webnovel

Tsabitha Penyihir Berdarah Campuran

12 tahun yang lalu seperti mimpi buruk seumur hidupku. Meski sudah begitu lama, bayangan itu masih sangat jelas. Tepat saat peluru menembus kepala temanku, lalu dia terjatuh di depanku. Bingung, takut, dan entah perasaan apa lagi yang bercampur aduk di kepalaku. Aku tidak tahu harus bagaimana saat itu, hanya menangis. Setelah 12 tahun kejadian itu berlalu, setiap kali bayangan itu muncul, perasaan yang sama masih aku rasakan. Aku seolah tidak bisa mengubah apa pun, meskipun kejadian itu berulang kali terjadi di depanku. . . Aku menyusuri jalan setapak menuju bagian ujung. Dingin dan gelap tanpa penerangan, ditambah dinding kayu yang dibuat mengitari tempat ini menghalangi cahaya luar yang masuk. Sesampainya di satu bagian aku meletakkan buket lily putih yang sudah aku bawa, tepat di atas sebuah batu marmer putih bertuliskan nama ‘Zie’. “Aku pulang,” lirihku. Aku duduk di sampingnya, mengeluarkan beberapa kue dan dua buah susu kotak kesukaan kami. “Bagaimana keadaanmu di sana? Apa kamu baik? Apa kamu makan teratur?” aku mengusap nisan itu lembut. “Tunggu aku,” bisikku. ____________________________ Tsabitha And The Naughty Cat ************************ Updates at 08.00, 11.00 dan 20.00 WIB ************************ #Meet me on instragram: bluehadyan

dewisetyaningrat · Fantasy
Not enough ratings
401 Chs

Greta Oto

Aku berusaha mengingat orang itu, saat itu aku tidak fokus dan menurut saja saat dia memberikan surat itu padaku tanpa menyadari bahwa dia bukan salah satu dari kami. Aku duduk di depan perapian dengan segala teh hangat, berusaha menenangkan diriku sampai aku mendengar suara pintu dapur yang dipukul sangat keras.

"Apa yang kau lakukan disini?!!" bentaknya dengan nada bicara yang kasar. "Kembali keruanganmu! Ini adalah jam tidur".

Dia mematikan lampu di dapur, hingga kau terpaksa kembali ke ruanganku.

'Keluarlah saat bumi menjadi mati dan hanya menyisakan kita'

Kata-kata dalam surat itu tiba-tiba saja muncul dalam kepalaku. Aku rasa itu adalah saat semua orang yang ada disini tertidur, atau jam tidur kami. Aku berjalan menyusuri lorong menuju ke ruanganku, melihat beberapa pelayan baru kembali keruangan mereka entah dari mana. Beberapa lampu minyak di lorong juga dimatikan, menyisakan beberapa saja hanya untuk sekedar penerangan.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com