webnovel

Tiga Cinta Sama Sisi

Beni adalah mantan seorang forografer, studionya mengalami musibah kebakaran hebat, yang mengakibatkan usahanya bangkrut. Musibah itu memaksanya pulang dari perantauan, lalu kembali ke kota asalnya, meninggalkan cinta dan segala perjuangannya selama dikota kecil itu. Sekembalinya Beni di kota asalnya, ia bertemu dengan seseorang yang berhasil membuat hari-harinya kembali berwarna cerah. Perempuan itu adalah Bella, seorang vocalis band yang mempunyai karakter kuat. Dengan segudang harapan, ia berusaha untuk melanjutkan hidup dan melupakan kisah di masa lalunya. Tanpa diduga, wanita yang ia cintai di masa lalu itu kembali hadir disaat Beni baru saja menikahi Bella. Bayangan masa lalu kembali hadir. Mengembalikan trauma dan rasa sakitnya diwaktu itu. Bella Istrinya Beni itu baru menyadari, ternyata ia satu kampus dengan Icha, mantan kekasihnya di masa lalu. Mereka dipertemukan melalui sebuah projek pemotretan. Bella dan Icha semakin bertambah akrab, mereka saling menyukai satu sama lain. Melihat keakraban mereka, Beni merasa kikuk dan serba salah. Di suatu event musik, terjadi kejadian yang mengerikan. Bella terluka, hingga membuatnya terkapar di IGD. Ada satu permintaan Bella yang sangat mengejutkan, Beni sama sekali tidak menyangka istrinya itu meminta satu hal yang tidak masuk akal. Bagaimana ya kisah mereka selanjutnya?

elaangpraatamaa · Urban
Not enough ratings
314 Chs

Bab 44 - Berharap ini semua mimpi

Pagi itu, suasana di rumah sakit begitu tenang. Tapi tidak dengan perasaan dan hati Beni. Jika saja jiwa mempunyai bentuk dan terbuat dari bahan kerupuk, dapat dipastikan jiwanya saat ini telah hancur, remuk, bubuk, dan tidak lagi berbentuk.

Bagaimana tidak? Calon bayinya gugur, kondisi istrinya terluka parah dan kekurangan darah. Salah satu organ tubuhnya bahkan sudah tidak berfungsi lagi.

Hampir satu malam penuh Beni tidak dapat memejamkan matanya, baru saja sekejap ia terlepap, tiba-tiba Beni terjaga dan bangkit dari kursi yang berjejer di ruang tunggu itu. Rasa sakit dan pegal-pegal di badannya sama sekali tidak ia perdulikan, apalagi penampilan buruknya pagi ini.

Matanya nampak memerah, jauh dari kata cerah. Tatapan kedua bola matanya tanpa arah yang pasti.

Beni lalu terduduk, kedua lengannya kuat meremas rambutnya yang kusut itu, Ia berharap semua yang terjadi, hanyalah mimpi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com