webnovel

Titip Rindu

Adakala diam menjadi salah satu untuk menyimpan rindu, dan air mata untuk menyampaikan rindu. Sekuat apapun kita mempertahankan sebuah hubungan, jika Tuhan sudah berkehendak maka tak ada yang bisa melawanNya... Mengorbankan nyawa demi kehidupan yang baru akan dimulai, mencintai tanpa pamrih, mengasihi tanpa batas, dan menyayangi dengan ikhlas....

RinduIbu · Teen
Not enough ratings
167 Chs

Eps. 103

2 Months Later

Setelah melalui hari yang panjang, akhirnya Alvarez sudah diizinkan pulang tapi masih harus tetap menjaga kondisi tubuhnya dengan baik, Haidar membawa Alvarez untuk kembali kerumahnya, dan belum mengizinkan sang putra untuk pulang ke apartemen nya karena disana Alvarez hanya tinggal seorang diri sedangkan di rumah banyak ART yang bisa menjaga Alvarez.

Alvarez sudah terbaring di atas ranjang yang berukuran king size, dengan nuansa kamar yang berwarna abu-abu muda dan putih, Alvarez meraih ponselnya yang berada di atas nakas lalu menghubungi seseorang

" hei.... lagi dimana? " tanya Alvarez setelah panggilannya tersambung

##########

" jangan terlalu lama disana, karena kemungkinan sebentar lagi hujan "

##########

" hubungi aku kalo kamu udah pulang "

#########

" ok bye " Alvarez mengakhiri panggilannya lalu kembali meletakkan ponselnya diatas nakas.

" huhhhhhhhh " helaan nafas Alvarez yang terasa berat

" kata-kata terimakasih nggak akan pernah sebanding dengan apa yang sudah Lo korban kan untuk gue..... Lo rela menukar hidup Lo demi menyelamatkan nyawa gue.... secara nggak langsung Lo hidup didalam tubuh gue Yesaya " Alvarez menatap langit-langit kamarnya, dirinya masih mengingat jelas apa yang sudah di cerita kan oleh Lukas bahwa orang yang mendonorkan jantung untuk dirinya adalah Yesaya.

*******

" maafin aku..... " ucap Shea di sela isak tangisnya sambil mengusap batu nisan yang bertuliskan nama Yesaya

" kenapa kamu harus berkorban begitu besar untuk aku Yesaya.... kenapa kamu harus ngelakuin ini semua untuk aku " gumam Shea

Shea langsung menoleh kebelakang saat merasakan seseorang menyentuh pundaknya

" Morgan... "

" sorry kalo gue ngagetin Lo " Morgan memandang batu nisan itu dan Shea secara bergantian.

" Yesaya nggak pernah ninggalin Lo, dia akan selalu berada di dekat Lo meskipun hanya melalui perantara seseorang " ucap Morgan kemudian ikut berjongkok di sebelah Shea

" besok gue sama nyokap bokap mau balik ke Singapura dan Oma Mariam juga akan balik ke Canada " Saat ini Shea dan Morgan sudah berada di sebuah warung kecil yang terletak tak jauh dari pemakaman karena hari sudah mulai turun hujan

" terus gimana sama rumah peninggalan Yesaya? " tanya Shea

" masih ada ART yang akan tinggal dan merawat rumah itu, awalnya Oma Mariam mau jual tapi mama nggak setuju karena rumah itu sangat berarti buat mama, walau bagaimanapun di sana ada banyak kenangan mama sama almarhum Yesaya dan almarhum om Wijaya " jawab Morgan, Shea sedikit tertegun mendengar kalimat terakhir Morgan.

" Lo jaga kesehatan ya, kalo Lo datang ke Singapura jangan lupa kabarin gue dan mampir kerumah kita karena mama pasti seneng banget... " ucap Morgan yang kemudian mendapat anggukan dari Shea.

" sekarang Tante Bella dimana? "

" mama kerumah Alvarez "

DEGGG!!!!!! Shea terdiam namun jantung nya langsung berdetak dengan cepat.

*******

" maaf den, mengganggu istirahat nya... " ucap ART yang datang menghampiri Alvarez

" ada apa bik? "

" di bawah ada tamu, mau ketemu sama den Alvarez "

Alvarez diam sejenak sebelum meminta ARTnya untuk kembali pada pekerjaan nya, tak berapa lama kemudian Alvarez menghampiri tamu yang ingin bertemu dengan nya.

" Tante Bella " sapa Alvarez, lalu memberi salam sebagai tanda hormat nya lalu memeluk wanita paruh baya itu

" apa kabar? " tanya Bella setelah mengurai pelukannya

" Alhamdulillah, aku sudah mulai membaik Tante " jawab Alvarez

" Tante datang kesini untuk pamitan sama kamu, karena besok Tante akan kembali ke Singapura bersama Morgan dan suami Tante "

" apa Tante nggak ada niatan untuk kembali stay disini? " Bella tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan Alvarez, dirinya menatap wajah Alvarez dengan begitu dalam

" lanjutkan perjuangan Yesaya untuk membahagiakan Shea ya nak " bukannya menjawab pertanyaan Alvarez, Bella justru menitipkan pesan untuk Alvarez

Alvarez tersenyum lalu kembali memeluk erat tubuh wanita paruh baya itu, tanpa permisi air mata Bella kembali jatuh membasahi pipinya namun dengan cepat ia hapus saat Alvarez akan melepaskan pelukannya.

" jaga diri baik-baik ya nak " ucap Bella lagi, Alvarez hanya tersenyum getir karena ia bisa merasakan kesedihan yang mendalam pada hati Bella, seorang ibu yang harus merasakan kehilangan seorang anak demi menyelamatkan orang lain dan itu dirinya.

********

Keesokan harinya setelah mengantar kan Bella dan keluarga nya ke bandara, Shea dan Alvarez pergi ke sebuah toko perhiasan untuk mencari cincin pertunangan mereka, Keluarga mereka sudah memutuskan sebelum melakukan pernikahan Alvarez dan Shea harus bertunangan terlebih dahulu, setelah mendapatkan cincin yang mereka cari mereka pergi menuju gedung yang akan di jadikan sebagai tempat acara pertunangan mereka.

Di balroom sebuah hotel berbintang sudah ada WO yang sedang mendekorasi ruangan dengan bernuansa putih tak lupa juga bunga mawar putih yang ikut memperindah dekorasinya sesuai dengan apa yang diinginkan oleh Shea.

" aku bahagia banget " ucap Shea dengan senyum manisnya yang tak pernah pudar melihat banyak nya bunga mawar putih yang menjadi tema hari pertunangan nya.

" aku juga sangat bahagia, terlebih saat melihat kamu bahagia " balas Alvarez yang berdiri tepat di samping Shea

" semoga, nggak akan ada lagi airmata kesedihan yang keluar dari mata indah kamu " sambung Alvarez yang menatap Shea dengan penuh cinta mendengar perkataan Alvarez, Shea langsung memeluk nya tak memperdulikan banyak pasang mata yang memandang mereka.

" I love you... I love you so much " ucap Shea

" I love you more princess " balas Alvarez yang membalas pelukan Shea dengan erat

" ehemmm ehemmm ehemmm.... " mendengar deheman itu, sontak membuat Alvarez dan Shea mengurai pelukan mereka

" bener-bener ya Lo berdua, nggak ngehargain kita yang jomblo sama sekali " Gilang mendengus dengan kesal

" bener banget, kayak dunia ini cuma milik kalian berdua dan yang lainnya cuma numpang " sambung Janet yang tak kalah kesal nya

Shea dan Alvarez hanya tertawa, melihat sahabat mereka menunjukkan tampang kesal mereka, dengan cepat Alvarez mencuri kecupan di pipi Shea dan itu berhasil membuat Shea diam terpaku, dan lagi-lagi Gilang beserta Janet mendengus kesal.

*******

Hembusan angin kembali menyapa kedatangan Shea, bahkan ombak kecil pun juga ikut menyapa nya. Shea berjalan dengan santai di pinggir bibir pantai menikmati suasana senja seorang diri.

" gue tau, Lo pasti datang kesini " ucap seorang laki-laki, Shea pun menghentikan langkahnya lalu menghadap ke sumber suara

" Daniel " gumam Shea, Daniel pun menghampiri Shea mensejajarkan tubuhnya dan menatap laut lepas

" pantai menjadi tempat terindah yang selalu di datangi oleh Yesaya " ucap Daniel

" yah... " balas Shea dengan menghela nafas lelah " tempat dimana menjadi kenangan gue sama dia " sambung nya.

Daniel hanya tersenyum kecil, dan sedikit melirik Shea.

" gue turut bahagia atas rencana pertunangan Lo sama Alvarez.... semoga apa yang sudah di korban kan oleh Yesaya nggak ke buang sia-sia "

Shea menatap Daniel dengan sendu dan sedikit tertegun mendengar penuturan Daniel.

" makasih " balas Shea, lalu kembali memandang lautan lepas dan tanpa sadar airmatanya kembali menetes tanpa permisi.