webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps. 104

Semua tamu undangan sudah hadir memenuhi balroom, semua teman-teman dekat Alvarez dan Shea juga ikut hadir dalam acara pertunangan mereka berdua. Meskipun acara ini sedikit tertutup namun suasana masih terlihat mewah.

Suara gemuruh tepukan tangan terdengar jelas saat Alvarez dan Shea saling bertukar cincin, senyum bahagia tak pernah luntur dari wajah keduanya.

Brian memandang lekat wajah putri kecilnya dulu yang kini sudah tumbuh menjadi wanita dewasa serta Lika liku cerita hidup yang putri nya lalui.

" Vee.... putri kecil kita kini akan menjadi milik orang lain " batin Brian

Shea beralih memandang sang ayah yang terus menatap dirinya, bahkan mata sang ayah sudah berkaca-kaca.

Shalu yang menyadari akan hal itu, ikut sedikit menegur Brian agar sadar dari lamunannya dan dengan cepat Brian menyeka air matanya yang hampir saja akan jatuh. Shea berjalan menghampiri Brian dan langsung memeluk sang ayah dengan erat.

" I love you Papi " ucap Shea

" I love you to my princess " balas Brian dan membalas pelukan Shea yang tak kalah eratnya.

Alvarez tersenyum bahagia melihat kedekatan ayah dan anak itu, sekilas Alvarez mengingat pesan Bella untuk dirinya.

**********

Beberapa hari telah berlalu, Alvarez sudah kembali memimpin perusahaan yang sudah lama ia tinggalkan dan Shea kembali ke dunia pendidikan nya.

" welcome back Mr. Alvarez yang ganteng nya tiada tara " ucap Gilang dengan tingkah konyol nya menyambut kedatangan Alvarez.

" mau naik gaji Lo " ledek Alvarez, Gilang hanya tersenyum menunjukkan gigi putih nya.

" huh... ternyata ruangan gue nggak ada yang berubah masih sama " ucap Alvarez dengan menelusuri setiap sudut ruang kerjanya.

" selama Lo di rawat, gue sama James bener-bener kelimpungan tau nggak ngerjain semua kerjaan Lo.... Untung nya para klien kita berbaik hati ngasih gue dan James waktu untuk menyelesaikan semua proyek yang lagi Lo kerjain " ucap Gilang

Alvarez hanya tertawa karena membayangkan bagaimana kedua sahabatnya itu menyelesaikan semua pekerjaan nya yang sempat tertunda karena masa-masa sulit Alvarez di rumah sakit.

" terimakasih " ucap Alvarez, Gilang tersenyum kecil saat Bos sekaligus sahabat nya itu mengucapkan kata terimakasih

" Gue, Lukas, dan James adalah sahabat yang akan selalu ada buat Lo " ucap Gilang sambil menggenggam tangan sahabat nya itu.

" WAIT....!!!!!! " ucap seorang laki-laki yang masuk kedalam ruangan Alvarez tanpa mengetuk pintu terdahulu

" kenapa Lo ???? " tanya Gilang dengan bingung saat melihat raut wajah James yang tak biasa

" kalian masih normal kan? " tanya James dengan wajah cengok nya

" maksud Lo? " tanya Alvarez dan Gilang serentak, dengan sedikit gugup James menunjuk tangan Alvarez dan Gilang yang masih saling menggenggam seperti sepasang kekasih

Alvarez dan Gilang pun mengikuti arah tunjuk James, dan dengan cepat mereka berdua langsung melepaskan genggaman mereka

" wah..... pikiran Lo parah banget Bro... " ucap Gilang dengan tak terima atas tuduhan James

" Gila Lo!!!!!! gue masih waras, nih Lo nggak liat jari manis gue udah ada Cincin tunangan dan Lo juga salah satu di acara gue sama Shea " sambung Alvarez yang juga tak terima atas tuduhan itu

" Asemmmm Lo bawa-bawa status Lo yang udah tunangan " balas Gilang

" emang iya gue udah tunangan, emang nya Lo yang masih setia ngejomblo " ejek Alvarez

" eh gue jomblo juga gara-gara Lo ya "

" lah kok gue??? "

James yang berada di sana hanya diam saja bahkan dirinya menjadi penonton sekaligus pendengar perdebatan antara Alvarez dan Gilang

" iya emang karena Lo.... kalo bukan karena Lo ngasih gue kerjaan di Bali waktu itu, mungkin gue sama Janet udah jadian!!! " ucap Gilang dengan tegas.

" What??????? Janet??????? " tanya Alvarez dengan terkejut, Gilang langsung membekap mulutnya sendiri karena keceplosan menyebutkan nama wanita yang dia cintai selama ini.

" ya ampun ni mulut kok jadi lemes gini ya " batin Gilang

" Lo bilang apa tadi? Janet? " Alvarez mengulang pertanyaan nya

" nggak!!!! Lo salah denger aja " Gilang menyangkal pertanyaan Alvarez

" No!!!! gue tadi denger dengan jelas kalo Lo nyebut nama Janet!!!! James, Lo denger juga denger kan??? " tanya Alvarez pada James

" Apa??? gue nggak tau apa yang kalian bahas... " jawab James dengan bingung

" nah... James aja nggak tau, udah... itu cuma telinga Lo aja yang lagi gangguan, gue kagak nyebut nama Janet " ucap Gilang dengan penuh kemenangan

" udah..... gue mau balik ke ruangan gue, karena masih banyak kerjaan yang harus gue kerjain.... Ok pak Bos bye selamat bekerja " ucap Gilang dengan penuh hormat lalu berlenggang dengan santai keluar dari ruangan Alvarez tanpa memperdulikan raut wajah Alvarez yang tak terima

" thank you James, Lo udah nyelamatin hidup gue " bisik Gilang pada James yang juga mengikuti langkah kaki Gilang yang keluar

" apaan sih, gue nggak ngapa-ngapain juga " ucap James dengan wajah bingung nya, sedang kan Gilang hanya senyum penuh kemenangan karena rahasia nya yang mencintai Janet masih tersimpan aman walaupun hampir saja kedua sahabatnya mengetahui nya.

******

" pulang kuliah nanti Lo mau kemana? " tanya Janet pada Shea setelah dosen killer keluar dari kelas mereka

" Alvarez mau ngajakin lunch bareng, Lo sendiri? "

" kayaknya gue langsung pulang aja deh "

" nggak mau ikut kita? "

" ngapain ngintilin kalian berdua, yang ada gue bakalan cuma jadi penonton kemesraan kalian berdua aja " jawab Janet dengan ketus

" ya enggak lah.... kan nanti ada Gilang sama James yang juga ikut "

" ha????? serius??? "

" kapan sih gue bohong sama Lo? " balas Shea dengan santai lalu berjalan keluar kelas

" tunggu.... gue ikut..... " pekik Janet sembari mengejar Shea yang sudah lebih dulu keluar kelas.

Shea dan Janet menyusuri koridor kelas sambil bersenda gurau, hingga tanpa sengaja Shea menabrak tubuh seseorang dan membuat tubuhnya hilang keseimbangan namun, beruntung tangan kokoh itu berhasil merengkuh tubuh Shea agar tidak terjatuh.

" mangkanya kalo jalan hati-hati " ucap seorang laki-laki tampan

" maaf nggak sengaja " ucap Shea sambil melepaskan dirinya dari rengkuhan laki-laki itu.

Tanpa membalas ucapan Shea, laki-laki itu berlalu pergi tanpa menghiraukan Shea dan Janet lagi.

" cowok tadi siapa yah, gue baru liat deh " tanya Janet, Shea hanya mengangkat kedua bahunya pertanda dirinya juga tidak tahu.

" udah yuk, Alvarez udah nunggu di gerbang " ucap Shea setelah membaca pesan singkat dari sang pujaan hati, mereka pun kembali berjalan menuju gerbang kampus.

********

" kita mau makan apa? " tanya Shea

Saat ini mereka sudah berada di salah satu mall terbesar yang berada di ibukota

" Korean Seafood " usul Janet dan Gilang serentak, dan itu berhasil membuat Alvarez, Shea dan James menatap mereka dengan penuh selidik

" kok kalian bisa kompak gitu? " tanya James

" kebetulan aja " jawab Gilang dengan cepat

" that's right " sambung Janet, sedang kan Alva dan Shea hanya saling melirik.

Merekapun sudah berada di salah satu restauran dan memesan makanan sesuai selera mereka masing-masing.

" Sorry, I am late " ucap Lukas yang baru datang dan langsung duduk di kursi yang masih kosong

" slow aja pak dokter, kita tahu kok Lo sibuk dan sama sibuk nya dengan balok es yang ada di samping gue ini " ucap James sambil mengedipkan sebelah matanya

PLITAKKKKKKK

sebuah pukulan dari Alvarez berhasil mendarat dengan indah di kepala James, Shea dan Janet hanya menahan tawa melihat James yang meringis kesakitan.