"He ... he. Bukan gitu maksudku Mas Huda. Sorry ...," sahut Nadia.
"Udah nggak apa-apa. Jadi lagi ngapain kamu sekarang? Pasti ngendon males-malesan di kamar kan?" tanya Mas Huda.
"Enak aja ... tuh liat!" sahut Nadia sembari mengirimkan foto kalau dirinya sedang menyetrika.
"Walah ... pagi-pagi nyetrika. Kurang kerjaan amat!" sahut Mas Huda.
"Ye ... aku emang kalau nyetrika enaknya pagi Mas, hawanya masih enak dingin nggak kepanasan. Lagian aku kalau nyetrika cuma baju yang mau dipakai aja, nggak langsung banyak, capek. He ... he," sahut Nadia.
"O jadi gitu ya ilmunya? Ya maaf aku kan nggak pernah mikir setrikaan Nad. He ... he," sahut Mas Huda.
"Iya ngerti, Mas Huda kan anak Mama. Pasti semua udah diurusin semua kan sama Mama? Keliatan kok. He ... he," sahut Nadia.
"Awas setrikaan! Kebanyakan wa nan nanti tahu-tahu kebakar baru nyesel! He ... he," kata Mas Huda.
"Enggak lah, udah biasa. Lagian juga tinggal 1 potong aja kok ini," sahut Nadia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com