda istrinya. Kirana hanya menggelengkan kepalanya, tetapi Ziyad sudah mengerti apa yang sedang dipikirkan Kirana saat ini.

"Biarkan mereka beristirahat dulu, mereka sudah menempuh perjalanan cukup jauh. Lagi pula mereka pasangan yang sudah menikah, kita harus maklum sayang karena mereka juga masih pengantin baru. Bukankah dulu kita juga begitu sayang?" Kirana tersipu mendengar apa yang dikatakan suaminya...

"Kakak apaan sih, kita ini sudah tua jangan membahas hal-hal seperti itu disini. Nanti kalau terdengar oleh Zayn dan Arunika kan malu." Kirana kemudian membereskan alat makan mereka. Setelah selesai, Kirana berjalan masuk ke dalam kamar. Ziyad mengikuti istrinya dari belakang. Saat sudah sampai didalam kamar, Ziyad menutup pintu kamar mereka dan menguncinya kemudian Ziyad menggendong Kirana dan membawanya ketempat tidur.

Ziyad membaringkan tubuh istrinya dan langsung menindihnya, Ziyad mulai menciumi wajah Kirana lalu kemudian melumat bibir Kirana dengan sangat intens. Ziyad seperti orang yang sedang kelaparan, padahal dia baru saja sarapan... hehehe, lapar dalam arti yang lain.

"Sayang, kakak menginginkanmu... sangat menginginkanmu.." Ziyad kemudian menciumi leher Kirana, dia kemudian mulai melepaskan pakaian istrinya. Sementara Kirana sudah tidak memperdulikan apa yang dilakukan suaminya, karena dia juga sudah sangat bergairah.

"Kakak... aku juga sangat merindukanmu.." Kirana memeluk suaminya. Keadaan keduanya kini sudah polos tidak memakai apapun. Ziyad dan Kirana menyatukan tubuh mereka. Gerakan demi gerakan sangat serasi dengan desahan dan lenguhan yang keluar dari mulut keduanya dan akhirnya mereka memanggil nama mereka masing-masing saat keduanya sampai pada puncak kenikmatan yang sangat mereka dambakan.

Dua orang yang saling mencintai itu, telah selesai melakukan aktifitas panas di pagi hari yang dingin yang menyelimuti kota Bandung. Mereka berdua kemudian berbaring dengan saling berpelukan. Napas mereka yang masih terengah-engah membuat keduanya saling menatap dan tersenyum.

Lalu mereka saling mengeratkan pelukannya, Kirana meletakkan kepalanya didada telanjang Ziyad. Kedua tubuh itu saling menempel sehingga mereka merasakan kehangatan di saat suhu dikamar mereka sangat dingin.

"Kak Zayn, Kakek sama Nenek dimana ya?" Arunika dan Zayn yang baru saja keluar dari kamar mereka menemukan suasana rumah besar ini tampak sangat sepi.

"Mungkin mereka sedang keluar sayang, atau sedang mengerjakan sesuatu. Kita sarapan dulu saja, mereka pasti tadi menunggu kita. Karena kita terlambat, makanya sekarang mereka sudah pergi." Zayn mencoba menebak apa yang sedang dilakukan kakek dan neneknya.

Padaha ,kalau mereka tahu, kedua orang yang mereka cari sedang memadu kasih didalam kamar mereka mengalahkan Zayn dan Arunika yang notabene masih pengantin baru. Padahal pangantin baru ini belum sama sekali melakukan hubungan suami istri sekalipun. Keduanya masih tersegel dengan keperjakaan dan keperawanan mereka, tetapi malah kakek dan nenek mereka yang berbulan madu.

avataravatar
Next chapter