Nadia pun tersenyum sumringah lalu menaruh martabak di atas meja,"Nih ... buat kalian berdua. Mas Huda yang beliin!"
"Waah ...!" sahut keduanya dengan begitu antusiasnya.
"Makasih Nadia ... kalau kayak gini caranya, sebaiknya sering-sering aja kamu kencan Nad. He ... he," ucap Desi.
"Hust! Dasar!" sahut Fina yang lebih sibuk membuka martabaknya.
"Ya udah Nad, bilangin makasih sama Mas Huda ya?" kata Fina yang jauh lebih bijaksana.
"Iya ... ntar tak bilangin," jawab Nadia.
Sambil makan martabaknya, mereka pun ngobrol bertiga dengan asiknya.
"Desi, kayaknya kamu punya kopi kan ya? Kayaknya cocok deh kalau sama minum kopi sekalian nih,"kata Fina.
"Ya udah dibikin aja sana Fin. Aku kan dah punya kopinya, Nadia punya martabaknya, kamu punya tenaganya. Wkkk," sahut Desi sambil tertawa.
Nadia pun ikut tertawa mendengarnya,"Fin ... Fin. Kasihan kamu kena batunya."
"Sana buruan Fina!" suruh Desi.
"Ya udah tak buatin, tapi jangan dihabisin lho ya makanannya," kata Fina.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com