webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps.78

Dengan tubuh tegap dan berwibawa serta aura nya yang dingin, Alvarez melangkah kan kaki panjangnya memasuki kantor, wajah tampannya yang sangat mencolok itu mampu memikat banyak wanita yang berpapasan dengan nya.

" selamat pagi pak Alvarez " sapa setiap karyawan yang berpapasan dengan nya, Alvarez hanya membalas dengan anggukan untuk membalas sapaan dari mereka.

" selamat pagi Alvarez, ini dokumen yang harus anda tanda tangani... dan saya ingin mengingatkan bahwa setelah makan siang anda ada meeting dengan pimpinan Wijaya Group beserta jajarannya, untuk tempatnya saya sudah mengirim alamat nya pada email bapak " tutur Dian dengan sopan saat Alvarez hendak memasuki lift pribadinya

" baiklah, suruh Gilang keruangan saya sekarang " ujar Alvarez dengan tegas, lalu memasuki lift nya tanpa menunggu jawaban dari Dian lagi.

" oh astaga, bilang makasih kek... atau seenggak nya senyum sedikit kek, gitu aja susah banget, untung pak bos ganteng " gerutu Dian dengan mengerucut kan bibirnya setelah Alvarez masuk kedalam lift, Dian pun kembali keruangan nya.

*****

Alvarez sudah berada di ruangan nya, dan kembali berkutat pada layar laptop beserta berkas-berkas yang tertumpuk di atas meja kerjanya. Ia begitu teliti dalam urusan pekerjaan, bisa dikatakan dia sangat gila bekerja hari-harinya selalu di selimuti dengan banyaknya pekerjaan tapi sekarang sudah sedikit berbeda, karena kehadiran Shea yang kini ikut mengisi hari-harinya.

" selamat pagi pak bos... Anda memanggil saya? " dengan santai nya Gilang masuk kedalam ruangan Alvarez lalu langsung duduk tepat di hadapannya, hanya meja yang menjadi pembatas antara mereka dan seperti biasa ia tak mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk keruangan pak bos ganteng nya itu

" tolong biasakan sebelum masuk keruangan saya, anda mengetuk pintu dahulu " tegur Alvarez, namun ia tak memandang ke arah Gilang sedangkan yang bersangkutan hanya cengengesan

" maaf pak bos " ujar Gilang dengan santai

" so.... ada tugas apa untuk saya hari ini pak bos yang ganteng nya tiada tara??? " tanya Gilang dengan senyum evil nya

" nggak usah lebay Lo!!!!! " sungut Alvarez dengan wajah datar nya, Gilang malah justru tertawa terbahak bahak melihat raut wajah Alvarez

" udah punya pacar, bukannya berubah masih aja dingin dan bermuka datar... pantes aja buk bos ngatain Lo muka tembok " ledek Gilang disisa-sisa tawanya

" owh..... jadi sekarang Lo mulai berani ngatain gue, dan jadi sekutunya Shea " omel Alvarez dengan tatapan tajam nya pada Gilang

" ha-ha-ha..... sorry sorry sorry gue nggak bermaksud " Gilang memegang perutnya yang sudah sakit karena tertawa

" setelah makan siang Lo temenin gue meeting sama pimpinan perusahaan Wijaya Group dan jajaran nya " Alvarez tak ingin lagi meladeni candaan Gilang, karena ia tahu takkan ada habisnya jika terus membalas

" dan itu materi yang harus Lo pelajari, Minggu depan kita akan berangkat ke Singapura untuk mengurus cabang perusahaan disana " Alvarez memberikan dua map berwarna merah pada Gilang

" ok... siap bos, ada lagi? "

" nggak ada "

" ok kalo gitu gue balik keruangan dulu " Gilang beranjak dari duduknya lalu keluar dari ruangan bos ganteng nya itu

******

" She, pulang nanti Lo di jemput? " tanya Janet sembari membereskan buku-buku nya

Saat ini jam mata kuliah mereka sudah berakhir, dan pak Bani dosen mereka yang mengajar juga sudah keluar dari kelas

" nggak tau, soalnya Alvarez nggak bilang apa-apa sama gue.... nanti lah gue telfon dia, sekarang kita kekantin aja dulu karena cacing peliharaan gue udah ngamuk nih minta asupan gizi " ujar Shea sembari beranjak dari kursinya lalu diiringi oleh Janet yang mengekori dari belakang.

Saat Shea dan Janet berjalan di koridor kelas, mereka berpapasan dengan Aleena bersama dua pengikut nya, Shea tak menghiraukan sama sekali tatapan Aleena yang begitu sinis padanya.

" dasar perebut cowok orang " gumam Aleena, namun itu dapat di dengar jelas oleh Shea dan Janet

" excuse me.... Lo bilang apa tadi? perebut cowok orang??? emang cowok siapa yang di rebut sama Shea??? cowok Lo??? " sontak ucapan Aleena membuat Janet naik darah saat sahabat nya di cap sebagai perebut

Aleena terlihat berpangku tangan dengan angkuh nya, menatap Shea dan Janet secara bergantian

" Alvarez!!!! dia itu gebetan Aleena, dan temen Lo ini udah ngerebut Alvarez dari Aleena " celetuk Dewi

" ha-ha-ha..... apa gue nggak salah denger??? Alvarez, gebetan Aleena sejak kapan??? seluruh anak kampus ini juga pada tau kali, kalo cinta Aleena itu bertepuk sebelah tangan!!!! " ledek Janet dengan tertawa

" udahlah Jan, nggak usah di ladenin... orang kayak mereka nggak patut dikasi apresiasi, mereka cuma caper dan sok berkuasa di kampus ini!!! lagian apa yang di bilang mereka juga nggak bener dan gue juga nggak ngerasa sama sekali dengan apa yang mereka tuduhan kan!!! " balas Shea dengan santai Janet menyunggingkan sudut bibirnya mendengar kalimat dari Shea

" eh... Lo fikir, Lo siapa hah???? " bentak Aleena pada Shea

" gue? gue bukan siapa!!! gue hanya seorang mahasiswi di kampus ini " tunjuk Shea pada dirinya sendiri

" oh ya, satu lagi... gue ingetin sama Lo, gue bisa ngelakuin apa aja buat ngancurin Lo semua termasuk bokap Lo yang kerja di perusahaan bokap gue!!! " tunjuk Shea pada Aleena

" tapi sayang nya gue nggak sejahat kalian, jadi berhenti ngusik gue sama Janet... selagi gue masih baik sama kalian, apa tamparan tempo hari masih belom cukup???? " kali ini Shea yang berpangku tangan bersikap angkuh di depan Aleena dan kedua temannya dan mengeluarkan kalimat yang begitu penuh dengan penekanan

******

Shea dan Janet sudah berada di kantin, rasa lapar yang Shea rasa seketika hilang saat dirinya beradu mulut dengan tiga dedemit tadi, berbeda dengan Janet, ia justru begitu lahap menyantap makanannya.

" ayok makan... tadi Lo bilang laper, giliran udah dikantin Lo malah nggak pesen makanan... " ucap Janet dengan mulut yang masih penuh dengan makanan

" laper gue udah ilang!!! " balasnya singkat

" eh She.... liburan semester nanti Lo mau kemana, udah ada rencana belom? "

" gue belom kepikiran mau liburan dimana, Lo sendiri gimana ?"

" rencananya sih gue mau liburan bareng Daniel, tapi belom nentuin tempat nya dimana "

Drrrrrrrttttt Drrrrrrrttttt Drrrrrrrttttt

Shea merasakan getaran dari ponselnya, ia langsung mengambil ponselnya di dalam saku celana, seutas senyum manis terpancar dari wajah cantik milik Shea saat dirinya melihat nama ' My Lovely ' di layar ponselnya dan dengan cepat ia menggeser tombol hijau

" hallo..... "

" dimana? "

" kantin "

" sama siapa? "

" biasa, sama si biang lala "

Terdengar suara tawa dari seberang sana

" kamu dimana? "

" aku masih dikantor, tapi sebentar lagi mau ada meeting sama klien di luar "

" owh gitu.... oh ya nanti kamu jemput aku, atau aku pulang sendiri? "

" kenapa? "

" kalo kamu sibuk nggak apa-apa, aku pulang nya sama Janet aja... soalnya dia mau ngajak aku jalan ke mall dulu "

" beneran nggak apa-apa kalo aku nggak jemput? "

" iya beneran... "

" kamu nggak marah? "

" ngapain aku harus marah... tolong ya, di catet!!! jangan samain aku sama cewek-cewek lain yang selalu ngambek kalo nggak di jemput sama pacarnya!!! " ujar Shea dengan ketus

Lagi-lagi terdengar suara tawa dari seberang

" makasih ya kamu udah ngertiin aku... nanti malam aku jemput kamu, kita dinner diluar "

" serius??? "

" iya sayang... "

wajah Shea merah merona, saat mendengar Alvarez memanggil nya ' sayang ' detak jantungnya sudah berdebar tak terkendali kan.

Sambungan itupun terputus, Shea masih tersenyum sendiri membuat Janet sedikit merasa merinding

" Shea..... Lo masih waras kan? " ujar Janet dengan ragu-ragu

" gue happy Jan.... " gumam Shea dia sela lamunannya

" fix nih anak.... udah jadi cewek bucin!! " gerutu Janet menepuk jidatnya sendiri

*******

Setelah mengakhiri panggilan telfon nya pada Shea, Alvarez menyandarkan tubuhnya pada sofa empuk di ruangan nya, ia mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman.

Dirinya masih belum percaya, bahwa ia dan Shea sekarang sudah menjadi sepasang kekasih, hal yang dulu dianggap nya tidak mungkin malah justru berbanding terbalik.

Alvarez tidak hanya ingin menjadikan Shea sebagai kekasihnya, tapi ia akan menjadi kan Shea sebagai wanita satu-satunya di dalam hatinya, ia juga akan menjadikan Shea sebagai pendamping dalam hidupnya serta menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.

" Rez.... kita berangkat sekarang? " tanya Gilang yang berhasil membuyarkan semua lamunan Alvarez

" ok... " Alvarez membereskan barang-barangnya, lalu beranjak dari kursi kebesaran nya.

Saat ini, Yesaya beserta stafnya sudah berada di salah satu restauran ternama di ibukota, ia sengaja memilih salah satu private room di restauran itu sebagai tempat meeting dengan rekan-rekan bisnis nya termasuk Alvarez dan Daniel.

Sesampainya Alvarez dan Gilang disana, mereka berdua di sambut dengan hangat oleh para rekan kerjanya tidak terkecuali oleh Yesaya. Karena meskipun mereka memiliki masalah pribadi, mereka berdua sama-sama memiliki sikap profesional dalam urusan pekerjaan apa lagi ini menyangkut nama baik perusahaan yang mereka pimpin.

Tak terasa tiga jam berlalu, meeting yang dipimpin oleh Yesaya berjalan dengan lancar meskipun di pertengahan meeting dirinya terlibat sedikit perdebatan dengan rekan kerjanya dikarenakan fasilitas yang masih kurang memadai, tapi itu bisa ia selesai kan dengan baik tak lupa juga oleh bantuan Alvarez yang sudah memiliki jam terbang kerja lebih banyak dibandingkan dari dirinya.

" sekali lagi terimakasih atas bantuan anda pak Alvarez, sungguh suatu kehormatan besar bagi kami memiliki rekan kerja seperti anda " ujar Yesaya sembari berjabat tangan dan disambut baik oleh Alvarez

Bagi mereka yang tidak tahu, akan menganggap bahwa hubungan antara Yesaya dan Alvarez baik-baik saja akan tetapi bagi mereka yang paham, dibalik sorot mata dari keduanya menunjukkan arti permusuhan.

" Rez, gue perhatiin kayaknya Lo sama Yesaya lagi ada masalah ya? " tanya Gilang dengan penasaran, Alvarez hanya menyunggingkan sudut bibirnya ia tak merespon pertanyaan yang di lontarkan oleh Gilang.

Saat ini mereka berdua sudah berada dalam perjalanan meninggalkan restauran, karena begitu meeting selesai Alvarez langsung mengajak Gilang untuk pergi.

" kita ke mall? " alih-alih tak ingin menjawab pertanyaan yang di lontarkan Gilang, Alvarez malah justru mengajak nya untuk pergi ke mall

Tanpa bertanya lagi, Gilang langsung melajukan mobilnya ke mall sesuai permintaan bos ganteng nya itu

*******

Di posisi lain, saat ini Shea dan Janet sudah lebih dulu berada di mall dan seperti gadis pada umumnya Shea dan Janet memilih-milih drees yang terpajang di salah satu butik yang terletak di dalam mall itu.

" She..... kalo gue pakek drees ini cocok nggak? " Janet menunjuk kan salah satu dress pilihan nya pada Shea

" cocok..... " Shea mengacungkan dua jempol jari tangan nya.

Setelah membayar belanjaan mereka pada kasir, Janet langsung mengajak Shea menuju restauran Korea karena cacing peliharaan nya sudah kembali memanggil untuk meminta tambahan asupan gizi. Jadilah saat ini mereka sedang menikmati berbagai macam makanan khas Korea yang terhidang rapi di atas meja.

" Lo udah bilang sama Alvarez kita ada disini? " tanya Janet di sela-sela ia mengunyah makanan

" udah, ni baru aja gue bales chat nya dia " Shea kembali meletakkan ponselnya di atas meja sesudah ia membalas pesan dari Alvarez lalu kembali melanjutkan menyantap makanannya.

Beberapa saat kemudian, Alvarez pun datang menghampiri Shea dan Janet.

" hai.... " sapa Alvarez dan langsung mendarat kan sekilas kecupan pada puncak kepala Shea, kemudian mengambil posisi duduk tepat di sebelah Shea.

Janet yang melihat itu, hanya bisa mendengus kesal atas apa yang dilakukan Alvarez pada Shea.

" kalian berdua sengaja ya, buat gue iri!!!! inget disini ada orang jomblo, so..... tolong hargain dikit dong!!!! " gerutu Janet dengan kesal

Shea hanya menahan tawa, sedangkan Alvarez bersikap acuh tak acuh dan seperti biasa raut wajahnya yang dingin dan datar. Karena hanya pada Shea ia menunjukkan kehangatan yang ada dalam diri nya.

" gue fikir pak bos bakalan ngajak gue shopping " Gilang baru saja tiba, karena tadi ia meminta izin pada Alvarez untuk ke toilet

Mendengar suara itu, Janet langsung menghadap kebelakang ia terperanjat saat melihat Gilang berada di hadapannya, begitu pun dengan Gilang.

" Janet!!!! "

" Gilang!!!! "