webnovel

Kehilangan Jejak Lagi

Daddy Heri yang sudah menyuruh staff IT terhebatnya untuk mencari informasi tentang orang yang mengunggah video itu, mondar-mandir tak sabar menunggu kabar.

Drrttt ddrrrttt

"Bos, informasinya sudah saya kirim ke email Bos."

"Baiklah, terima kasih."

Setelah melihat informasi itu, tanpa basa-basi Daddy Heri beserta ketiga sahabatnya langsung menuju lokasi.

"Darling. Aku, Wijaya, Aberto dan Anderson akan menjemput putri kita. Kamu tunggu di rumah saja ya," ucap Daddy Heri lembut.

Mom Jia pun mengangguk pelan. Juga ketiga istri sahabatnya.

"Assalamualaikum," pamit Daddy Heri dengan mencium kening Mom Jia.

Memang lokasinya di luar kota, tapi dengan koneksi yang bagus mereka bisa meminta agar lalu lintas hari ini di longgarkan karena keperluan yang sangat mendesak. Tentu saja, ketiga putri Daddy Heri tentulah lebih penting dari apapun bahkan urusan negara sekalipun.

Setelah 4 jam perjalanan dengan kecepatan tinggi, mereka tiba di lokasi yang dimaksud. Di depan sebuat toko kue yang tutup.

"Tempat ini tak begitu ramai, apa ada yang beli," celetuk Mr. Anderson.

"Sudahlah, mengapa kamu begitu perduli. Kita disini buat nyari Ara, Kinan dan Yasmin," jawab Mr. Aberto.

Mereka berempat pun berpencar berbekal foto Ara, Kinan dan Yasmin. Juga video pembully-an terhadap Yasmin. Mereka bertanya kepada orang di sekitar yang lewat.

Sudah lebih dari sejam mereka berkeliling dan bertanya. Hingga akhirnya, ada seseorang yang tahu dan menunjuk toko kue tutup tempat mereka berhenti tadi.

"Orang yang ini saya kurang tau. Tapi kalo orang yang di video, dia tinggal di ruko toko kue itu," ucap seseorang yang ternyata pelanggan toko kue Ara.

"Berarti benar mereka bertiga tinggal di tempat seperti ini," ucap Mr. Aberto.

"Terima kasih atas informasinya, ini untuk Bapak," ucap Mr. Andersson sambil memberikan beberapa uang kepada orang itu.

"Terima kasih banyak Tuan," ucap orang itu.

Mr. Andersson pun menyuruh sahabatnya untuk memberitahu tentang informasi ini kepada daddy Heri dan Mr. Wijaya.

"Kita cek kesana, siapa tahu mereka beneran tinggal disana," ucap Mr. Aberto.

"Oh my, calon menantu keluarga Andersson memang paling keren, mereka bisa tinggal di tempat seperti ini," ucap Mr. Andersson kagum dengan apa yang di lakukan oleh trio gesrek.

"Diamlah, ocehanmu membuatku pusing," ketus Mr. Aberto.

Mr. Andersson mendengus kesal memang sahabatnya ini susah di ajak bercanda, memang di antara mereka berempat yang suka bercanda yaitu Mr. Wijaya dan Mr. Andersson.

Tak butuh waktu lama Daddy Heri dan Mr. Wijaya pun tiba, mereka langsung menuju ke toko kue. Tapi saat mereka tiba di sana suasana ditoko itu pun sepi tidak ada tanda-tanda keberadaan ketiga putrinya.

"Apa kau yakin putriku tinggal disini?" tanya Daddy Heri.

"Katanya sih begitu," jawab Mr. Aberto.

"Kemana mereka, kelihatannya tidak ada orang di dalam," sahut Mr. Wijaya.

Daddy Heri pun terdiam, dia tahu pasti Kinan sudah mengetahui pergerakannya.

"Kinan," celetuk Daddy Heri.

"Dimana Kinan?" tanya Mr. Aberto.

"Bro, kita melupakan sesuatu. Aku yakin pergerakan kita sudah di ketahui oleh putriku Kinan," ucap Daddy Heri.

Semuanya pun manggut-manggut kenapa mereka bisa melupakan Kinan sang hackers gesrek.

"Sepertinya kita terlalu meremehkan putrimu yang satu itu," ucap Mr. Andersson.

"Kau benar, lantas kita harus kemana lagi untuk mencari mereka," sahut Mr. Wijaya.

"Kita harus meminta bantuan Keenan kalau tidak Kenzo, bukankah mereka memiliki anak buah yang pintar dalam hal itu," ucap Mr. Aberto.

"Good, sekarang kita temui Kenzo di kantornya," ucap Daddy Heri.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di kantor Kenzo, sebab jaraknya lumayan dekat. Sesampainya di sana, empat sekawan itu bergegas turun dan berjalan penuh wibawa.

Mr. Aberto bersama ketiga sahabatnya masuk ke ruangan Kenzo tanpa mengetuk pintu.

"Biasakan mengetuk pintu saat masuk ke ruanganku," tegas Kenzo tanpa melihat siapa yang datang.

"Ken!" seru Mr. Aberto membuat Kenzo mendongak dan terkejut.

"Dad? Uncle?" heran Kenzo mengapa Daddy nya dan ketiga sahabatnya ke kantornya.

"Silakan duduk, Dad, Uncle." Mereka berjalan ke arah meja tamu.

"Ada apa?" tanya Kenzo langsung. Sudah jelas pasti ada sesuatu yang penting hingga membuat sang Daddy dan ketiga sahabatnya datang ke kantornya. Kalau tidak, mana mungkin mereka ke kantor, apalagi dengan wajah yang serius.

"Uncle mau minta tolong sama kamu, bantu Uncle mencari keberadaan ketiga putriku. Uncle yakin kamu pasti bisa menemukan mereka," ucap Daddy Heri.

"Uncle udah kerahkan semuanya, tapi sangat sulit sekali menemukan mereka. Apalagi Kinan itu hacker yang sangat handal. Sudah pasti dia sudah tau pergerakan Uncle. Bahkan ruko milik mereka sudah kosong," sambung Daddy Heri seraya mengehela napas.

Kenzo tampak takjub mendengar penjelasan Daddy Heri, ternyata calon istrinya begitu hebat.

"Honey, kamu memang keren. Tidak salah aku memilih kamu jadi calon istriku," ucap Kenzo dalam hatinya.

"Uncle, apa ada petunjuk lain?" tanya Kenzo serius.

"Ah iya, ada yang memberi tautan sebuah video kepada uncle. Di dalam video itu ada anak bungsu uncle yang sedang dibully."

Kenzo sebisa mungkin mengendalikan ekspresinya. Menyembunyikan semua yang ia ketahui tentang Ara, Kinan dan Yasmin. Juga berusaha agar daddynya dan para unclenya tidak ke mansion Kenzo.

Demi keamanan informasi Ara, Kinan dan Yasmin, Kenzo hingga rela membeli sebuah rumah yang cukup besar. Ia menyuruh asistennya untuk mengurus pembelian rumah itu secara diam-diam agar tidak diketahui oleh daddynya.

"Ken, hari ini daddy sama uncle nginep di mansion kamu ya."

Bak petir menyambar di siang bolong. Dugaan Kenzo sangat tepat. Yang perlu Kenzo lakukan saat ini adalah mengulur waktu hingga urusan pembelian rumah itu selesai. Juga Kenzo harus memberi alasan masuk akal agar topik tentang mansionnya teralihkan.

"Ah, Dad. Sepertinya kalian tidak bisa menginap di mansion. Mansion sedang Kenzo perbaiki dan ada sebagian yang Ken rancang ulang Dad," jawab Kenzo santai.

"Tapi tenang saja Dad, Ken sudah membeli sebuah rumah. Tak sebesar mansion memang. Tapi lumayan kok," sambung Kenzo.

Mr. Aberto tampak berpikir sambil memberi tatapan menyelidik kepada Kenzo. Dan betapa hebatnya Kenzo yang bisa menyembunyikan semuanya dengan baik, tanpa celah sedikitpun.

"Baiklah, berikan alamatnya pada Dad. Dad mau mengajak unclemu untuk istirahat sebentar," ucap Mr. Aberto tampak percaya pada Kenzo.

"Bos, rumahnya sudah dapat. Saya akan kirimkan alamatnya."

Sekilas pesan dari asistennya membuat Kenzo lega.

"Baik, terima kasih. Kamu tunggu di sana. Ayah saya akan kesana untuk istirahat. Tolong suruh orang menyiapkan 4 kamar," balas Kenzo.

Kenzo yang sudah mendapatkan alamat rumah barunya itu langsung memberikannya pada daddynya.

"Dad, kalian langsung kesana saja. Disana masih ada asisten Kenzo yang yang Kenzo minta mengambilkan berkas."

"Baiklah kalau begitu. Dad dan unclemu pamit dulu ya. Assalamualaikum," ucap Mr. Aberto.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati Dad," sahut Kenzo.

Kenzo pun mengekor, mengantar Daddy dan unclenya hingga lobby.

Betapa leganya Kenzo melihat kepergian daddynya. Mulai sekarang Kenzo harus lebih waspada dan berhati-hati mengenai Ara, Kinan dan Yasmin agar tidak ketahuan siapapun.