webnovel

When You Belong Me

Sequel aku, kamu and sex... harap membaca aku, kamu and sex terlebih dahulu supaya lebih mudah memahami alur. ______________________________________ Yola seorang gadis jenius yang menikah diusia muda dengan seorang laki-laki penerus sebuah pondok pesantren. Harus mengikuti jejak sang ayah menjadi anggota inteligen nasional demi keselamatan nyawanya. Abdul laki-laki bijak, dan Sholih yang menjadi jodoh Yola. Dan selalu memberi pencerah untuk Yola. "Kalau kamu lupa jalan pulang, cukup kamu mengingatku, dan sebut namaku, maka aku akan datang menuntunmu untuk pulang." Abdul. Kehidupan Yola selalu bersinggungan dengan bahaya. Martin seorang pengusaha kaya yang juga merupakan atasan Yola di dunia inteligen sekaligus di perusahaan miliknya namun selalu berusaha menyelamatkan Yola dari bahaya karena cintanya pada Yola. "Aku hanya mencintainya, dan hanya ingin menjaga nya, tanpa berniat merebutnya dari suaminya." Martin Hingga kenyataan hidup tersulit harus Yola alami yaitu kehilangan salah satu dari kedua orang tersebut... ikuti perjalanan hidup Yola yuk..

Rindu_Ughi · Urban
Not enough ratings
57 Chs

LDR Part 3

Pagi menjelang, Fatih dan Yola sedanag sarapan berdua di ruang makan, keduanya tampak bersemangat untuk melewatkan hari ini. Bahkan mereka tak perduli dengan apa yang akan terjadi tentang ancaman ketua mafia di negara C. Mereka telah berkomitmen untuk melewati bersama. Maka tak ada pembahasan apapun tentang hal itu.

"Aku tunggu di depan, Yol." Kata Fatih sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Oke, " Ucap Yola sambil menghabiskan suapan terakhirnya lalu dilanjutkan dengan minum vitamin yang diberikanoleh dokter untuknya.

Setelah itu Yola langsung berlari menuju ke pintu depan dimana Fatih duduk menunggunya di teras sambil membaca buku. Secerdas apapun otaknya tapi inilah cita-citanya untuk menjadi seorang dokter maka Ia benar-benar bersungguh-bersungguh untuk meraihnya, apa lagi profesi dokter berhubungan langsung dengan nyawa orang, maka Ia tak ingin bermain-main dengan hal itu.

"Yuk, berangkat." Kata Yola yang langsung masuk ke dalam mobil yang sudah di buka oleh sopir pribadinya, begitu juga dengan Fatih yang duduk di samping Yola.

Disamping rumah mereka, Martin menatap Yola dan Fatih yang bergegas berangkat ke kampus. Begitu juga dengan Martin karena pagi ini Ia harus mengajar di kampus terlebih dahulu sebelum pergi ke kantor nya.

Martin menatap Yola dengan pandangan tak berkedip, gadis kecil yang berhasil membuat dunianya jungkir balik padahal usianya jauh dari usia Yola, bahkan selisih umur mereka hampir 10 tahun, namun Martin benar-benar tidak mampu mengendalikan hatinya.

"Berangkat." Perintah Martin pada sopirnya yang langsung mengangguk lalu menjalankan mobil menuju ke kampus dimana Martin mengajar.

Beberapa menit berlalu akhirnya mereka sampai di kampus yang mereka tuju, mobil pribadi Yola masuk ke parkiran terlebih dahulu baru diikuti oleh mobil yang ditumpangi oleh Martin yang diparkir ditempat khusus bagi para dosen dan rektor kampus.

Yola berjalan penuh semangat ditemani oleh Fatih yang seperti biasa dia akan mengantar sepupunya itu hingga sampai di dalam kelasnya, baru dia akan berjalan kaki menuju ke fakultas kedokteran untuk menuju ke kelasnya.

Yola duduk di urutan nomor dua dari depan disisi samping, karena memang dia selalu nyaman duduk di tempat tersebut dari pada di tempat yang lain.

"Yola." Sapa Katy salah seorang teman satu kelasnya.

"Hai katy." Jawab Yola sambil melambaikan tangan ke arah kety yang berjalan menuju ke tempatnya.

"Untung saja kamu tidak terlambat, kalau tidak bisa tidak lulus, kamu tahun depan harus mengulang lagi mata kuliah ini."

"Kejam banget tuh dosen." Ucap Yola sambil menoleh pada Katy yang mengambil duduk disampingnya.

Bel masuk mata kulaih pertama telah berbunyi, laki-laki bertubuh tinggi besar dan tampan dengan wajah penuh kharisma, masuk ke dalam kelas. Ditangannya ada buku mata kulaih yang menjadi panduan ia mengajar. Yola ternganga saat melihat siapa laki-laki itu. Ya laki-laki yang bertabrakan dengannya saat Ia menyerahkan formulir daftar ulang, dan juga tinggal disamping rumahnya.

Yola menelan salivanya kasar, jujur dia takut akan terkena masalah dengan dosen itu karena pernah bertabrakan dengannya. Yola paham sekarang kenapa waktu itu Ia hanya diam saja, ternyata memang dia adalah laki-laki yang kejam dan dingin.

"Selamat pagi." Sapa Martin, sambil matanya menatap pada mahasiswa baru yang akan Ia beri mata kuliah, lalu pandangannya terhenti pada sosok Yola gadis yang membuatnya gila setengah mati.

Yola menundukkan wajahnya saat menyadari jika tatapan Martin tertuju padanya, Ia benar-benar takut kini, takut jika sampai Martin tidak meluluskannya dalam mata kuliah. Padahal Ia ingin secepatnya bisa lulus kuliah agar cepat pulang dan berkumpul lagi dengan suaminya.

Perkuliahan kali ini berlangsung tak begitu lama karena hanya membahas jadwal tema perkuliahan selama satu semester dan juga tugas mandiri dan kelompok.

Setelah perkuliahan selesai Martin menatap Yola sekilas lalu pergi meninggalkan ruang kelas dengan senyum tersamar.

Yola menarik nafas lega setelah perkuliahan selesai dan tak terjadi masalah yang ditakutkan oleh Yola.

"Ya Allah sukur dah, kirain mau mempersulit aku ikut mata kuliah dia." Gumam Yola.

Lima belas menit kemudian mata kuliah kedua dimulai, Yola mengikuti kuliah dengan sungguh-sungguh karena ingin mendapatkan program percepatan seperti pada saat dia masih di SMA.

"Yol, aku lihat kemarin kamu cari informasi tentang mengikuti sistem kuliah dobel, atau kulaih percepatan ya?" Tanya katy pada Yola saat mereka telah selesai mengikuti mata kuliah kedua, dan kini mereka sedang duduk di kantin kampus.

"Iya, sudah adakah?" Tanya Yola pada Katy.

"Sepertinya sudah, tapi yang menjadi dewan pembimbing kelas percepatan itu adalah Mr. Martin." Kata Katy sambil berbisik.

"Mr. Martin?" Tanya Yola sambil menoleh pada Yola.

"Iya, dia adalah anak pemilik dari kampus ini, dan dia juga pernah mengikuti kelas percepatan jadi kamu tidak usah heran, diusianya yang masih muda Mr. Martin bisa menyandang gelar doctoral sekaligus pemilik perusahaan keluarganya." Kata Katy panjang lebarm yang membuat Yola melonggo dan hanya menjawab 'O' saja.

"Jadi kita harus menjadi anak bimbingan dia gitu ya?" Tanya Yola pada Katy.

"Ya sepertinya gitu, kamu mau coba?" Tanya Katy.

"Ya, aku mau ikutan tapi takut kena semprot dari Mr. Killer." Ujar Yola.

"Aku pikir dia itu orangnya baik, hanya saja memang sangat disiplin, ya buktinya selama ini yang datang tepat waktu dan tidak terlambat selalu mendapatkan nilai yang bagus dari Mr. Martin."

"Memangnya begitu beneran?" Tanya Yol meyakinkan.

"beneran."

"Besok bisa antar aku ambil formulir ikut kelas percepatan?" Tanya Yola pada katy.

"Oke, dengan senang hati, tapi sebenarnya ada formulir online nya, hanya saja memang lebih cepat direspon yang manual, kalo ga salah kita juga di wajibkan membuat essai dan makalah untuk sarat ikut kelas percepatan, dan tentunya bebannya menjadi lebih banyak lagi." Kata Katy sambil memajukan bibirnya.

"Andai saja aku bisa memiliki Mr. Martin, jadi kekasihnya gitu pasti senang karena semua bakalan dibantu oleh dia." Katy menerawang.

"Memangnya dia belum menikah?" Tanya Yola.

"Kamu ini benar-benar ga pernah nonton berita infotanment, Mr. Martin itu sudah bercerai dari istrinya, dan kini ia seorang single." Ucap Katy sambil tersenyum senang.

"Ow."

"Kamu dari tadi Cuma A O A O, ga ada jawaban yang lain?" Hardik Katy.

"Tidak, aku memang hanya ingin mengatakan hal itu." Jawab Yola cuek.

"Pulang Yuk." Ajak Katy.

"Sana kalau kamu mau pulang duluan, aku harus menunggu saudara sepupuku dulu."

"Fatih? Anak fakultas kedokteran termida itu?" Tanya Katy meyakinkan diri.

"Iya kok kamu tahu?"

"Aku sering melihat kalian berdua, kirain kalian pacaran, habisnya kelihatan banget kalau Fatih perhatian banget sama kamu."

Yola terkekeh, "Aku sepupu sama dia, lagi pula aku sudah menikah." Ucap Yola polos tanpa sadar.

"Apa?! Menikah?!" Kata Katy yang melonggo melihat anggukan dari Yola.