webnovel

To All Our Kind : Sanguinary

Kota indah dan megah ini tidak selamanya dihuni oleh makhluk hidup yang umum. Ketika kau berjalan di lorong gelap di ujung jalan itu, maka kau akan melihat, melihat mata yang menyala dalam gelap. Kota ini adalah saksi bisu keberadaan makhluk itu, dibalik gemerlap lampu yang indah terdapat sesuatu yang menunggu dalam bayangan, bersiap memangsa siapa saja yang tidak beruntung. Seorang perantau yang bernama Grace Harriet, melamar pekerjaan yang dimana boss atau pemimpin perusahaan tersebut memiliki sesuatu yang misterius yang membuatnya penasaran. Kehidupannya justru berubah ketika dia diselamatkan oleh seseorang yang sangat kejam dan dingin, namun dibalik sifatnya yang keji itu, terdapat kenyataan yang menyakitkan. Penasaran dengan ceritanya? Ayo coba baca To All Our Kind : Sanguinary jangan lupa untuk share ke temen - temen yang lain ya! mohon dukungannya! ^^

Nadhasoy · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Chapter 3 – Grace Harriet

Seleksi hari itu selesai dengan 3 pegawai tetap yang baru, masing-masing dari mereka mendapat jabatan yang berbeda, tidak semua yang terpilih adalah dari kaum elit. Salah satu yang terpilih menjadi asisten pengelola properti adalah anak yatim piatu. Dia bekerja keras untuk dapat terus melanjutkan hidup yang lebih baik. Orang tua nya bercerai ketika dia masih berumur 3 tahun. Ayahnya adalah seorang pelaut yang harus berpergian keluar pulau, sedangkan Ibunya adalah seorang pramuria. Sejak saat itu orang tua nya tidak pernah lagi menemuinya, dia lalu diasuh oleh gereja sekitar, karena tidak ada panti asuhan saat itu, orang-orang gereja berinisiatif merawatnya. Dia tumbuh dan berkembang disana, sampai pada hari dia berumur 20 tahun dan bekerja sebagai asisten pengelola properti ETC Pusat di kota Deltora yang megah.

"Grace, ikut denganku ke ruangan 431. Meeting dengan klien dari kota Cliffport Selatan 5 menit lagi dimulai" teriakan dari seberang meja Grace membuatnya terkejut. Grace menyiapkan semua keperluan sambil berlari kecil ke arah Ivy. Ivy adalah senior Grace, Ivy adalah tangan kanannya Nona Alondra. "Baik akan saya mulai rapatnya dengan laporan yang saya terima…." suara Ivy makin lama terdengar semakin samar di telinga Grace. Grace hanya berfokus pada penampilan dan semangat yang dikeluarkan Ivy. "Sempurna, sangat amat sempurna. Pembawaan dan penyampaian materi yang baik sekali. Huuft, andai aku dapat menjadi seperti itu. Yaaah sebenarnya aku sangat ketakutan saat seleksi" Grace berkata dalam hati sambil terus memperhatikan pembawaan materi dari Ivy.

Jam istirahat makan siang pun tiba. "Baik, cukup sekian. Pertemuan saya bubarkan" kata Ivy, "Grace, kau dapat akses kafetaria dilantai dua, berhubung kau baru disini…" Ivy merogoh kantung jas nya dan mengeluarkan secarik kertas untuk Grace. "ini, kupon potongan harga spesial." Sambungnya tersenyum sambil memberikan kertasnya. "Terimakasih kak…" Grace berusaha menjawab. "Tidak masalah." Timpal Ivy dengan cepat lalu berbalik meninggalkan Grace.

Setelah makan siang, Grace kembali bekerja. Dia berniat masuk ke ruangan Ivy untuk memberikan rangkuman konsumen Cliffport.

KLIK…

"Ooo-ooh, mohon maaf kak Ivy, saya tidak tahu kalau anda sedang menerima tamu, saya permi…" Suara Grace terpotong oleh Ivy. "Ivy, panggil saja Ivy. Oh dan juga beri hormat kepada nona Alondra." timpal Ivy. Grace menatap mata nona Alondra lalu membungkuk, sambil tersipu malu dia memperkenalkan diri, "Selamat siang Nona, perkenalkan saya Grace Harriet. Senang bertemu dengan anda." Ucap Grace. "Hahaha." Alondra tertawa kecil. "Tenang saja, aku Petra, Petra Alondra. Mohon bantuannya, Grace Harriet." Sambungnya sambil tersenyum.