webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps. 105

" nanti malam aku jemput ya, kita dinner bareng papa di cafetaria " ucap Alvarez

Saat ini Alvarez dan Shea sudah dalam perjalanan pulang setelah mengantar Janet kerumahnya

" emang ada acara apa? " tanya Shea

" nggak ada acara apa-apa kok, papa cuma mau ngajak kita makan sama-sama aja karena udah lama aku sama papa nggak makan bareng " jawab Alvarez namun tetap fokus pada kemudi nya.

" kamu sih selalu sibuk sama kerjaan mulu, sampe nggak punya waktu lagi buat papa " balas Shea, Alvarez hanya tersenyum kecil

" eh awas ya... kalo kita udah nikah, terus kamu selalu sibuk sama kerjaan kamu sampe kamu lupa sama aku yang di rumah, aku bakalan tinggal di rumah papi aja " ancam Shea dengan ketus

" eh kok gitu? " sahut Alvarez yang tak terima apa yang di ucapkan oleh calon istri nya

" ya iya lah, kamu nya aja sibuk sama kerjaan "

" aku kerja kan juga buat kamu dan masa depan kita "

" yah, tapi nggak kayak gitu juga... sibuk kerja tapi lupa sama keluarga di rumah "

Alvarez tak ingin melanjutkan perdebatan nya dengan Shea karena tak ingin membuat Shea berkecil hati. Merekapun sampai di depan gerbang rumah milik Brian, setelah Shea masuk ke halaman rumahnya mobil sport yang di kemudikan oleh Alvarez melaju pergi karena Alvarez harus kembali kekantor.

" Assalamualaikum..... " sapa Shea setelah membuka pintu utama rumahnya, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan karena tak ada yang menjawab salamnya

" kok sepi banget ya..... pada kemana sih? " batin Shea.

Shea pun menuju halaman belakang, ia melihat Brian sedang duduk termenung di ayunan yang menghadap danau buatan di taman belakang, entah apa yang sedang di pikirkan oleh laki-laki paruh baya itu

" Papi..... " panggil Shea, namun Brian tak mendengar panggilan putri kesayangannya itu

Brian, langsung menoleh saat merasa bahunya disentuh oleh seseorang, dan dengan cepat Brian menghapus airmatanya.

" Shea, kamu sudah pulang nak? " tanya Brian

" Papi, are you okay? " Shea langsung duduk di sebelah sang ayah karena melihat kesedihan di wajahnya

" papi baik-baik aja " jawab Brian, tatapan matanya kembali menerawang

" enggak.... papi lagi nggak baik-baik aja, cerita sama aku papi kenapa? " Shea tak percaya apa yang dikatakan sang ayah.

Brian hanya bisa menghela nafas lelah, karena putrinya begitu peka dengan perasaannya.

" sebentar lagi, kamu akan menikah dan menjadi milik suami kamu itu artinya kamu bukan milik papi lagi seutuhnya... papi hanya belum siap melepas putri kesayangan papi " sambung Brian sembari menatap wajah sendu Shea

" meskipun aku sudah menikah, aku tetap anak papi... aku putri sulung dari Brian Alexander nggak akan ada yang berubah " balas Shea dan langsung memeluk sang ayah

Seketika tangis Brian pecah mendengar penuturan dari putrinya yang sebentar lagi akan menjadi pengantin dan akan menjadi nyonya Alvarez. Shea langsung menghapus air mata Brian yang kembali menetes membasahi pipinya.

" Mommy sama si kembar kemana? " tanya Shea yang tak melihat keberadaan ibu sambung nya dan adik kembarnya

" mereka ada di kamar " jawab Brian

" kita lihat mereka yuk " ajak Shea sambil menggandeng tangan Brian, dan Brian pun mengikuti langkah Shea.

********

Sesuai dengan janji tadi siang, Alvarez mengajak Shea untuk makan malam bersama dengan Haidar.

" Papa sangat bahagia bisa dinner sama kalian " ucap Haidar dengan raut wajah bahagia

" iya Om " balas Shea dengan tersenyum

" jangan panggil Om, sekarang biasakan memanggil saya dengan sebutan Papa karena sebentar lagi kamu akan menjadi istri Alvarez dan menjadi menantu papa " ucap Haidar, Shea sedikit melihat Alvarez lalu mengangguk

" i-iya Pa.... " balas Shea yang masih sedikit gugup

" setelah kalian menikah, papa ingin kalian tinggal di rumah papa... karena papa sangat kesepian, Alvarez jarang pulang ke rumah karena dia selalu pulang ke apartemen nya... dan satu hal lagi papa juga ingin segera menimang cucu " ucap Haidar

" uhukk... uhukk.... uhukk "

Shea yang baru saja minum langsung tersedak mendengar permintaan calon mertuanya itu, namun berbeda dengan Alvarez yang terlihat biasa saja

" papa apaan sih ngomong nya kayak gitu, liat tuh Shea sampe tersedak " ucap Alvarez

" maafkan untuk permintaan papa ya Shea " ucap Haidar pada Shea

Shea tersenyum canggung, karena permintaan calon mertuanya yang begitu frontal.

" kalian mau langsung pulang, atau masih mau jalan-jalan dulu? " tanya Haidar setelah dinner mereka selesai

" aku mau ngajak Shea jalan dulu pa "

" ok baiklah, tapi jangan terlalu larut pulang nya "

" iya pa.... ya udah kalo gitu aku sama Shea langsung jalan ya, bye pa..... " ucap Alvarez sembari beranjak dari kursinya, Shea pun beranjak dari duduknya setelah bersalaman dengan calon mertuanya.

" maafin ucapan papa ya " ucap Alvarez

Sekarang mereka sudah dalam perjalanan menuju taman kota

" nggak apa-apa kok, wajar kalo papa ngomong kayak gitu.... mungkin papa udah nggak sabar buat nimang cucu "

" jadi kamu setuju, atas permintaan papa supaya kita nggak menunda untuk punya momongan? " tanya Alvarez dengan antusias, karena sejujurnya alvarez juga tidak ingin menunda untuk memiliki seorang anak

" apaan sih.... kita kan lagi bahas papa " jawab Shea dengan sedikit ketus

" huhhhhhhhh " Alvarez menghela nafas berat

********

Brian masih duduk termenung di ruang kerjanya, menatap foto seorang wanita cantik yang tersenyum bahagia dan mengenakan gaun putih yang terletak di atas meja kerjanya bahkan sesekali Brian menyeka air matanya.

Shalu baru saja menidurkan sikembar di kamar mereka, melihat lampu di ruang kerja Brian masih menyala ia pun masuk dan melihat Brian yang duduk dengan berurai airmata dan sebuah bingkai foto di tangannya.

" Shea sangat cantik ya, bahkan senyumannya sangat mirip sekali sama almarhumah mommy nya " ucap Shalu sambil di samping suaminya, Brian yang terkejut melihat kehadiran Shalu dengan cepat menghapus air matanya.

" jangan menutupi kesedihan kamu mas... menangis lah jika kamu ingin menangis... aku tahu, sebagai seorang ayah yang membesarkannya seorang diri dan sudah melewati hari-hari bersama pasti akan sangat merasa kehilangan saat tiba waktunya dia akan menjadi milik orang lain " ucap Shalu dengan lembut.

" aku juga tahu, bahwa beberapa hari ini kamu selalu memandang Shea saat tidur dari balik pintu kamar nya dan kamu menangis dalam diam.... tumpahkan semua rasa sedih kamu mas, jangan kamu tahan karena itu hanya akan meyesakkan hati kamu " ucap Shalu lagi dengan mengusap lembut pundak suaminya.

Brian langsung memeluk Shalu dan menangis sejadi-jadinya dalam pelukannya, menumpahkan semua rasa sedihnya pada bahu sang istri, Shalu pun tersenyum sambil mengelus pundak suaminya itu.

" dia hidupku.... dia darahku.... dia hartaku yang paling berharga, yang ditinggalkan oleh Vee.... jujur aku belum siap melepaskan Shea menjadi milik orang lain " ucap Brian di sela tangis nya, Shalu tertegun mendengar ucapan Brian yang sedikit menyinggung hatinya, Brian pun melepaskan pelukannya pada Shalu.

" sama halnya dengan kamu, Sean dan Sharen, kalian juga nyawaku.... aku sudah pernah kehilangan sekali dan aku tidak ingin kehilangan lagi " ucap Brian, Shalu kembali tersenyum karena sudah berfikiran bahwa dirinya dan kedua anaknya tak memiliki arti di dalam hati Brian.

" kamu tidak kehilangan Shea... dia akan tetap menjadi putri sulung di rumah ini, dan akan tetap menjadi putri kesayangan kamu, hanya saja status Shea yang akan berubah yaitu menjadi istri dan seorang menantu.... bukan hanya kamu yang pernah mengalami kehilangan, Shea juga pernah mengalami kehilangan.... Shea harus kehilangan ibu kandungnya saat dirinya masih belum tahu tentang isi dunia, Shea juga harus kehilangan laki-laki yang pernah dia cintai bahkan Shea juga harus kembali nyaris kehilangan laki-laki yang sekarang sangat dia cintai setelah ayah nya, yaitu Alvarez.... tapi lagi-lagi Allah membuat cerita kehidupan baru untuk Shea " ucap Shalu yang berusaha menenangkan perasaan suaminya

" apa kamu ingat, bagaimana Yesaya berkorban untuk Shea? apa kamu ingat bagaimana terlukanya dan sedih nya Bella saat harus kehilangan putranya? " tanya Shalu, Brian terdiam tak dapat mengeluarkan kata-kata lagi

" Allah selalu mempunyai jalan terindah untuk umat-Nya mas... " ucap Shalu lagi

" astaghfirullah... " Brian mengusap wajahnya setelah mendengar semua penuturan dari Shalu, dirinya menyesal karena sempat berfikir akan membatalkan acara pernikahan Shea dan Alvarez

" maafkan aku ya Allah.... maafkan aku yang masih kurang pandai untuk bersyukur " ucap Brian dengan penuh penyesalan

Brian kembali memeluk Shalu, lalu mengecup puncak kepala istrinya

" terimakasih sayang sudah mengingatkan aku " ucap Brian, Shalu hanya tersenyum bahagia.

Beberapa saat kemudian, mereka mendengar suara Shea yang baru saja pulang

" nah itu dia sih princess baru pulang " ucap Shalu

" kamu basuh dulu wajah kamu, jangan sampai Shea curiga lihat wajah sembab papinya.... aku duluan turun kebawah " ucap Shalu sambil beranjak dari duduknya namun Brian menahan tangan nya

" ada apa? " tanya Shalu dengan bingung

" I love you more " ucap Brian lembut

" gombal.... " balas Shalu, dan tak mampu menutupi rona merah di wajahnya, dirinya pun meninggalkan Brian yang masih duduk di sofa dan pergi menuju Shea.