webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs

Sisi Lain

Dia sedikit lebih dewasa dari saat itu, tapi wajahnya begitu tirus dan tubuhnya lebih kurus. Aku menyibak rambut yang menutupi keningnya. Aku ingin memastikan tidak ada lubang peluru dari ayah disana. "Aku bukan wizard seperti nenek".

"Em..., ya?"

"Jadi aku nggak bisa sihir"

"Nggak tanya" dia seperti mengejekku.

"Aku nggak tahu mantra ajaib"

"Ya...."

'Benarkan tidak ada lubang peluru disini?!' aku ingin memastikannya. Aku berharap kejadian itu tidak pernah ada, tapi jika tidak kami tidak akan sampai disini. Jika saja aku punya mantra ajaib seperti nenek atau kemampuan luar biasa seperti Antonie. 'Aku tidak sengaja, sungguh!'. Aku tidak sadar sudah sangat dekat tadi. Sepertinya aku sudah menciumnya, aku menyentuhnya. Malu sekali rasanya, aku langsung menyembunyikan wajahku.

"Tha..."

"Ya... reflek aku menoleh ke arahnya. Dia tersenyum begitu manis".

"Aku tidak percaya, kamu ternyata seperti perempuan"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com